ARTI TANGISAN ROSULULLOH SAW KETIKA PUTRANYA WAFAT
Waktu putra Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallama, Sayyid Ibrahim meninggal. Beliau Nabi SAW. Menangis. Air mata meleleh di kedua mata beliau yang mulia. Melihat ini sahabat Abdurrahman bertanya pada Nabi:
“Apakah engkau menangis wahai Rasul? Bukankah engkau melarang tangisan (Waktu kematian)?”.
Beliau Nabi menjawab:
“Tidak begitu wahai sahabatku….
Yang aku larang adalah Annaukh/Meratap dan Al Ghina’/nyanyian dari dua jenis suara yang bodoh dan fajir/Maksiat: (Suara ketika mendapat musibah): mencakar-cakar wajah, merobek-robek pakaian, raungan/teriakan syaithan dan Suara nyanyian. Karena itu adalah la’bun wa lahwun/permainan. Serta seruling-seruling Syaithan.
Akan tetapi Air mata ini adalah kasih sayang yang Allah letakkan dalam hati setiap hamba-Nya yang penuh dengan kasih sayang. Barang siapa yang tidak mempunyai rasa kasih sayang. Maka, ia tidak akan di belas kasihi”.
Kemudian Baginda Nabi SAW. melanjutkan:
“Hati bisa bersedih, air mata bisa mengalir. Dan kami tidak mengatakan: hal tersebut bisa membuat Allah Ta’ala Murka”.
TANBIHUL GHOOFILIIN (Pengingat Bagi Orang-Orang Yang Lupa) Hal 96