CERAMAH YANG DI SELINGI TERTAWA DAN HUMOR

CERAMAH YANG DI SELINGI TERTAWA DAN HUMOR

mz

                Ceramah adalah sarana menyadarkan umat,membuka hati dan menguras sifat sifat tercela dan menggantikanya dengan sifat sifat terpuji sehingga akan timbullah di hati para umat itu taqwa kepda Alloh Swt.yang kuat dan selalu taat juga takut berbuat maksiat,

Tetapi realita yang ada sekarag ini banyak sekali para mubaligh yang menjadikan ceramah sebagai bahan tertawa dan hiburan para umat.ada yang melakukan semua itu karena dengan tujuan supaya laku ceramahnya dan ada pula yang karena ttidak tahu hukum agama.

Sebenarnya bagaimana hukumnya ceramah agama yang di selingi dengan kata kata atau cerita lucu agar yang hadir tertawa seperti umumnya yang terjadi pengajian pengajian umum….?

Rosululloh Saw. Bersabda :

أَقِلِ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقلْبَ

Kurangilah tertawa, karena banyak tertawa mematikan hati”.

Apabila ceramah agama di selingi dengan banyak tertawa maka para umat akan pulang dengan membawa tawa bukan taqwa kepada Alloh Swt.dan hal ini telah keluar dari tujuan Mau’idzoh dan bertolak 180 derajat dengan pidato Nabi Saw. Seperti yang di sampaikan oleh Shohabat Jabir Ra.:

Nabi Saw. Apabila berpidato, merah kedua matanya,lantang suaranya,dan memuncak amarahnya hingga se olah olah panglima perang yang memberi peringatan dengan mengatakan : Awas musuh akan mengganggu kalian di pagi dan sore hari. Beliau bersabda : Aku di utus, sedang aku dan kiamat sangat dekat seperti dua jari ini”.(dalilul falihin juz 1 hal.438).

Bahkan kadang kadang pidato Rosululloh Saw. Lebih daripada keterangan di atas. Seperti yang di sampaikan oleh Al Irbad bin Sariyah Ra.:

وعظَنَا رسول الله صلى الله عليه وسلم مَوْعِظَةً بَلِيْغَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ وَّذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ

Nabi Saw. Menyampaikan kepada kami sebuah mau’idzoh yang sangat mengetuk hati dan sangat berkesan di jiwa sehinga hati kita ketakutan dan mata kita bercucuran,karena takut mendengar siksa Alloh Swt”.

Oleh karena itu mereka pulang membawa taqwa yang mencapai klimaksnya,jiwa yang bersih penuh cahaya iman ,khusyu’ dan khudu’.

Imam Al Jordani berkata :

Di anjurkan pidato itu berkobar kobar agar meresap ke dalam jiwa dan berkesan di dalam hati,apalagi jika keluar dari dalam hati yang bagus yang selamat dari noda dan kotoran.(Jawahirul Lu’luiyah hal.266).

Ibnu Allan berkata:

Sedemikian rupa keadaan Nabi Saw. Ketika berpidato karena sangat menyayangi dan mengasihi umatnya dan sangat menghawatirkan mereka dari fitnah di hari kiamat dan kesengsaraanya.(Dalilul Falihin juz 1 hal.438).

Ada seorang yang bertanya kepada Abul Qosim : Kenapa ulama sekarang ini tidak memberi kesan pada pendengarnya..? kemudian sang guru sufi ini menjawab : Ulama zaman dulu terjaga sedang umatnya tidur,mereka itu orang yang terjaga dan mebangunkan orang yang tidur, sedang ulama sekarang tidur dan umatnya mati. Maka mana mungkin orang tidur bisa membangunkan orang mat..?.(Jawahirul lu’luiyah hal.267).

Yang di maksud di atas adalah pidato yang serius,lalu bagaimana jika pidato yang bergurau..?justru malah akan lebih berbahaya, karena akibatanya orang yang terjaga akan menjadi tidur dan yang tidur akan mati.

أَفَمِنْ هَذَالْحَديْثِ تَعْجَبُوْنَ وَتَضْحَكُوْنَ ولَا تَبْكُوْنَ وَأَنْتُمْ سَامِدُوْنَ

apakah karena Al Qur’an (yang menerangkan syari’at dan yang lain lain)ini kalian heran,tertawa dan tidak menangis, sedangkan kalian sombong?”.(An Najm 59-60).

Pendapat para ulama.:

Tanbighul ghofilin hal.71 :

كان النبي صلى الله عليه وسلم لَا يَضْحَكُ إِلَّا تَبَسُّمًا وَلَا يَلْتَفِتُ إِلَّا جَمِيْعًا يَعْنِي يَلْتَفِتُ بِجَمِيْعِ وَجْهِهِ فَفِى هَذَا لْخَبَرِ دَلِيْلٌ عَلَى أَنَّ التَّبَسُّمَ مُبَاحٌ وَإِنَّمَا نَهْيُ عَنِ الضَّحِكِ بِالْقَهْقَهَةِ

Nabi Saw.tidak tertawa kecuali senyum dan tidak menoleh kecuali menghadap dengan seluruh wajahnya.ini dalil bahwa senyum itu mubah sedangkan yang di larang hanyalah terbahak bahak”.

Al Bajury juz 2 hal 71 :

وَمِنْ ذَلِكَ إِكْثَارُ الْحِكَايَاتِ الْمُضْحِكَةِ بَيْنَ النَّاسِ بِحيْثُ يَصِيْرُ ذَلِكَ عَادةً لَهُ

Di antara perbuatan mubah yang hina yang menghilangkan sifat adil adalah sering bercerita cerita yang menertawakan di antara orang banyak sekiranya sudah menjadi adat kebiasaan”.

Tanbih hal 70 :

وَأَمَّا قَوْلُهُ الضَّحِكُ مِنْ غَيْرِ عَجَبٍ يَعْنِي بِالضَّحِكِ الْقَهْقَهَةِ وَهُوَ مَكْرُوْهٌ وَهُو مِنْ عَمَلِ السُّفَهَاءِ

Adapun kata “tertawa tanpa sesuatu yang menakjubkan” yang di maksud adalah dengan tertawa terbahak bahak. Hal itu makruh dan perbuatan orang dungu”.

Tanbih hal 72 :

رُوِيَ عَنْ الْأَوْزَاعِي فِي قَوْلِ الله عز وجل :

Di riwayatkan dari Al Auza’iy, tentang ayat:

مَا لِهَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَلَا كَبِيْرَةً إِلّاَ أَحْصَاهَا

Beliau berkata :

أَلصَّغِيْرةُ التَّبَسُّمُ وَالْكَبِيْرَةُ الْقَهْقَهَةُ يَعْنِى أَنَّ الْقَهْقَهَ مِنَ الْكَبَائِرِ

 Asshoghiroh adalah senyum sedangkan Al kabiroh adalah terbahak bahak yakni terbahak bahak itu bagian dari dosa besar”.

Jami’us Shoghir juz 1 hal 180.:

إن الرجل ليتكلم بالكلمة لا يرى بها بأسا ليضحك بها القوم وإنه ليقع بها أبعد من السما       رواه أحمد

“Hadits Nabi Saw.:”Sesungguhnya seorang melontarkan satu kata saja untuk membuat orang banyak tertawa(yang di anggap tak ada resikonya) sesungguhnya ia jatuh lebih jauh daripada jarak langit dan bumi”.

Jami’us Shoghir juz 1 hal 180.:

ويل للذي يحدث فيكذب ليضحك به القوم ويل له ويل له           رواه احد وأبو داوود والترمذي والحاكم

Hadits Nabi Saw.:”Neraka wail bagi orang yang berkata dusta agar orang orang tertawa.Wail baginya, sekali lagi neraka wail baginya”.

Kesimpulan :

Hukumnya tidak boleh apalagi bila di tambah dengan kata kata kotor atau cerita atau karangan bohong dan apalagi bila di dukung dengan gerakan yang tidak sopan