Fatwa Pendiri Nahdhatul Ulama Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari Tentang Syi’ah
(Fatwa Syaikh Hasyim Asy’ari tentang Syi’ah).
ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﺔ
ﺍﻷﻭﻟﻰ: ﻓﺼﻞ ﻓﻲ ﺑﻴﺎﻥ ﺗﻤﺴﻚ ﺃﻫﻞ ﺟﺎﻭﻯ ﺑﻤﺬﻫﺐ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ، ﻭﺑﻴﺎﻥ ﺍﺑﺘﺪﺍﺀ ﻇﻬﻮﺭ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻧﺘﺸﺎﺭﻫﺎ ﻓﻲ ﺃﺭﺽ ﺟﺎﻭﻯ، ﻭﺑﻴﺎﻥ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﻤﺒﺘﺪﻋﻴﻦ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ. ﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﻠﻤﻮﺍ ﺍﻷﻗﻄﺎﺭ ﺍﻟﺠﺎﻭﻳﺔ ﻓﻲ ﺍﻷﺯﻣﺎﻥ ﺍﻟﺴﺎﻟﻔﺔ ﺍﻟﺨﺎﻟﻴﺔ ﻣﺘﻔﻘﻲ ﺍﻵﺭﺍﺀ ﻭﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﻭﻣﺘﺤﺪﻱ ﺍﻟﻤﺄﺧﺬ ﻭﺍﻟﻤﺸﺮﺏ، ﻓﻜﻠﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﻨﻔﻴﺲ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺩﺭﻳﺲ، ﻭﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﻠﻰ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻷﺷﻌﺮﻱ، ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺘﺼﻮﻑ ﻋﻠﻰ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ ﻭﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺸﺎﺫﻟﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ. ﺛﻢ ﺇﻧﻪ ﺣﺪﺙ ﻓﻲ ﻋﺎﻡ ﺍﻟﻒ ﻭﺛﻼﺛﻤﺎﺋﺔ ﻭﺛﻼﺛﻴﻦ ﺃﺣﺰﺍﺏ ﻣﺘﻨﻮﻋﺔ ﻭﺁﺭﺍﺀ ﻣﺘﺪﺍﻓﻌﺔ ﻭﺃﻗﻮﺍﻝ ﻣﺘﻀﺎﺭﺑﺔ، ﻭﺭﺟﺎﻝ ﻣﺘﺠﺎﺫﺑﺔ، ﻓﻤﻨﻬﻢ ﺳﻠﻔﻴﻮﻥ ﻗﺎﺋﻤﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺳﻼﻓﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻤﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﻭﺍﻟﺘﻤﺴﻚ ﺑﺎﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻤﻌﺘﺒﺮﺓ ﺍﻟﻤﺘﺪﺍﻭﻟﺔ، ﻭﻣﺤﺒﺔ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻭﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﻭﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ، ﻭﺍﻟﺘﺒﺮﻙ ﺑﻬﻢ ﺃﺣﻴﺎﺀ ﻭﺃﻣﻮﺍﺗﺎ، ﻭﺯﻳﺎﺭﺓ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ ﻭﺗﻠﻘﻴﻦ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻋﻨﻪ ﻭﺍﻋﺘﻘﺎﺩ ﺍﻟﺸﻔﺎﻋﺔ ﻭﻧﻔﻊ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ… ﻭﻣﻨﻬﻢ ﺭﺍﻓﻀﻴﻮﻥ ﻳﺴﺒﻮﻥ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺃﺑﺎ ﺑﻜﺮ ﻭﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻭﻳﻜﺮﻫﻮﻥ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ، ﻭﻳﺒﺎﻟﻐﻮﻥ ﻫﻮﻯ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻋﻠﻲ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ﺭﺿﻮﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﺟﻤﻴﻌﻦ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻘﺎﻣﻮﺱ: ﻭﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﺮﺗﻘﻲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﻭﺍﻟﺰﻧﺪﻗﺔ ﺃﻋﺎﺫﻧﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻨﻬﺎ. ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻋﻴﺎﺽ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﻔﺎ: ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻣﻐﻔﻞ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ) ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻻ ﺗﺘﺨﺬﻭﻫﻢ ﻏﺮﺿﺎ ﺑﻌﺪﻯ ﻓﻤﻦ ﺃﺣﺒﻬﻢ ﻓﺒﺤﺒﻲ ﺃﺣﺒﻬﻢ ﻭﻣﻦ ﺃﺑﻐﻀﻬﻢ ﻓﺒﺒﻐﻀﻲ ﺃﺑﻐﻀﻬﻢ ﻭﻣﻦ ﺁﺫﺍﻫﻢ ﻓﻘﺪ ﺁﺫﺍﻧﻰ ﻭﻣﻦ ﺁﺫﺍﻧﻰ ﻓﻘﺪ ﺁﺫﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻣﻦ ﺁﺫﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻮﺷﻚ ﺃﻥ ﻳﺄﺧﺬﻩ ( ﻭﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ) ﻻ ﺗﺴﺒﻮﺍ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻓﻤﻦ ﺳﺒﻬﻢ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﻟﻌﻨﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻭﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ ﻻ ﻳﻘﺒﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻨﻪ ﺻﺮﻓﺎ ﻭﻻ ﻋﺪﻻ ( ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )ﻻ ﺗﺴﺒﻮﺍ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺠﺊ ﻗﻮﻡ ﻓﻲ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻳﺴﺒﻮﻥ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻓﻼ ﺗﺼﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ ﺗﺼﻠﻮﺍ ﻣﻌﻬﻢ ﻭﻻ ﺗﻨﺎﻛﺤﻮﻫﻢ ﻭﻻ ﺗﺠﺎﻟﺴﻮﻫﻢ ﻭﺇﻥ ﻣﺮﺿﻮﺍ ﻓﻼ ﺗﻌﻮﺩﻭﻫﻢ ( ﻭﻋﻨﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ) ﻣﻦ ﺳﺐ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻓﺎﺿﺮﺑﻮﻩ ( ﻭﻗﺪ ﺃﻋﻠﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﺳﺒﻬﻢ ﻭﺁﺫﺍﻫﻢ ﻳﺆﺫﻳﻪ ﻭﺃﺫﻯ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺣﺮﺍﻡ ﻓﻘﺎﻝ )ﻻ ﺗﺆﺫﻭﻧﻲ ﻓﻲ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻭﻣﻦ ﺁﺫﺍﻫﻢ ﻓﻘﺪ ﺁﺫﺍﻧﻰ ( ﻭﻗﺎﻝ )ﻻ ﺗﺆﺫﻭﻧﻲ ﻓﻲ ﻋﺎﺋﺸﺔ ( ﻭﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﻓﺎﻃﻤﺔ )ﺑﻀﻌﺔ ﻣﻨﻰ ﻳﺆﺫﻳﻨﻲ ﻣﺎ ﺁﺫﺍﻫﺎ (. ﺍﻫـ )ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺎﺷﻢ ﺃﺷﻌﺮﻱ، ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ، ﺹ 10-9 .
.
Maqolah 1
Pasal untuk menjelaskan penduduk Jawi berpegang kepada madzhab Ahlusunnah wal Jama’ah, dan awal kemunculan bid’ah dan meluasnya di Jawa, serta macam-macam ahli bid’ah di zaman ini. Umat Islam yang mendiami wilayah Jawa sejak zaman dahulu telah bersepakat dan menyatu dalam pandangan keagamaannya.
Di bidang fikih, mereka berpegang kepada mazhab Imam Syafi’i, di bidang ushuluddin berpegang kepada mazhab Abu Al-Hasan Al-Asy’ari, dan di bidang tasawuf berpegang kepada mazhab Abu Hamid Al-Ghazali dan Abu Al-Hasan
Al-Syadzili, semoga Allah meridhoi mereka semua. Kemudian pada tahun 1330 H muncul kelompok, pandangan, ucapan dan tokoh-tokoh yang saling berseberangan dan beraneka ragam.
Di antara mereka adalah kaum Salaf yang memegang teguh tradisi para tokoh pendahulu mereka dengan bermazhab dengan satu mazhab dan kitab-kitab mu’tabar, kecintaan terhadap Ahlul Bait Nabi, para wali dan orang-orang salih, selain itu juga tabarruk dengan mereka baik ketika masih hidup atau setelah wafat, ziarah kubur, mentalqin mayit, bersedekah untuk mayit, meyakini syafaat, manfaat doa dan tawassul serta lain sebagainya.
Di antara mereka juga ada golongan rofidhoh yang suka mencaci Sayidina Abu Bakr dan ‘Umar radhiallahu anhum, membenci para sahabat nabi dan berlebihan dalam mencintai Sayidina ‘Ali dan anggota keluarganya, semoga Allah meridhoi mereka semua.
Berkata Sayyid Muhammad dalam Syarah Qamus, sebagian mereka bahkan sampai pada tingkatan kafir dan zindiq, semoga Allah melindungi kita dan umat Islam dari aliran ini.
Berkata Al-Qadhi ‘Iyadh dalam kitab As-Syifa bi Ta’rif Huquq Al-Musthafa , dari Abdillah ibn Mughafal, Rasulullah sallallahu alayhi wasallam bersabda:
“Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah mengenai sahabat-sahabatku. Janganlah kamu menjadikan mereka sebagai sasaran caci-maki sesudah aku tiada. Barangsiapa mencintai mereka, maka semata-mata karena mencintaiku.
Dan barang siapa membenci mereka, maka berarti semata-mata karena membenciku. Dan barangsiapa menyakiti mereka berarti dia telah menyakiti aku, dan barangsiapa menyakiti aku berarti dia telah menyakiti Allah. Dan barangsiapa telah menyakiti Allah dikhawatirkan Allah akan menghukumnya.” (HR. al-Tirmidzi dalam Sunan al-Tirmidzi
Juz V/hal. 696 hadits No. 3762)
Rasulullah sallallahu alayhi wasallam bersabda:
“Janganlah kamu mencela para sahabatku, Maka siapa yang mencela mereka, atasnya laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Allah Ta’ala tidak akan menerima amal darinya pada hari kiamat, baik yang wajib maupun yang sunnah.” (HR. Abu Nu’aim, Al-Thabrani dan Al-Hakim)
Rasulullah sallallahu alayhi wasallam bersabda:
“Janganlah kamu mencaci para sahabatku, sebab di akhir zaman nanti akan datang suatu kaum yang mencela para sahabatku, maka jangan kamu menyolati atas mereka dan shalat bersama mereka, jangan kamu menikahkan mereka
dan jangan duduk-duduk bersama mereka, jika sakit jangan kamu jenguk mereka.” Nabi sallallahu alayhi wasallam telah kabarkan bahwa mencela dan menyakiti mereka adalah juga menyakiti Nabi, sedangkan menyakiti Nabi haram hukumnya.
Rasul sallallahu alayhi wasallam bersabda:
“Jangan kamu sakiti aku dalam perkara sahabatku, dan siapa yang menyakiti mereka berarti menyakiti aku.” Beliau bersabda, “Jangan kamu menyakiti aku dengan cara menyakiti Fatimah. Sebab Fatimah adalah darah dagingku, apa saja yang menyakitinya berarti telah menyakiti aku.” (Risalat Ahli Sunnah wal Jama’ah, h.9-10)
ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ: ﻭﻟﻴﺲ ﻣﺬﻫﺐ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺯﻣﻨﺔ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﺓ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﺼﻔﺔ ﺇﻻ ﺍﻟﻤﺬﺍﻫﺐ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻻ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻹﻣﺎﻣﻴﺔ ﻭﺍﻟﺰﻳﺪﻳﺔ ﻭﻫﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻻﻋﺘﻤﺎﺩ ﻋﻠﻰ ﺃﻗﺎﻭﻳﻠﻬﻢ. ﺍﻫـ )ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺎﺷﻢ ﺃﺷﻌﺮﻱ، ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻓﻲ ﺗﺄﻛﺪ ﺍﻷﺧﺬ ﺑﻤﺬﺍﻫﺐ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ، ﺹ 29 .
