KITA SUPAYA MENCINTAI DAN MENYAYANGI ORANG TUA DAN KELUARGA
Orang tua adalah yang merawat kita, menyayangi kita melebihi orang lain dan yang menghilangkan kesusahan kita pada waktu kesulitan, kesedihan mendera kita serta menjadi tempat mengadu. Sedangkan keluarga adalah pengayom kita dan membuat tentram hati kita Bi Idznillah…. Karena sangat mulia dan Agungnya orang tua serta keluarga, syariat sangat menganjurkan menghormati mereka, bahkan haram apabila kita menyakiti mereka, sesuai keterangan yang sangat banyak dalam Al Qur’an dan Al Hadist seperti:
Al-Qur’an:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri”. {QS. Al Akhqoof 15}
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لا تَعْبُدُونَ إِلا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلا قَلِيلا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. {QS. Al Baqoroh 83}
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ.
Artinya: Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. {QS. Al Ankabuut 8}
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيماً وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً.
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata ataumemperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu. {QS. Al Isroo’ 23-24}
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ.
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun. {QS. Luqman 14}
Al-Hadist:
رياض الصالحين (تحقيق الدكتور الفحل) – (ج 1 / ص 210)
وعن أَبي عبد الرحمان عبد الله بن مسعود – رضي الله عنه -, قَالَ: سألت النبي – صلى الله عليه وسلم -: أيُّ العَمَلِ أحَبُّ إِلَى اللهِ تَعَالَى ؟ قَالَ: (( الصَّلاةُ عَلَى وَقْتِهَا )), قُلْتُ: ثُمَّ أي ؟ قَالَ: (( بِرُّ الوَالِدَيْنِ )), قُلْتُ: ثُمَّ أيٌّ ؟ قَالَ: (( الجِهَادُ في سبيلِ الله )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Artinya: Dari sahabat Abi Abdirrohman bin Mas’ud RA. beliau berkata: “Aku bertanya pada Nabi SAW., Amal apa yang lebih menyenangkan (di ridloi) Alloh ta’ala?” Nabi SAW. bersabda: “Sholat pada waktunya”, aku bertanya lagi, “kemudian apa lagi (wahai Rosul)?”, Nabi SAW. bersabda: “Berbuat baik kepada orang tua”. aku bertanya lagi, “kemudian apa lagi (wahai Rosul)?”, Nabi SAW. bersabda: “Jihad di jalan Alloh”. Hadist Muttafaqun Alaih.
رياض الصالحين (تحقيق الدكتور الفحل) – (ج 1 / ص 214)
وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما, قَالَ: أقبلَ رَجُلٌ إِلَى نَبيِّ الله – صلى الله عليه وسلم -, فَقَالَ: أُبَايِعُكَ عَلَى الهِجْرَةِ وَالجِهَادِ أَبْتَغي الأجْرَ مِنَ الله تَعَالَى. قَالَ: (( فَهَلْ لَكَ مِنْ وَالِدَيْكَ أحَدٌ حَيٌّ ؟ )) قَالَ: نَعَمْ, بَلْ كِلاهُمَا. قَالَ: (( فَتَبْتَغي الأجْرَ مِنَ الله تَعَالَى ؟ )) قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: (( فارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ, فَأحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ, وهذا لَفْظُ مسلِم. وفي رواية لَهُمَا: جَاءَ رَجُلٌ فَاسْتَأذَنَهُ في الجِهَادِ, فقَالَ: (( أحَيٌّ وَالِداكَ ؟ )) قَالَ: نَعَمْ, قَالَ: (( فَفيهِمَا فَجَاهِدْ )).
Artinya: Dari sahabat Abdillah bin Amr bin Ash RA., beliau berkata: “Seorang laki-laki menghadap Nabi Alloh SAW., kemudian berkata”: “Aku menginginkan baiat darimu (wahai rosul) untuk hijrah dan jihad agar mendapat pahala dari Alloh Ta’ala”, Nabi SAW. bersabda: “Apakah salah satu kedua orang tuamu ada yang masih hidup?”, lelaki tersebut menjawab: “Benar, bahkan keduanya masih hidup”, Nabi SAW. bersabda: “Apakah engkau (masih) ingin mendapat pahala dari Alloh?”, lelaki tersebut menjawab: “Benar”, Nabi SAW. bersabda: “Pulanglah ke kedua orang tuamu, dan rawatlah dengan baik kedua orang tuamu”, hadist Muttafaqun Alaih.
رياض الصالحين (تحقيق الدكتور الفحل) – (ج 1 / ص 212)
وعن أنسٍ – رضي الله عنه -: أن رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم -, قَالَ: (( من أحَبَّ أنْ يُبْسَطَ لَهُ في رِزْقِهِ, ويُنْسأَ لَهُ في أثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
ومعنى (( ينسأ لَهُ في أثرِهِ )), أي: يؤخر لَهُ في أجلِهِ وعمرِهِ.
Artinya: Dari Sahabat Anas RA.: “Sesungguhnya Rosululloh SAW. bersabda”: “Barangsiapa ingin di lapangkan rizkinya, maka sambunglah persaudaraanya”. Hadist Muttafaqun Alaih.
رياض الصالحين (تحقيق الدكتور الفحل) – (ج 1 / ص 214)
وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما, عن النَّبيّ – صلى الله عليه وسلم -, قَالَ: (( لَيْسَ الوَاصِلُ بِالمُكَافِىء, وَلكِنَّ الوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا )) رواه البخاري.
Artinya: Dari sahabat Abdillah bin Amr bin Ash RA., dari Nabi SAW., Nabi SAW bersabda: “Al Waashil (Orang yang menyambung persaudaraan) bukanlah yang membalas persambungan, akan tetapi yang dinamakan Al Waashil adalah orang yang apabila persaudaraan terputus maka akan menyambungnya”.