KETERANGAN DARI “BUNUHLAH DIRIMU” DALAM SURAT AL BAQOROH AYAT 54
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sesembahanmu), maka bertaubatlah kepada Rabb yang menjadikanmu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Rabb yang menjadikanmu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha penerima taubat lagi Maha penyayang.” (QS. 2:54)
Nukilan keterangan dari kitab Tafsir Ibnu Katsir (1/263)
قَالَ السُّدِّيُّ فِي قَوْلِهِ : ( فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ) قَالَ : فَاجْتَلَدَ الَّذِينَ عَبَدُوهُ وَالَّذِينَ لَمْ يَعْبُدُوهُ بِالسُّيُوفِ ، فَكَانَ مَنْ قُتِلَ مِنَ الْفَرِيقَيْنِ شَهِيدًا ، حَتَّى كَثُرَ الْقَتْلُ ، حَتَّى كَادُوا أَنْ يَهْلِكُوا ، حَتَّى قُتِلَ بَيْنَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا ، وَحَتَّى دَعَا مُوسَى وَهَارُونُ : رَبَّنَا أَهْلَكْتَ بَنِي إِسْرَائِيلَ ، رَبَّنَا الْبَقِيَّةَ الْبَقِيَّةَ ، فَأَمَرَهُمْ أَنْ يَضَعُوا السِّلَاحَ وَتَابَ عَلَيْهِمْ
As Suddi mengatakan bahwa ketika diperintah: Faq tulu an-fusakum, maka masing-masing bunuh membunuh dengan pedang, maka yang terbunuh dianggap mati syahid, sehingga banyak yang terbunuh, dan ketika yang terbunuh telah mencapai tujuh puluh ribu Nabi Musa dan Harun berdoa:”Ya Tuhan, Engkau telah membina’sakan Bani Israil. Ya, Tuhan saya minta maaf keapdaMu yang sisa”.Maka mereka diperintah untuk meletakkan senjata dan Allah berkenan menerima tobat mereka.
وَقَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ : لَمَّا رَجَعَ مُوسَى إِلَى قَوْمِهِ ، وَكَانَ سَبْعُونَ رَجُلًا قَدِ اعْتَزَلُوا مَعَ هَارُونَ الْعِجْلَ لَمْ يَعْبُدُوهُ . فَقَالَ لَهُمْ مُوسَى : انْطَلِقُوا إِلَى مَوْعِدِ رَبِّكُمْ . فَقَالُوا : يَا مُوسَى ، مَا مِنْ تَوْبَةٍ ؟ قَالَ : بَلَى ، ( فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ) الْآيَةَ ، فَاخْتَرَطُوا السُّيُوفَ وَالْجُرَزَةَ وَالْخَنَاجِرَ وَالسَّكَاكِينَ . قَالَ : وَبَعَثَ عَلَيْهِمْ ضَبَابَةً . قَالَ : فَجَعَلُوا يَتَلَامَسُونَ بِالْأَيْدِي ، وَيَقْتُلُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا . قَالَ : وَيَلْقَى الرَّجُلُ أَبَاهُ وَأَخَاهُ فَيَقْتُلُهُ وَلَا يَدْرِي . قَالَ : وَيَتَنَادَوْنَ [ فِيهَا ] : رَحِمَ اللَّهُ عَبْدًا صَبَّرَ نَفْسَهُ حَتَّى يَبْلُغَ اللَّهَ رِضَاهُ ، قَالَ : فَقَتْلَاهُمْ شُهَدَاءُ ، وَتِيبَ عَلَى أَحْيَائِهِمْ ، ثُمَّ قَرَأَ : ( فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ )
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan bahwa ketika Musa telah kembali kepada kaumnya dan ada tujuh puluh yang tinggal bersama Nabi Harun tidak ikut menyembah lembu maka Nabi Musa berkata, “Marilah kalian pergi menepati janji Allah”. Mereka bertanya, “Ya Musa, apakah ada tobatnya?” Jawabnya, “Ya, bunuhlah dirimu, itulah yang baik di sisi Tu-hanmu”. Maka mereka segera menghunus pedang, parang, rencong dan pisau. Kemudian Allah menurunkan awan gelap di atas mereka, sehingga masing-masing menyentuh dengan tangannya dan bunuh membunuh, seorang membunuh ayah atau saudaranya sedang ia tidak mengetahui, dalam hal itu mereka berdoa, “Semoga Allah merahmati kepada orang yang sabar melaksanakan perintah Tuhan untuk mencapai rida-Nya, “Maka orang yang mati dianggap syahid sedang yang masih hidup diterima tobatnya, kemudia membaca :” Sesungguhnya Dialah Yang Maha penerima taubat lagi Maha penyayang “.
Mungkin syariatnya Nabi Musa alaihissalam, cara bertaubatnya dengan bunuh diri, kemudian melihat banyak yang mati, oleh Alloh swt di suruh berhenti dan diterima taubatnya tanpa harus bunuh diri. Ini perbedaan cara taubat antara umat Nabi Muhammad saw dengan Nabi Musa as.