.
Maqolah 2
Bukanlah yang disebut mazhab pada masa-masa sekarang ini dengan sifat yang demikian itu kecuali Mazahib Arba’ah (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam Ahmad).
Selain dari pada itu, seperti mazhab Syiah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah, mereka adalah ahul bid’ah yang tidak boleh berpegang kepada pandangan-pandangan mereka. ( Risalah fi Ta’akkud Al-Akhdzi bi Al-Madzahib Al-Arba’ah, h.29)
ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﺔ ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ: ﺃﻣﺎ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻓﻬﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﻭﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ، ﻓﺈﻧﻬﻢ ﺍﻟﻤﻬﺘﺪﻭﻥ ﺍﻟﻤﺘﻤﺴﻜﻮﻥ ﺑﺴﻨﺔ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺍﻟﺨﻠﻔﺎﺀ ﺑﻌﺪﻩ ﺍﻟﺮﺍﺷﺪﻳﻦ، ﻭﻫﻢ ﺍﻟﻄﺎﺋﻔﺔ ﺍﻟﻨﺎﺟﻴﺔ، ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻭﻗﺪ ﺍﺟﺘﻤﻌﺖ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻓﻲ ﻣﺬﺍﻫﺐ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﻮﻥ ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﻮﻥ ﻭﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﻮﻥ ﻭﺍﻟﺤﻨﺒﻠﻴﻮﻥ، ﻭﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﺧﺎﺭﺟﺎ ﻋﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺒﺘﺪﻋﺔ. ﺍﻫـ ﺍﻫـ )ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺎﺷﻢ ﺃﺷﻌﺮﻱ، ﺯﻳﺎﺩﺓ ﺗﻌﻠﻴﻘﺎﺕ، ﺹ 25-24 .
.
Maqolah 3
Adapun Ahlusunnah mereka adalah para Ahli Tafsir, Hadits dan Fiqih. Sungguh merekalah yang mendapat petunjuk dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi Muhammad sallallahu alayhi wasallam dan para khalifah yang rasyid setelah beliau.
Mereka adalah ‘kelompok yang selamat’ (thaifah najiyah). Para ulama berkata, pada saat ini kelompok yang selamat itu terhimpun dalam mazhab yang empat; Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hanbali. Maka siapa saja yang keluar atau di luar empat mazhab itu adalah ahlul bid’ah di masa ini (Ziyadat Ta’liqat, h. 24-25)
ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﺔ ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ ﻭَﺍﺻْﺪَﻉْ ﺑِﻤَﺎﺗُﺆْﻣَﺮُ ﻟِﺘَﻨْﻘَﻤِﻊَ ﺍﻟْﺒِﺪَﻉُ ﻋَﻦْ ﺍَﻫْﻞِ ﺍْﻟﻤَﺪَﺭِﻭَﺍﻟْﺤَﺠَﺮِ. ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ “ﺍِﺫَﺍﻇَﻬَﺮَﺕِ ﺍﻟْﻔِﺘَﻦُ ﺍَﻭِﺍﻟْﺒِﺪَﻉُ ﻭﺳُﺐَّ ﺍَﺻْﺤَﺎﺑِﻲْ ﻓَﻠْﻴُﻈْﻬِﺮِﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻢُ ﻋِﻠْﻤَﻪُ ﻓَﻤَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﻔْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﻟَﻌْﻨَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺍَﺟْﻤَﻌِﻴْﻦَ
Sampaikan secara terang-terangan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar bid’ah-bid’ah terberantas dari semua orang.
Rasulullah sallallahu alayhi wasallam bersabda: “Apabila fitnah-fitnah dan bid’ah-bid’ah muncul dan sahabat-sahabatku di caci maki, maka hendaklah orang-orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak berbuat begitu, maka dia akan terkena laknat Allah, laknat Malaikat dan semua orang.” (Muqadimah Qanun Asasi Nahdlatul ulama).