TAHLILAN ADALAH TRADISI MASYARAKAT YANG BAIK
Tahlilan adalah tradisi ritual yang komposisi bacaanya terdiri dari beberapa ayat Al Qur’an tahlil,tasboh,tahmid,sholawat dan lain lain. Bacaan tersebut di hadiahkan kepada orang orang yang telah meninggal, baik di lakukan secara berjamaah atau sendiri sendiri.
Tahlilan biasanya di lakukan selama tujuh hari dari meninggalnya seseorang,hari ke empat puluh,100,1000,tiap malam jum’at atau acara haul dan lain lain.
Imam Nawawy dalam kitabnya Al adzkar hal.12 menjelaskan :
إِعْلَمْ اَنَّ الذِّكْرَ مَحْبُوْبٌ فِى جَمِيْعِ الْأَحْوَالِ إِلَّا فِى أَحْوَالٍ وَرَدَ الشَّرْعُ بِاسْتِثْنَاءِهَا
“Ketahuilah bahwa dzikir itu baiksekali di amalkan di mana saja dan kapan saja, kecuali dalam waktu waktu dan hal yang di larang oleh syara’.”
Imam Nawawy juga menerangkan dalam Al Adzkar hal.8 :
إعْلَمْ أَنَّهُ كَمَا يُسْتَحَبُّ الذِّكْرُ يُسْتَحَبُّ الْجُلُوْسُ فِى حَلَقِ أَهْلِهَا وَقَدْ تَظَاهَرَتِ الْأَدِلَةُ عَلَى ذَلِكَ
“Ketahuilah, sebagaimana dzikir sunnah hukumnya, begitu pula duduk dalam kalangan atau lingkaran majlis dzikir bersama sama orang yang dzikir adalah sunnah juga, karena banyaknya dalil yangmenyatakan sunnahnya dzikir berjama’ah”.
1.Makna sebuah tradisi
Tradisi adalah sesuatu yang terjadi berulang ulang dengan di sengaja,bukan terjadi secara kebetulan,
Dalam hal ini seorang ulama wahabi kontemporer dari saudi arabia syeh Sholih bin Ghonim Al Sadlan berkata :
وَفِى دُرَرِ الْحُكَّامِ شَرْخِ مَجَلَّةِ الْأَحْكَامِ الْعَدْلِيَّةِ قَالَ : أَلْعَادَةُ هِيَ الْأَمْرُ الَّذِي يَتَقَرَّرُ فِى النُّفُوْسِ وَيَكُوْنُ مَقْبُوْلًا عِنْدَ ذَوِى الطِّبَاعِ السَّلِيْمَةِ (الشيخ صالح بن غانم السدلان ,فتوى الفقهية وما تفرع عنها ص.333
“Adat tradisi adalah sesuatu yang menjadi keputusan pikiran banyak orang dan di terima oleh orag orang yang memiliki karakter yang normal”.
2. Hukum melanggar tradisi masyarakat
Melanggar tradisi masyarakat adalah hal tidak baik selama tradisi tersebut tidak di haramkan oleh agama.
Dalam hal ini Imam Ibnu Muflih Al Hanbali yaitu murid terbaik Imam ibnu Taimiyah berkata :
“Imam Ibnu ‘Aqil berkata dalam kitab al funun,”Tidak baik keluar dari tradisi masyarakat,kecuali tradisi yang haram, karena Rosululloh Saw, telah membiarkan ka’bah dan berkata :”Seandainya kaummu tidak baru saja meninggalkan masa masa jahiliyah…”Sayyidina Umar Ra. Berkata :Seandainya orang orang tidak akan berkata,Umar menambah Al Qur’an,Aku akan menulis ayat rajam di dalam nya”. Imam Ahmad bin Hanbal meninggalkan dua roka’at sebelum maghrib karena masyarakat mengingkarinya. Di dalam kitab Al Fushul di sebutkan tentang dua roka’at sebelum maghrib bahwa imam kami Ahmad bin Hanbal pada awalnya melakukanya,namun kemudian meninggalkanya. Dan beliau berkata :”Aku melihat orang orang tidak mengetahuinya”. Ahmad bin Hanbal juga memakruhkan melakukan qodlo sholat di mushola pada waktu di lakukan sholat ‘ied,Beliau berkata:”Saya hawatir orang orang yang melihatnya akan ikut ikutan melakukanya”.(Al Adab As Syar’iyyah juz 2 hal 47).
Begitu juga tahlilan yang merupakan tradisi masyarakat yang tidak ada pengharamanya di dalam Al Qur’an. Komposisi tahlilan yang terdiri dari beragam dzikir ini telah berlangsung sejak berabad abad yang lalu.
Imam Ibnu Taimiyyah Al Harroni yang merupakan ulama panutan kaum Wahhabi pernah di tanya tentang ritual seperti tahlilan itu,dan beliau justru menganjurkanya dan membenarkanya.
Beliau berkata :
وسثئِلَ عَنْ رَجُلٍ يُنْكِرُ عَنْ أَهْلِ الذِّكْرِ يَقُوْلُ لَهُمْ : هَذَا الذِّكْرُ بِدْعَةٌ وَجَهْرُكُمْ فِى الذِّكْرِ بِدْعَةٌ وَهُمْ يَفْتَتِحُوْنَ بِالْقُرْأنِ وَيَخْتَتِمُوْنَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ لِلْمُسْلِمِيْنَ الْأَحْيَاءِ وَالْأَمْوَاتِ وَيَجْمَعُوْنَ التَّسْبِيْحَ وَالتَّحْمِيْدَ والتَّهْلِيْلَ والتَّكْبِيْرَ وَالْحَوْقَلَةَ وَيُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم .فَأَجَابَ : أَلْإِجْتِمَاعُ لِذِكْرِ اللهِ وَاسْتِمَاعِ كِتَابِهِ وَالدُّعَاءِ عَمَلٌ صَالِحٌ وَهُوَ مِنْ أَفْضَلِ الْقُرُبَاتِ وَالْعِبَادَاتِ فِى الْأَوْقَاتِ فَفِى الصَّحِيْحِ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ :إِنَّ لِلّهِ مَلَائِكَةً سَيَّاحِيْنَ فِى الْأَرْضِ فَإِذَا مَرُّوْا بِقَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَنَادَوْا هَلُمُّوْا إِلَى حَاجَتِكُمْ , وَذَكَرَ الْحَدِيْثَ وَفِيْهِ (وَجَدْنَاهُمْ يُسَبِّحُوْنَكَ وَيَحْمَدُوْنَكَ)..وَأَمَّا مُحَافَظَةُ الْإِنْسَانِ عَلَى أَوْرَادٍ لَه’ مِنَ الصَّلَاةِ أَوِ الْقِرَاءَةِ أَوِ الذِّكْرِ أَوِ الدُّعَاءِ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُتُفًا مِنَ الَّيْلِ وَغَيْرُ ذَلِكَ : فَهَذَا سُنَّةُ رًسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَالصَّالِخِيْنَ مِنْ عِبَادِ اللهِ قَدِيْمًا وَحَدِيْثًا (فتاوى إبن تيمية جزأ 22 ص: 520)
”Beliau di tanya tentang seorang yang memprotes ahli dzikir berjama’ah dengan berkata kepada mereka bahwa : “Dzikir kalian ini bid’ah,mengeraskan suara yang kalian lakukan juga bid’ah”. Mereka memulai dan menutup dzikirnya dengan Al Qur’an,lalu mendo’akan kaum muslimin yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,mereka mengumpulkan antara tasbih,tahmid tahlil,takbir,hauqolah dan sholawat kepada Nabi Saw?”. Lalu Ibnu Taimiyyah menjawab :” Berjama’ah dalam berdzikir,mendengarkan Al Qur’an dan berdo’a adalah amal sholeh,termasuk qurbah dan ibadah yang paling utama dalam setiap waktu. Dalam shohi Bukhori, Nabi Saw, bersabda :”Sesungguhnya Alloh Swt memiliki banyak malaikat yang selalu bepergian di muka bumi,apabila mereka bertemu dengan sekumpulan orang yang sedang berdzikir kepada Alloh Swt, Maka mereka memanggil,”Silahkan sampaikan hajat kalian”.lanjutan hadits tersebut terdapat redaksi “Kami menemukan mereka bertasbih dan bertahmid kepadamu”…adapun memelihara rutinitas aurod seperti sholat,membaca Al Qur’an berdzikir atau berdo’a,setiap pagi dan sore hari serta sebagian pada waktu malam dan lain lain, Hal ini merupakan tradisi Rosululloh Saw dan hamba hamba Alloh Swt yang sholeh zaman dulu dan sekarang”. (Majmu’ Fatawi Ibnu Taimiyah juz 22 hal 520).
Pernyataan Imam Ibnu Taimiyah di atas memberikan kesimpulan bahwa dzikir berjama’ah dengan komposisi bacaan yang beragam antara ayat Al Qur’an,tasbih,tahmid,tahlil,sholawat dan lain lain seperti yang terdapat dalam tradisi tahlilan adalah amal sholeh dan termasuk qurbah dan ibadah yang paling utama dalam setiap waktu.
Dalam hadits yang di riwayatkan oleh Imam Muslim di sebutkan Bahwa Nabi Saw. Bersabda :
لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ مَنْ يَقُوْلُ :ألله أَللهُ….
“Tidak akan datang kiamat sehingga tidak ada lagi orang yang berdzikir dengan membaca “Alloh Alloh” di muka bumi ini”.(HR.Muslim).