FORMASI DAN DILEMA SHAF AWAL DALAM JAMAAH
FORMASI DAN DILEMA SHAF AWAL DALAM JAMAAH
Shalat jamaah akan mendapat fadlilah yang sempurna ketika memenuhi berbagai aspek, diantaranya formasi tatanan shaf yang benar. Seperti di masjid Lirboyo yang selalu ramai dipenuhi santri-santrinya yang berjamaah, entah karena alasan apa mereka lebih memilih bahkan berebut untuk memenuhi masjid terlebih dahulu, baru kemudian melebarkan shafnya menyamping ke arah serambi yang berada di kanan kiri masjid.
Fenomena lain, ketika musim penghujan, banyak tempat di serambi yang basah oleh air hujan. Faotomatis, para jamaah memilih tempat yang kering, sehingga shaf jadi tak beraturan. Bahkan, formasi shaf tak beraturan juga sering terjadi karena memang sengaja dikosongi guna menyediakan jalan untuk lewat para santri lain yang ingin melaksanakan jamaah.
Pertanyaan :
- Manakah yang lebih diprioritaskan antara memenuhi masjid terlebih dahulu atau mengisi shaf terdepan meski harus melebar menyamping ke serambi?
Jawaban :
Lebih diprioritaskan mengisi shaf awal walaupun harus melebar menyamping ke serambi.
Referensi.
1. �Umdatul mufti wal mustafti juz 1 hal. 132
2. Al Fatawi Kubro juz 1 hal. 181 3. Al Fatawi Kubro juz 1 hal. 199 |
4. Al Fatawi Kubro juz 1 hal. 225
5. Tuhfatul habib �ala syarhil khotib juz 2 hal. 343 |
- Sejauh manakah batasan afdlaliyyah shaf awal ke arah samping (hanya sebatas lokasi masjid, serambi atau bahkan sampai luar?
Jawaban :
Batasan afdlaliyah shaf awal adalah ke arah samping walaupun sampai keluar Masjid
Referensi.
1. Umdaul mufti wal mustafti juz 1 hal. 132 |
- Fenomena seperti dalam deskripsi (basah dan untuk lewat) yang menjadikan shaf tak beraturan, dapatkah menggugurkan fadlilah jamaah atau shaf?
Jawaban :
Tidak sampai menggugurkan fadlilahnya jama’ah, sebab hal tersebut termasuk udzur.
Referensi.
1. Bugyatul musytarsyidin juz 1 hal. 132 | 2. Tuhfatul Muhtaj juz 8 hal. 157 |