Hukum mengqodho’ Sholat Bagi Orang Yang Sudah Meninggal

Hukum mengqodho’ Sholat Bagi Orang Yang Sudah Meninggal

bis

                   Bagaimana hukumnya mengqodlo’ sholatnya orang yang sudah meningal karena semasa hidupnya tidak pernah melakukan sholat / karena sakit parah,…???

JAWABAN :

                Sebenarnya ada 2 pendapat dlm masalah ini, yang pertama ada yang mengatakan keluarga si mayit harus mengqodo shalat yang ditinggalkan si mayit.

                Dan yang kedua keluarga si mayit ckp dgn membayar fidyah saja dgn 1x sholat=1 mud/6 ons beras. Dan ini adalah pendapat yang dipilih oleh kebanyakan ashab Syafi’i.

. ﻭﻧﻘﻞ ﺍﺑﻦ ﺑﺮﻫﺎﻥ ﻋﻦ ﺍﻟﻘﺪﻳﻢ ﺃﻧﻪ ﻳﻠﺰﻡ ﺍﻟﻮﻟﻲ ﺇﻥ ﺧﻠﻒ ﺗﺮﻛﺔ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻰ ﻋﻨﻪ،ﻛﺎﻟﺼﻮﻡ.ﻭﻓﻲ ﻭﺟﻪـ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﺜﻴﺮﻭﻥ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎـﺃﻧﻪ ﻳﻄﻌﻢ ﻋﻦ ﻛﻞ ﺻﻼﺓ ﻣﺪﺍً

             “Telah dinukil dari Ibnu Burhan dari Qoul Qadim (Madzhab Asy-Syafi’i) bahwa wajib bagi wali menshalatkan (mengqadha’ shalat) yang ditinggalkan mayyit, seperti hal nya puasa. Menurut sebagian besar Ashab kami (ulama-ulama Syafi’iiyah) bahwa sesungguhnya (mengganti dengan) memberi makan, untuks setiap shalat dibayarkan satu mud.

Juga bisa di simpulkan seperti di bawah ini :

ADA PERBEDAAN PENDAPAT MENGENAI MENGQADHA SHALAT ORANG YANG TELAH MENINGGAL :

~ Sebagian Ulama menyatakan tidak wajib diqadha

~ Sebagian memilih di qadha

~ Sebagian memilih diganti setiap satu shalat dengan satu MUD

( فائدة ) من مات وعليه صلاة فلا قضاء ولا فدية وفي قول كجمع مجتهدين أنها تقضى عنه لخبر البخاري وغيره ومن ثم اختاره جمع من أئمتنا وفعل به السبكي عن بعض أقاربه ونقل ابن برهان عن القديم أنه يلزم الولي إن خلف تركة أن يصلى عنه كالصوم وفي وجه عليه كثيرون من أصحابنا أنه يطعم عن كل صلاة مدا وقال المحب الطبري يصل للميت كل عبادة تفعل واجبة أو مندوبة

FAEDAH

                  Barangsiapa meninggal dunia dan padanya terdapat kewajiban shalat maka tidak ada qadha dan bayar fidyah.

                    Menurut segolongan para mujtahid sesungguhnya shalatnya juga diqadhai berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan lainnya karenanya segolongan imam cenderung memilih pendapat ini dan Imam Subky juga mengerjakannya untuk sebagian kerabat-kerabat beliau.

                     Ibn Burhan menuqil dari qaul qadim wajib bagi wali bila mayit meninggalkan warisan untuk menshalati ats namanya seperti halnya puasa, sebagian ulama pengikut syafi’i memilih dengan mengganti setiap satu shalat satu mud.

Syekh Muhib at-Thabry berkata ;

“Akan sampai pada mayat setiap ibadah yang dikerjakan baik berupa ibadah wajib ataupun sunah”

 

I’aanah at-Thoolibiin I/24.

Leave your comment here: