ORANG KAYA YANG BERSYUKUR VS ORANG FAQIR YANG SABAR

ORANG KAYA YANG BERSYUKUR VS ORANG FAQIR YANG SABAR

puji
ORANG KAYA YANG BERSYUKUR LEBIH UTAMA DARI PADA ORANG FAQIR YANG SABAR
الفتاوى الحديثية لابن حجر الهيتمي (ص: 32)
وقد استدل ابن عبد السلام على تفضيل الغني الشاكر على الفقير الصابر بأن الله تعالى لا يختار لنبيه إلا الأفضل ، وأفضل أحواله ( صلى الله عليه وسلم ) الحالة التي توفاه الله عليها وكانت تلك الحالة على غاية من غناه ( صلى الله عليه وسلم ) فدل على فضل الغني بشرطه على الفقر
Sungguh syekh Ibnu Abdis Salam mengambil dasar tentang lebih utamanya orang kaya yang bersyukur dari pada orang faqir yang bersabar dengan dalil bahwa Allah tidak mungkin memberikan pilihan untuk Nabinya kecuali yang terbaik baginya,sedangkan sebaik-baiknya keadaan Nabi SAW adalah keadaan saat beliau wafat,pada waktu itu Rosululloh SAW dalam keadaan sangat kaya raya,dengan demikian hal itu menunjukkan bahwa keadaan kaya dengan bersyukur lebih baik dari pada faqir

ORANG FAQIR YANG SABAR LEBIH UTAMA DARI PADA ORANG KAYA YANG BERSYUKUR
Dalam manaqib syeh Abdul qodir Al-jaelani
وكان يقول الفقير الصابر افضل من الغنى الشاكروالفقير الشاكر افضل منهما والفقير الصابر الشاكر افضل من الكل
Syekh Abdul Qodir Al-jailani berkataorang faqir yang sabar lebih utama dari pada orang kaya yang bersyukurorang faqir yang bersyukur lebih utama dari keduanya (orang faqir yang sabar dan orang kaya yang syukur)orang faqir yang sabar dan bersyukur lebih utama dari semuanya (orang faqir yang sabar,orang faqir yang syukur dan orang kaya yg syukur)

Banyak sekali orang yang salah faham mengartika zuhud menurut mereka zuhud diidentikkan dengan keadaan bersahaya yang dilebih-lebihkan (kemiskinan) padahal zuhud adalah kondisi yang berkaitan dengan bathin seseorang yang telah berhasil melepaskan dari keterikatan nilai-nilai duniawi meskipun ia dalam keadaan kaya rayaAl-bakri mengambil contoh seperti halnya Nabi Sulaiman AS.beliau ini adalah orang yang paling kaya dan paling dermawan,menurut Al Bakri, kedermawaan Nabi Sulaiman ini tak lebih karena kondisi bathinnya sudah bisa terbebaskan dari hal-hal yang bersifat duniawi.
Keterangan selengkapnya baca kitab Kifayatul Atqiya’ hal. 21 tentang zuhud
WALLOHU A’LAM

Leave your comment here: