CONTOH MENYELAM SAMBIL MINUM AIR DALAM FIQH ISLAM

CONTOH MENYELAM SAMBIL MINUM AIR DALAM FIQH ISLAM

IMAM SYAFI'I RA
Jika ada sapi atau domba di sembelih dan dia dalam keadaan hamil, apakah anak yang di kandung di hukumi suci? Dan anaknya juga ikut mati ketika ibunya di sembelih.

Jika janin atau anak sapi atau domba mati dalam kandungan
ketika induknya di sembelih maka HALAL
“Sembelihan janin (cukup) dengan sembelihan ibunya.”

Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra ia berkata: kami (para shohabat) berkata: “Wahai Rosulalloh, kami
menyembelih onta, sapi dan kambing,
lalu kami mendapatkan janin di dalam
perut binatang tersebut, apakah kami
membuang (janin binatang) itu, atau
Bolehkah kami memakannya?” Maka
Nabi menjawab:

“Jika kalian suka,
silakan memakannya, karena
menyembelih janin binatang adalah
dengan menyembelih induknya.”
(HR.
Abu Daud.)

MEMBERSIHKAN DUA HADATZ BESAR DALAM SATU KALI MANDI


Seorang suami istri melakukan hubungan,,
terus Tidur nda mandi dulu, terus pagi mau mandi ternyata tamu tak di undangnya datang,, yang saya tanyakan langsung mandi
atau nunggu selesai haidnya…?

Mau mandi janabat dulu boleh, mau sekalian disatukan dengan mandi haidl pun tidak dilarang

ولو كان على امرأة غسل جنابة وحيض فنوت أحدهما صح غسلها وحصلا جميعا بلا خلاف

Bila pada wanita terdapat kewajiban mandi janabat dan mandi haidl kemudian ia niat mandi untuk salah satunya maka sah mandinya dan tercapailah kedua mandinya secara keseluruhan dengan tanpa terdapat perbedaan pendapat ulama.

Al Majmu’ ala Syarh al Muhadzdzab juz 1 hal. 327

Bahkan menurut Imam an Nawawi bila padanya terdapat najis juga sah dengan sekali basuhan untuk menghilangkan hadats sekaligus najisnya bila najisnya tergolong najis hukmiyyah.

(وإزالة النجاسة إن كانت على بدنه) أي المغتسل وهذا ما رجحه الرافعي وعليه فلا تكفي غسلة واحدة عن الحدث والنجاسة، ورجح النووي الاكتفاء بغسلة واحدة عنهما، ومحله ما إذا كانت النجاسة حكمية، أما إذا كانت النجاسة عينية وجب غسلتان عندهما

Dan menghilangkan najis terlebih dahulu yang terdapat pada badannya, pendapat ini dikuatkan oleh ar Rofi’i, menurut beliau tidak cukup satu basuhan untuk menghilangkan hadats sekaligus najis, namun Imam an Nawawi menguatkan pendapat yang menyatakan cukup dengan sekali basuhan untuk menghilangkan keduanya bila najisnya tergolong najis hukmiyyah sedang bila najisnya tergolong ‘ainiyyah menurut kedua imam diatas tetap diwajibkan dengan dua kali basuhan.

Fath al-Qarib juz I hal. 15

القاعدة التاسعة
إذا اجتمع أمران من جنس واحد و لم يختلف مقصودهما دخل أحدهما في الآخر غالبا
فمن فروع ذلك :
إذا اجتمع حدث و جنابة كفى الغسل على المذهب كما لو اجتمع جنابة و حيض

Jika 2 perkara berkumpul dari jenis yang sama dan maksudnya tidak berbed beda maka salah satunya bisa masuk pada yang lain secara umum

diantara cabang-cabangnya yaitu : jika berkumpul antara hadats dan janabah, maka cukup mandi 1 kali sebagaimana berkumpulnya janabah dan haidl

Asybah wan Nadzoir juz 1 hal 241

Leave your comment here: