OLAHRAGA DAN KONSEKWENSINYA DALAM KACA MATA FIQH ISLAM 2
ANGGARAN NEGARA UNTUK OLAHRAGA
Setiap tahun pemerintah pusat maupun daerah telah menetapkan anggaran khusus untuk cabang olahraga. PSSI misalnya sebagai induk cabang sepakbola Nasional setiap tahunnya harus mengeluarkan kocek -selain subsidi dari sponsor utama- untuk club-club peserta ligina, pembinaan team PSSI junior, membantu klub juara liga ketika mengikuti piala champion dll. Sementara pemerintah derah pun juga harus memberikan dana milyaran untuk menyokong club atau cabang olahraga di daerah.
Sebenarnya bolehkah menggunakan uang negara untuk urusan yang kadang banyak terjadi kemungkaran-kemungkaran? Jawabnya tentu; jika ada maslahah maka boleh dan jika tidak ada maslahah tentu tidak boleh. Dan kami menganggap penggunaan uang negara tersebut hukumnya haram karena tidak adanya maslahah apalagi jika banyak terjadi kemungkaran.
( ألأشباه و النظائر : 83)
تصرف الإمام منوط بالمسلحة
-
MENGGELAR EVENT OLAHRAGA
Diakui atau tidak, olahraga adalah hiburan masyarakat yang bisa menghilangkan segala kepenatan aktifitas sehari-hari agar tidak cepat stres. Perhelatan akbar dari berbagai cabang olahraga yang diadakan oleh pemerintah diakui sangat menghibur mereka para maniak olahraga, meskipun pemerintah sendiri kadang harus menanggung kerugian lantaran pemasukan tidak sepadan dengan pengeluaran.
Entah atas dasar apa pergelaran tersebut, yang jelas dari semua macam event olahraga baik berskala nasional seperti Liga Indonesia maupun internasinal seperti piala Tiger semua masuk dalam satu lintas hukum yaitu: jika cabang olahraga yang diadakan mengarah pada persiapan jihad maka mengeluarkan uang negara diperbolehkan, dan bila tidak begitu maka boleh selama ada maslahah serta dalam setiap pertandiangan tidak terdapat kemungkaran-kemungkaran. Kalaupun toh ada maslahah, pemerintahpun tetap harus memperhatikan dan lebih mengutamakan maslahah yang lebih penting dan krusial seperti membangun jalan-jalan yang rusak, penanganan tuna wisma dan orang gila dll,
( ألباجوري : 2/ 309)
ويجوز شرط المال من غير المتسابقين من الإمام أو الأجنبي كأن يقول الإمام من سبق منكما فله علي كذا من مالي أو من بيت المال ويكون ما يخرجه من بيت المال من سهم الصالح وكأن يقول الأجنبي من سبق منكما فله علي كذا لأنه من بذل المال على طاعة.
( الأشباه والنظائر: 84)
( ومنها ) أنه لا يجوز له أن يقدم من بيت المال غير الأحوج إلخ
-
SANGSI KEPADA CLUB
Sudah menjadi aturan tertulis dalam organisasi olahraga baik cabang sepak bola atau basket, apabila diantara pemain atau suporter pendukung ada yang melakukan kesalahan seperti mencederai lawan, melakukan doping atau jika superter, mereka turun mengganggu jalannya pertandingan, maka berhak mendapat sangsi yang telah ditentukan oleh induk cabang olahraga tersebut. Bahkan kadang club yang dibela pemain atau yang didukung suporter yang juga harus menanggungnya.
Dalam Fiqh Islam tidak dikenal hukum “kesalahan seorang tapi sangsi dibebankan kepada orang lain”. Suporter –seperti Juventini, Bonek Mania dll.– bukanlah termasuk komponen club, oleh karena itu ketika suporter melakukan kesalahan yang sampai harus mendapat sangsi seperti harus membayar segala kerugian atau harus melakoni pertandingan usiran yang ditanggung club, maka sangsi tersebut tidak benar. Kemudian apabila club harus didenda akibat kesalahan pemainnya, maka baik pemain atau pelatih berstatus ajir (sewa) atau tidak hukumnya sama dengan suporter diatas.
( التفسير المنير : 1/474)
( ولا تزر وازرة وزر أخرى )أي لا تحمل نفس حاملة للإثم أثم نفس أخرى بطيبة النفس حتى يمكن تخلص النفس الثانية عن إثمها ولكن يحمل عليها القصاص فلا تؤخذ نفس أخرى فكل واحد مقتص بذنب نفسه وهذا قطع لأطماع الكفار حيث كانوا يزعمون أنهم إن لم يكونوا على الحق فالعقاب على أسلافهم الذين قلدوهم الدين الفاسد
STATUS PIALA DAN SABUK JUARA.
- Piala bergilir dan sabuk emas adalah materi permasalan disini. Jika kita menengok piala UBER, THOMAS atau gelar tinju WBA, pasti kita akan tahu bahwa piala atau sabuk tersebut harus dilepas saat sang kampiun kalah. Sikap Islam mengenai point masalah ini adalah sebagai berikut; Pihak penyelenggara adalah orang yang punya wa’du (janji) memberi pinjaman (ariyah) berupa piala atau sabuk juara kepada siapa yang menjadi jawara sampai kembali diadakan pertandingan perebutan. Berarti piala atau sabuk juara tersebut berstatus muar (pinjaman) yang tidak bisa dijual. Hal ini sesuai dengan kenyataan, yakni ketika sang juara bertahan kalah maka harus menyerahkan piala atau sabuk tersebut kepada sang juara baru.
( ترشيح المستفيدين : 263)
تتمة: تجمع على أن الوفاء بالوعد بالخير مطلوب وهل هو مستحب أو واجب ذهب الثلاثة إلى الأول وإن في تركه كراهة شديدة وعليه أكثر العلماء قال مالك إن اشترط الوعد بسبب كقوله تزوج ولك كذا ونحو ذلك وجب الوفاء به وإن كان الوعد مطلقا لم يجب اهـ رحمة واختار وجوب الوفاء عن الشافعية تقي الدين السبكي كما مر ذلك في البيع في بيان بيع العمدة.
( البيجيرمي : 3/280)
والشرط الثالث مملوك أي أن يكون للعاقد عليه ولاية فلا يصح بيع فضول وإن أجازه المالك لعدم ولايته على المعقود عليه (قوله أن يكون) إنما فسر بذلك لأن كلام المتن قاصر على الملك فأشار إلى أن المدار على الولاية بملك أو وكالة أو ولاية كالأب والجد والوصي مثلا أو إذن من الشارع كالملتقط فيما يخاف فساده فله بيعه.
ا( ألأشباه والنظائر: 196)
األسادسة الملك إما للعين والمنفعة معا وهذا الغالب أو للعين فقط –إلى أن قال- وإما للمنفعة فقط كمنافع العبد الموصى بمنفعته أبدا وكالمستأجر والموقوف علىمعين وقد يملك الانتفاع دون المنافع كالمستعير والعبد الذي أوصي بمنفعته مدة حياة الموصى له –إلى أن قال- ومن ملك الإنتفاع فليس له الإجارة قطعا ولا الإعارة في األأصح.
-
MENJUAL CLUB
Bagi mereka maniak bola bukanlah hal asing saat mendengar club dijual. Klub yang mengalami kebangkrutan akibat pengeluaran dan pemasukan yang tidak seimbang atau sponsor utama sebagai pemasok dana kebutuhan club bangkrut akhirnya membuat pemilik klub terpaksa harus menjual clubnya baik sebagian atau semuanya.
Membahas kasus penjualan klub ini dapat ditilik melalui bab iktishos yang berupa hak asbaq. Jika club adalah sebuah organisasi, maka club termasuk ikhtishos yang tidak boleh dijual, namun bisa dilepas tangan melalui tanazul. Secara de facto menjual club saat ini biasanya termasuk juga pemain, pelatih dan aset yang dimiliki klub dalam lembar saham. Jika benar demikian tentu penjualan tersebut sah dan masuk qaidah tafriqushhofqoh yakni dua akad dengan satu harga; club lewat tanazul, pemain dan pelatih lewat ijaroh dan aset lewat bai’.
( ألأشباه والنظائر: 191)
القول في الملك وفيه مسائل الأولى في تفسيره وقال ابن السبكي هو حكم شرعي يقدر في عين أو منفعة يقتضي تمكن من ينسب إليه من انتفاعه والعوض عنه من حيث هو كذلك –إلى أن قال- وخرج أيضا الإختصاص في المساجد والربط ومقاعد الأسواق إذ لا ملك فيها مع التمكن من التصرف .
( نهاية المحتاج للرملي : 5/ 336)
ومن شرع في عمل إحياء ولم يتمه _ إلى أن قال _ لكن الأصح انه لا يصح بيعه ولا هبته كما قاله الماوردي خلافا للدارمي لما مر من أنه غير ملك وحق التملك لايباع كحق الشفعة والثاني يصح بيعه وكأنه باع حق الإختصاص .
( مجلة مجمع الفقه الإسلام : 3/ 2374)
فخلاضة الحكم في بيع حق الأسبقبة أنه وإن كان بعض الفقهاء يجوزون هذا البيع ولكن معظمهم على عدم جوازه ولكن يخوز عندهم النزول عنه بمال على وجه الصلح والله سبحانه أعلم.
( ألأشباه والنظائر : 76)
( فصل ) ومن هذه القاعدة تفيق الصفقة وهي إن تجمع في عقد بين حرام وحلال وتجري في أبواب وفيها غالبا قولان أو وجهان أصحهما ألصحة في الحلال والثاني البطلان في الكل .
-
SIKAP PEMERINTAH TERHADAP TINJU NASIONAL.
Kenyataan dalam bertinju, pemainnya ada yang memakai helm dan ada yang tidak. Biasanya yang tidak memakai helm rentan sekali cedera bahkan bisa sampai nyawapun melayang. Sedangkan yang memakai helm frekwensi cederanyapun relatif sangat kecil. Seperti yang telah dipaparkan diatas mengenai hukum bertinju, maka disinipun tetap merujuk hukum diatas. Jika big macht dilakukan antar pemain mahir versus pemain mahir atau semua memakai helm pengaman dan terjadi kecelakaan, maka pemerintah tidak berhak melarang lantaran hukum tinjunya tidak haram. Namun yang menjadi polemik adalah yang mati terkategori ahli maksiat atau syahid? Dalam menyikapi kasus ini tampaknya ulama’ berbeda. Sedangkan apabila petinjunya tidak mahir maka wajib bagi pemerintah melarang, karena bertinju hukumnya haram.
( ألأدب النبوي : 47)
فإمام الناس من ملك أو أمير راع كفيل وحافظ امين مسؤل عن أهل مملكته أو امارته فعليه اقامة العادلة فيهم وردالحقوق لأربابها واحترام حرياتهم في دلئرة الحق والأدب واستشارتهم في الأمور وأللإجتماع لنصائحهم والذود عن كرامتهم والحرص على مصالحهم والدفاع عن حقوقهم وفتح الأبواب لمعايشهم وتذليل السبل لتنمية ثروتهم والضرب على أيدي الناس المفسدين والتنكيل بالمجرمين الخائنين والعمل على قطع الفساد في الأرض ومنع الجرائم منها إلى غير ذلك مما ترقى به المة وتسلم من الأضرار .
-
I. ATLET PELATNAS
Dengan segala upaya untuk mengharumkan dan mengangkat nama bangsa dimata Internasional, pemerintah melalui olahraga menjaring pemain-pemain berbakat untuk dibina dalam pelatnas melalui induk cabang olahraga yang mengurusinya, seperti dalam bulu tangkis ada PBSI dll. Setelah mereka melewati porsi latihan yang ditatapkan pelatih masing-masing atau dikirim berlatih ke negara lain, merekapun dijadikan duta bangsa lewat diikut sertakan dalam event-event internasional seperti Olimpiade, Asian Games dsb. Dan ketika menjadi jawara atau kampiun merekapun mendapat hadiah dan medali. Lha yang jadi masalah untuk siapa hadiah tersebut? Kita tahu bahwa mereka bermain untuk dan atas nama negara, jadilah mereka pekerja atau pegawai negara. Dengan begitu hadiah yang diterima menjadi milik negara, kecuali jika hadiah khusus (bonus) atau jika mereka bermain atas nama pribadi. Sedangkan perjanjian potong pajak negara sebenarnya adalah; jika mereka bermain untuk dirinya sendiri, maka tidak boleh ada potong pajak kecuali atas dasar kerelaan, kemudian jika bermain untuk negara maka jika –misal- hadiah yang diterima 100 juta dan dipotong pajak 30 % maka yang 70 % tidak boleh atau haram diterima atlet, karena semua hadiah tersebut adalah milik negara dan pemerintah memberikan hadiah kepada atlet tersebut tidak ada dasar maslahah.
(ألأشباه والنظائر : 84 )
( مسئلة ) يصح الإستئجار لكل مالا تجب له نية _ إلى أنقال _ لا القضات والإمامة ولو في نفل فيما يعطاه الإمام على ذلك فمن باب الأرزاق والمسامحة فلو امتنع المعطي من إعطاع ما قلالاه لم تجز له المطالبة به ولا لعقد النكاح كالجعالة عليه الخ .
( إسعاد الرفيق : 2/ 57)
ومنها أكل ما يدخل على الشخص بسبب ( المكس ) وهو ما ترتبه الظلمة من السلاطين في أموال الناس بقوانين إبتدعوها .
( إسعاد الرفيق : 2/ 97)
( والغضب ) وهو الإستيلاء علي حقوق الغير ظلما _ إلى أن قال _ ولقوله عليه الصلاة والسلام لا يحل لأحد أن يأخذ عصا أخيه بغيلر طيب نفس منه.