TERNYATA ADA TAUFIQNYA ALLOH DI BALIK RASA MALU SANG WANITA
Tentang rasa malunya perempuan di jelaskan :
لولا أن الله ستر المرأة لكانت لا تساوي كفا من تراب
Seandainya saja Allah subhanahu wa ta’ala tidak menutupi diri wanita dengan rasa malu, niscaya wanita tidak akan sepadan dengan segenggam debu
بدائع الزهور في وقائع الدهور (ص: 44،
المؤلف: جلال الدين عبد الرحمن بن أبي بكر السيوطي
قال الثعلبي لما حملت حواء من آدم تحرك الجنين في بطنها لوقته ففزعت حواء وكانت تقول من أين يخرج هذا المتحرك مني فلما ولدت وضعت اثنين ذكرا وانثى فسمي الذكر هابيل والانثى ليوثا فلما انقضى زمن الولادة وطهرت أراد أن يواقعها فأبت لما رأت من آلم الولادة فلا زال بها حتى واقعها وقيل كانت تمانعه مع محبتها لذلك ولكن تخاف من أمر الولادة كما ذكر الحكماء ان في الرجال شهوة واحدة وفي النساء تسعة ولكن غلب الحياء عليهن فلم يظهرن شيئا من ذلك توفيقا وفي الحديث يتمنعن وهن الراغبات.
Imam Tsa’labi berkata ketika ibu hawa hamil, seketika itu pula janin bisa bergerak dan mengagetkan ibu hawa, lalu hawa berkata,dari mana sesuatu yang bergerak ini besok bisa keluar?
Saat janin itu lahir, maka terlahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan, lalu yang laki laki diberi nama habil dan yang perempuan diberi nama layutsa
Setelah hawa selesai dari masa-masa melahirkan dan sudah suci, maka nabi Adam ingin melakukan hubungan badan lagi, tapi ibu hawa menolak karena merasakan betapa sakitnya saat melahirkan.
Tetapi nabi Adam tak henti-hentinya merayu agar mau diajak hubungan intim, sampai akhirnya ibu hawa pun mau.
Dikatakan bahwa wanita itu sebenarnya pura-pura tidak mau padahal sebenarnya sangat menyukai senggama, tapi terhantui rasa takut pada saat melahirkan. Sebagaimana para ahli hukum menjelaskan bahwa syahwat laki-laki itu satu, sedangkan perempuan itu sembilan tapi tertutup rasa malu, sehingga mereka tidak memperlihatkannya, hal itu terjadi karena adanya taufiq.
Sebagaimana ada hadits nabi yang artinya : “Mereka (wanita2) menolak, tapi sebenarnya mereka sangat suka”.