MASALAH MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN AIR YANG UNTUK BERSUCI

MASALAH MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN AIR YANG UNTUK BERSUCI
  1. SUMPERUBAHAN YANG BISA MENGHILANGKAN KEMUTLAKAN AIR

Dalam literatur kutubussalaf dijelaskan, bahwa air mutaghayyir adalah air yang salah satu sifatnya berubah sampai menghilangkan kemutlakan nama air dan hukumnya suci tapi tidak mensucikan. Kendati demikian, masih ada beberapa hal yang perlu ketegasan terkait keterangan diatas. Diantaranya adalah batasan hilang dan tidaknya sebuah kemutlakan nama air. Sejauh mana perubahan bisa dikatakan menghilangkan kemutlakan nama air?

Jawab: Sekira ketika air tercampur dengan sesuatu, bentuk perubahannya banyak dan air tidak akan disebut, kecuali dengan sebutan yang mengikat, seperti; air teh, air kuah, air susu, atau semacamnya. Berbeda jika perubahannya sedikit. Sehingga hanya disebut dengan air yang berbau susu atau bau teh.

  1. AIR KERUH JERNIH KEMBALI KARENA KAPORIT

Di zaman yang serba canggih ini, semuanya harus praktis, higienis, dan innovative. Air yang semula keruh, menjadi jernih kembali, hanya dengan memasukkan zat tertentu seperti kaporit. Apakah air tersebut dapat digunakan bersuci?

Jawab: Ya, dapat digunakan bersuci.

  1. WARNA AIR KOLAM BERUBAH WARNA

Air kolam yang lama tidak terpakai, biasanya warnanya berubah. Bahkan sampai kehijau-hijauan, apalagi kalau ada lumutnya. Apakah air tersebut masih bisa dibuat sesuci?

Jawab: Tetap mensucikan.

  1. RAGU-RAGU TENTANG PERUBAHAN AIR

Telah disebutkan, bahwa ketika perubahan sifat air sangat dominan, sehingga menghilangkan sifat mutlaknya air, maka air tidak mensucikan lagi. Bagaimana jika ragu-ragu mengenai banyak sedikitnya perubahan air tersebut?

Jawab: Tetap mensucikan, karena hukum asal air tersebut adalah suci. Dan hukum asal, tidak akan berubah hanya dengan sekedar keraguan.

  1. AIR REBUSAN

Seperti biasa, sebelum air sumur mau dikonsumsi terlebih dahulu harus direbus sampai mendidih. Karena air tersebut sudah khusus untuk diminum, akhirnya masyarakat menganggap air itu tidak boleh digunakan untuk bersuci. Apakah air yang sudah direbus untuk dijadikan minuman tetap berstatus air mutlak, sehingga bisa untuk mensucikan?

Jawab: Ya.

  1. AIR JEDING BERBAU KARENA BANGKAI IKAN

Menaruh ikan dalam jeding, merupakan hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat, sebab dengan cara seperti itu, air dapat bertahan lama. Karena kotoran-kotoran yang ditimbulkan dari air tersebut biasanya dimakan oleh ikan. Namun tak jarang ikan tersebut mati membusuk di dalamnya. Apakah air kolam yang baunya berubah anyir akibat bangkainya ikan tetap suci mensucikan?

Jawab: Ya tetap suci mensucikan, jika bangkai tersebut tidak mengeluarkan cairan aroma busuk yang bisa menyatu dengan air. Karena bangkai ikan tetap suci.

  1. AIR JEDING BANYAK KEJATUHAN AIR MUSTA’MAL

Sering terjadi, ketika air jeding yang berisi dua qullah atau lebih, sedang digunakan wudlu oleh para jama’ah, tentunya banyak air musta’mal berjatuhan masuk ke dalam jeding lagi. Hal ini menimbulkan tanda tanya terkait bisa dan tidaknya dibuat bersuci. Apakah air tersebut dapat digunakan kembali?

Jawab: Dapat digunakan lagi, karena air berukuran dua qullah atau lebih tidak dapat berstatus musta’mal.

  1. PERBEDAAN ANTARA MUKHOLITH DAN MUJÂWIR

Air yang salah satu sifatnya berubah tidak bisa dibuat bersuci lagi, jika perubahannya akibat benda yang mukholith bukan mujawir. Apa perbedaan mukholith dan mujawir tersebut?

Jawab: Mukholith adalah benda yang tidak dapat dipisahkan dari air (baca: lebur). Sedangkan mujawir adalah kebalikannya. Hanya saja ada benda yang selamanya mujawir, seperti; batu. Ada yang berupa mukholith, kemudian menjadi mujawir, seperti; debu. Dan ada pula yang menjadi mujawir, kemudian menjadi mukholith, semisal daun teh.

Leave your comment here: