ARAH QIBLAT DAN KA’BAH DALAM PERTANYAAN DAN JAWABAN
Ada beberapa pertanyaan dan jawaban tentang Ka’bah dan Kiblat yang patut kita ketahui sebagai referensi pengetahuan. Apa arti dari kiblat? Apa arti penting dari kiblat? Apa kiblat pertama ? Kapan perubahan kiblat terjadi? Apa Itu Ka`bah? Siapa yang membangun Ka`bah? Apakah Muslim menyembah Ka’bah? Bagaimana cerita tentang perubahan kiblat ini? Perubahan Arah Kiblat dari Masjid Al Aqsha di Yerusalem ke Ka’bah Baitullah di Makkah Al Mukarromah adalah salah satu perubahan yang sangat istimewa dalam sejarah peradaban Islam. Di bawah ini Anda dapat menemukan beberapa jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan tentang Kiblat, terjadinya perubahan Kiblat dan Ka`bah.
Apa arti dari kiblat ? Kiblat berarti arah ke mana umat Muslim menghadap ketika mereka melakukan ibadah Sholat.
Apa arti penting dari kiblat ? Menghadapi kiblat adalah salah satu persyaratan dasar melakukan shalat yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Bagi Umat Islam, menghadap kiblat (ke arah) Ka’bah memiliki ciri khas spiritual tersendiri dan memiliki implikasi spiritual bagi kaum Muslim.
Apa kiblat pertama ? Kiblat pertama ke arah mana umat Islam menghadap dalam doa mereka, adalah Masjid Al – Aqsha.
Kapan perubahan kiblat terjadi ? Perintah untuk menggeser arah salat ke Ka `bah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sekitar 16-17 bulan setelah Hijrah ke Madinah .
Apa Itu Ka`bah ? Ka `bah adalah bangunan berbentukkubus di tengah-tengah Masjidilharam di Makkah . Allah memberitahu kita dalam Al Qur’an bahwa Ka `bah adalah rumah pertama yang dibangun di bumi untuk menyembah Allah. ( Aal ` Imran 3:96 )
Siapa yang membangun Ka `bah ? Ulama dan sejarawan mengatakan bahwa Ka `bah telah direkonstruksi antara 5 sampai 12 kali. Menurut beberapa dari mereka, Ka’bah dibangun untuk pertama kali oleh Nabi Adam. Setelah itu, Nabi Ibrahim dan Isma`il Alaihissalam, membangunnya kembali.
Apakah Muslim menyembah Ka’bah ? Tidak, umat Islam tidak menyembah apa pun atau siapa pun kecuali Allah SWT. Ketika umat Islam menghadapi Ka’bah dalam doa-doa, mereka tidak menyembah Ka`abah. Mereka melakukan hal itu (berdoa dan sholat menghadap Ka’bah) karena diperintahkan oleh Allah SWT, untuk berdoa menghadap ke arah Ka’bah. Dalam Doa itu sendiri, tidak satu kalipun kata Ka`bah disebutkan, dan tidak ada kata-kata yang ditujukan kepada Ka`bah. Dalam salat, kaum Muslim hanya memuji Allah dan berdoa kepada-Nya saja. Hal yang sama juga berlaku dalam Tawaf (mengelilingi K a`bah) dalam rangkaian Ibadah Haji. Tidak ada seorang Muslimpun yang terfikir untuk menyembah Ka`bah dalam melakukan Tawaf. Seperti halnya doa, Ibadah Tawaf ini juga didedikasikan hanya untuk memuji kemuliaan Allah, mengingat -Nya dan meminta berkat dan rahmat-Nya .
Bagaimana cerita tentang perubahan kiblat ini ? Di Makkah sebelum peristiwa Hijrah ke Madinah , umat Islam diperintahkan untuk menghadapi Yerusalem dalam doa mereka. Ini adalah kiblat pertama umat Islam selama menjalankan Shalat. Nabi SAW dan para sahabat melakukan hal itu atas perintah Allah. Yerusalem berada di arah utara kota Makkah. Ketika berada di madinah, Nabi SAW menjalankan Shalat dengan menghadap Ka`bah dan Masjid Al- Aqsha sekaligus. Hal itu tidak mungkin untuk dilakukan secara bersamaan, karena Madinah terletak di arah utara Makkah dan arah selatan Yerusalem .
Setelah Hijrah ke Madinah, umat Islam menghadap arah Kiblat ke Yerusalem selama lebih 16 atau 17 bulan. Orang-orang Yahudi dari Madinah bersukacita atas hal itu, karena Nabi SAW menjadikan kota Suci mereka (Yerusalem) sebagai Kiblat. Mereka umat Yahudi menjustifikasi fakta sejarah ini, untuk menyebarkan keraguan tentang validitas Islam. Sayyid Qutb mengulasnya dalam kitabnya.
Selama kurun waktu itu, Nabi SAW menjalankan ibadah shalat, mengharap surga Allah SWT dan berdoa seraya berharap turunnya perintah Allah SWT. Sampai akhirnya, setelah sekitar 16 bulan berada di Madinah , Allah SWT menurunkan perintahNya, memerintahkan umat Islam untuk menghadapi ke arah Ka’bah, menjadikan Ka’bah sebagai Kiblat dalam doa dan Shalat nya.