HUKUM MENCABUT RAMBUT UBAN
عن عمروبن شعيب عن ابيه عن جده رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لاتفتفواالشيب فانه نورالمسلم يوم القيامة، حديث حسن،
رواه ابوداودوالترمذي والنسائي باسانيد حسنة،
قال الترمذي: هوحديث حسن.
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya ra. dari Nabi saw., Bahwasanya beliau bersajada :
“Janganlah kamu sekalian mencabut uban, karena sesungguhnya uban itu merupakan cahaya orang islam nanti pada hari kiamat”. (riwayat Abu Daud, At Turmudzy dan An Nasa’i).
REFERENSI :
Riyadhus Shalihin jilid 2 no.286
Bab. Larangan mencabut uban rambut kepala dan jenggot
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لا تنتفوا الشيب فإنه نور يوم القيامة ومن شاب شيبة في الإسلام كتب له بها حسنة وحط عنه بها خطيئة ورفع له بها درجة
“Janganlah mencabut uban karena uban adalah cahaya pada hari kiamat. Siapa yang memiliki sehelai uban dalam Islam (dia muslim), maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya 2985. Sanad hadis dinilai hasan oleh Syu’aib Al-Arnauth)
Sebelum menyebutkan hadis ini, Ibnu Hibban mengatakan :
ذِكْرُ كَتْبَةِ اللَّهِ جَلَّ وَعَلَا الْحَسَنَاتِ، وَحَطِّ السَّيِّئَاتِ، وَرَفْعَ الدَّرَجَاتِ لِلْمُسْلِمِ بِالشَّيْبِ فِي الدُّنْيَا
“Hadits yang menceritakan bahwa Allah akan mencatat kebaikan, menghapuskan kesalahan dan akan meninggikan derajat seorang muslim karena uban ketika di dunia.” (Shahih Ibnu Hibban, 7:253).
1. Kebanyakan ulama memahami larangan ini hanyalah makruh saja, tidak sampai haram, bahkan ada yang berpendapat jika uban itu menimbulkan gatal sehingga mengganggu, maka boleh dicabut, sesuai dengan Kaidah Hukum Islam “Ad-Dlararu yuzalu syar’an”, yang artinya: “Menurut syara’ sesuatu yang membahayakan (mengganggu) itu boleh dihilangkan”.