SEJARAH NUZULUL QUR’AN DAN TRADISI TADARUS DI MALAM ROMADLON

SEJARAH NUZULUL QUR’AN DAN TRADISI TADARUS DI MALAM ROMADLON

imagesBOCAH              Diantara ibadah yang diutamakan pada Bulan Romadlon adalah memperbanyak membaca al-Qur’an. Hal ini sebagai penghormatan dan tabarrukan atas pertama kali diturunkannya al-Qur’an oleh Malaikat Jibril kepada Rosululloh pada malam 17 Romadlon, yaitu malam yang terkenal dengan sebutan Nuzulul Qur’an.

Di kisahkan bahwa keprihatinan Rosul melihat kondisi dan prilaku bangsa arab yang jahiliyah membuat beliau melakukan tahanus atau tapa brata di gua hiro, hingga akhirnya Malaikat Jibril di perintahkan oleh Alloh agar datang menyampaikan wahyu yang pertama, yaitu surat al Alaq. Bahwa malaikat Jibril menemui Rosul dengan bentuk aslinya, di riwayatkan bahwa besarnya malaikat Jibril adalah ketika seluruh air laut di dunia ini di lipatgandakan tujuh kali, ketika di taruh di kepala malaikat Jibril, maka tidak akan ada yang menetes. Sehingga Muhammad pada saat bertemu menjadi “ketakutan” dan menggigil. Kemudian Rosul di beritahu oleh malaikat Jibril bahwa dia adalah di tugaskan oleh Alloh untuk menyampaikan wahyu.

Iqro.”bacalah”, dan Rosul pun menjawab bahwa : Ma ana bi qori’, “saya sama sekali tidak bisa membaca”. Kemudian di peluklah tubuh Rosul oleh malaikat Jibril sambil berkata : Iqro iqro, dan Rosulpun tetap menjawab dengan jawaban yang sama, ma ana bi qori. Malaikat Jibril meneruskan dengan mengucapkan Iqro’ bismirobbikal ladzi kholaq.

Nabi kemudian pulang ke rumah beliau sambil ketakutan, dan beliau menceritakan kejadian itu kepada istri beliau yaitu dewi Khodijah ra, wanita terkaya dan tercantik juga sholihah di makkah al mukarromah. Sebagai istri yang sholihah, dewi khodijahpun berusaha menenangkan Rosul dengan kata kata :

Bahwa yang menemui Rosul adalah bukan jin atau syaitan, karena Rosul adalah orang yang baik dan pada saat itu sudah bergelar al Amin, “Orang yang bisa di percaya”. Karena memang Rosul belum pernah dan tidak akan pernah berbohong.

Namun Rosul masih tetap menggigil dan meminta di selimuti oleh istrinya, sambil tetap berusaha menenangkan suaminya, dewi Khdijah berkata :

Kalau makhluk itu datang lagi ke sini maka akan saya tangkal.

Benar, bahwa ternyata malaikat Jibril datang lagi ke rumah Rosul, maka rosul pun memberitahukan kepada istrinya. Dewi Khodijahpun membuka pakainya, dan malaikat Jibril lari ketakutan. Hal itu di lakukan oleh dewi Khodijah untuk membuktikan kebenaran dugaanya, bahwa yang menemui Rosul pasti bukan jin atau syaitan, dengan kaburnya malaikat jibril ketika dewi Khodijah membuka pakaian, itu sudah cukup bukti bahwa dugaanya adalah benar, beliau menyampaikanya kepada Rosul.

“Yang menemui Rosul adalah malaikat, karena apabila syaitan atau jin tidak akan lari bila melihat aurat manusia”.

Begitulah, 17 Romadlon menjadi awal permulaan Rosululloh saw menerima wahyu hingga berlangsung selama kenabian. Suarat al Alaq yang pertama, kemudian al Qolam, kemudian surat al Mudatstsir, kemudian surat al Muzammil dan baru al Fatihah, bahkan al Baqoroh adalah surat yang ke 87.

Selain menjadi pedoman dan tuntunan bagi umat muslim sedunia, al-Qur’an juga merupakan sumber pahala bagi umat Muhammad, karena siapapun yang membaca al-Qur’an akan mendapatkan pahala (al muta’abba bitilawatih).

Imam Muslim meriwayatkan hadits :

Dari Abu Umamah ra. Dia mendengar bahwa Rosululloh saw. Bersabda :

“Bacalah al Qur’an, sesungguhnya al Qur’an itu akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at kepada orang yang selalu membacanya”.

Shohabat Abu Dzar ra, pada suatu waktu meminta nasihat kepada Rosululloh saw. Rosul pun memberinya nasihat agar bertaqwa kepada Alloh, karena sesungguhnya taqwa adalah modalmu.

Shohabat Abu Dzar pun meminta tambahan nasihat lagi kepada Rosululloh saw. Dan Rosul bersabda :

“Hendaknya engkau selalu membaca al Qur’an, karena al Qur’an itu adalah cahaya bagimu di dunia ini dan merupakan tabungan di langit”.

Hadits ini di riwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban.

Hebatnya al Qur’an tidak hanya bagi para pembacanya saja, bhakan orang yang mendengarkan bacaan al Qur’an pun ikut mendapatkan pahala.

Ada sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad ra. Bahwa Rosululloh saw bersabda :

“Barang siapa yang mendengarkan bacaan al Qur’an, maka baginya pahala yang berlipat ganda, dan bagi yang membacanya mendapatkan cahaya di hari kiamat”.

Dengan kata lain, al-Qur’an memiliki makna dan fungsi lebih apabila dibaca sebagai teks suci dan tidak hanya ditulis atau diterjemahkan saja. Oleh karena itu, untuk menjaga keshohihan Rasulullah dalam menghafal dan membaca al-Qur’an, malaikat Jibril selalu datang di malam bulan Romadlon guna bertadarrus langusng dengan Rosululloh saw. dengan cara berhadap-hadapan. Di sinilah akar tradisi tadarrus al-Qur’an di malam Romadlon sebagaimana yang kita ketahui bersama sampai saat ini.

Hadits dari riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnadnya yang meceritakan kejadian itu. Bahwa :

“Dari Ibn ‘Abbas RA bahwa Rosululloh SAW adalah orang yang paling pemurah. Sedangkan saat yang paling pemurah bagi beliau pada bulan Raomaodlon adalah pada saat malaikat Jibril mengunjungi beliau. Malaikat Jibril selalu mengunjungi Nabi setiap malam bulan Romadlon, lalu melakukan mudarosah al-Qur’an dengan Nabi. Rosululloh SAW ketika dikunjungi malaikat Jibril, lebih dermawan dari angin yang berhembus.” (Musnad Ahmad: 3358)

  1. Masjid Kita says:

    Semua artikel yang saya baca mengatakan bahwa pada saat itu nabi menjawab MA ANA BI QIRI..

    Saya ingin tahu hadits tentang itu, hadits yang mengatakan bahwa nabi menjawab dengan kalimat MA ANA BI QIRI, siapa perawinya, shohih atau tidak haditsnya, apa Nabi sendiri yang bilang lalu ditulis ulang sama perawi, atau bagaimana?

    Kalau bukan nabi yang bilang (mengenai kejadian wahyu pertama itu), lalu artinya perawi hadits itu dong berarti yang bilang bahwa nabi menjawab dengan kalimat MA ANA BI QIRI tsb… bagaimana caranya? Apakah sang perawi mengintip kejadian di gua hiro atau bagaimana?

Leave your comment here: