CINTA MUSLIMAH SEJATI Bag.11

CINTA MUSLIMAH SEJATI Bag.11

LOV.jpg                Beiau membuka kacamatanya, lalu meletakanya di atas meja dengan agak bersuara keras.

Anda datang jam berapa? Tiba tiba dia bertanya dengan tegas, yang membuatku kaget setengah mati.

Anda datang jam berapa? Dia mengulangi pertanyaanya dengan nada semakin tinggi

Jam 8 pak… “ Begitu jawabku dengan gemetar

Masya Alloh… Menakutkan sekali.. Bola matanya mendelik sehingga seakan mau lompat dari lubangnya…

Giginya bergemeletuk seperti sedang mengunyah, kumisnya berdiri semua, seperti moncong senapan pasukan yang ada di barisan terdepan dalam pertempuran. Siap menembak kepalaku yang persis ada di depanya.

Anda tahu sekolah ini masuk jam berapa?

Anda tahu berjuang untuk siapa?

Anda tahu disini sebagai siapa?

Pertanyaan pertanyaan dengan nada tinggi di tujukan kepadaku tanpa aku di suruh menjawabnya.

Dia terus memberi ceramah dengan marah sampai 5 menit lamanya, aku hanya diam menggigil di depanya.

“Kalau ada lomba marah di stasiun TV mungkin dia akan menjadi pemenangnya”, begitu pikirku di dalam hati.

Tapi…. Tiba tiba aku ingat sebuah senyum yang indah sekali, yang menggetarkan jiwa. Jiwaku sebagai wanita, yaitu senyum sang pengendara ninja, ku kenang wajahnya.. kebaikanya… kemisteriusanya.

Aku juga ingat bahwa aku juga belum berterima kasih kepadanya.

Aku tersenyum sendiri mengingatnya, tanpa sadar sedang di marahi oleh kepala sekolah yang sedang marah.

Siapa dia sebenanrnya?.. tanyaku di dada

Apa dia malaikat dari surga? Ah.. tidak mungkin.

Aku jadi tersenyum sendiri di saat mengingat senyumnya yang terakhir.

Saat meninggalkanku tanpa berkata apa apa, hanya tersenyum saja, senyum yang sangat mempesona yang telah terpatri indah di dalam dada ini

Derr…!!!

Tiba tiba terdengar gebrakan dengan keras di depanku. Terlihat kepala sekolah sangat marah kepadaku.

Kembali ke meja anda cepat… dia menyuruhku dengan kasar atau lebih tepatnya mengusir

Aku berdiri dengan segera karena takut mendapat marah yang selanjutnya sambil berlalu dari hadapan kepala sekolah, aku masih sempat mendengar dia berkata dalam gerutunya.

“Di marahi malah cengar cengir sendiri…”

Sambil berlalu hatiku berbisik

“Aku bertaubat kepadamu ya Alloh.. Astaghfirulloh..”

Bel panjang berbunyi seperti terompet yang di tiup anak anak di saat merayakan tahun baru, ku tengok jam di dinding kantor sekolah. Di sana, jarum panjang menunjuk ke arah angka 12, sedangkan jarum pendek yang lebih gemuk bentuknya, menunjuk ke arah 11. Di sebelahnya ada jarum kurus berwarna merah yang bergerak dengan cepat menunjuk titik titik hitam di antara angka angka.

Tiba tiba aku menjadi berfikir akan sesuatu setelah melihat jam itu, ku pandangi dengan pasti jam itu, ku awasi gerakan jarum jarumnya yang semuanya berbeda bentuk.

Jarum berwarna merah yang kurus itu selalu menunjuk titik titik hitam dia antara angka angka, yang kalau kita fahami dan kita renungkan, berarti dia menginformasikan kepada manusia bahwa manusia itu berkurang umurnya dalam setiap gerakanya, gerakanya adalah 1 detik dalam waktu.

Juga dia mengingatkan kita agar selalu memaksimalkan kesempatan yang masih tersisa dalam waktu kita.

Ada yang mengatakan bahwa “Satu detik yang telah berlalu adalah lebih jauh dari satu tahun yang akan datang, karena satu detik yang telah berlalu tidak akan pernah bisa kembali lagi, sedangkan 1 tahun yang akan datang maka akan segera terjadi”.

Aku tersadar dari semua itu, segera ku kemasi barang bawaan dan buku buku yang ada di mejaku.

Dengan bersalaman aku pamit pada ibu guru yang masih ada dan salam ku ucapkan dengan penuh harap. Setelah itu aku bergegas menuju tempat dimana tadi motor ku parkir.

Dengan mengucap basmalah dan do’a, aku langsung tancap gas menuju rumah.

Di sepanjang jalan pulang, ku kendarai motor dengan hati hati dan penuh waspada, anak anak yang sedang berjalan pulang menyalamiku dengan penuh riang, akupun menjawabnya dengan senyum yang lebar dan senang.

Sesampainya di depan rumah, ku rem dengan mendadak motor ini, tiba tiba jantungku berdebar dengan keras, karena di halaman rumahku ada motor ninja hijau yang di parkir, aku mengawasi dengan nafas yang memburu sambil memarkir motor, ku lihat di motor itu ada sapu tangan merah hati yang terselip, jantungku semakin berdebar cepat dan keras.

Pasti dia… begitu aku memberi kesimpulan,

Kemudian aku berlari dengan tergesa menuju warung ibu, nafasku memburu saat berhenti dari lari, aku ingin segera bertanya kepada ibu tentang motor itu.

BERSAMBUNG……

Leave your comment here: