MAKNA DAN HIKMAH DARI KISAH BERGURUNYA NABI MUSA AS KEPADA NABI KHIDIR AS

MAKNA DAN HIKMAH DARI KISAH BERGURUNYA NABI MUSA AS KEPADA NABI KHIDIR AS

  T                 Sering terdengar dari klaim-klaim orang awam yang mengikuti torikoh, bahwa ada perkara-perkara yang keluar dari Syariat kadangkala boleh. Ini dikarenakan orang tersebut sudah sampai pada tingkatan hakikat atau ma’rifat. Hujjah yang dikeluarkan adalah kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir AS. Nabi Khidir diperkenankan membunuh dan lain-lain karena ia sudah ma’rifat, sedangkan Nabi Musa tidak sampai derajat tersebut. Ada juga yang beralasan itu adalah ilmu ladunni.

Pertanyaan

  1. Benarkah apa yang diklaim oleh orang awam tarikat tadi?
  2. Apakah makna sebenarnya dari kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir AS dalam Al Quran tersebut?
  3. Apakah ilmu ladunni itu?

Jawaban

  1. Klaim orang awam seperti itu adalah klaim yang tidak dapat dibenarkan bahkan klaim yang sesat lagi menyesatkan.

Catatan: Bagi orang yang majdzûb ketika sedang dalam jadzab dikecualikan dari ketentuan di atas karena mereka bukanlah dari golongan mukallaf. Walau bagaimanapun, orang majdzûb terbagi menjadi dua; 1- majdzûb yang tidak sampai pada “إختلال العقل” tetapi hanya sekadar “استتار العقل وتغطيته ” maka ia disamakan dengan orang yang lupa atau tidur. Oleh karena itu, setelah sadar ia wajib mengqadla kewajiban yang ditinggalnya ketika ia jadzab seperti solat, dan ia wajib mengganti harta milik orang lain seumpama ia merusaknya. 2- Majdzûb yang sampai pada “إختلال العقل” maka seumpama ia meninggalkan solat maka ia tidak berkewajiban mengqodlonya, akan tetapi seumpama merusak harta orang lain tetap berkewajiban menggantinya oleh si walinya.

/ R E F E R E N S I /
01 Kifatayat al-Atqiya’ hal. 12 04 `Iânah al-Thâlibin vol.4 hal. 134
02 Hasyiah al-Jamal ‘ala al-Manhaj vol. 3 hal. 613 05 `Inaratu al-Duja hal. 209
03 Fath al-Bari Syarh al-Bukhari vol. 1 hal. 221 06 Umdatul Fudhala` hal. 121

  1. Makna yang terkandung dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Khidlir banyak sekali yang bisa kita petik diantaranya:

1- Pentingnya mencari ilmu kepada ahlinya sekalipun ia sudah pada tingkatan yang lebih tinggi dari orang yang mengajarnya.

2- Terbaginya ilmu menjadi dua macam: a) ilmu muktasab yang bisa didapatkan dengan upaya pencarian (belajar); b) ilmu ladunni yang dianugrahkan oleh Allah kepada orang yang dikehendaki-Nya.

3- Sikap sabar terhadap gurunya ketika dalam pencarian ilmu, sebab kesabaran itu merupakan salah satu kunci keberhasilan.

4- dan lain-lain.

/ R E F E R E N S I /
01 Fath al-Qadir vol. 4 hal. 408 02 Taisir al-Lathif al-Mannan vol. 1 hal. 442

  1. Ilmu ladunni adalah ilmu yang diberikan oleh Allah kepada seseorang tanpa melalui proses belajar atau perantara. Ilmu ini dianugrahkan kepada orang-orang yang mengamalkan ilmunya disertai dengan kebeningan hati dan melakukan riyadlah dan mujahadah.
/ R E F E R E N S I /
01 al-Bahru al-Madid vol. 4 hal. 256 02 Tafsir Fakhru al-din al-Rozi vol. 21 hal. 150

Leave your comment here: