SUMPAH DI DALAM HATI DAN NADZAR YANG DI BERIKAN KE SELAIN ORANG YANG DI NADZARI
Seseorang bernadzar, jika suatu saat urusannya yang terbilang urgent selesai/clear, maka dia bernadzar akan bersedekah untuk pembangunan sebuah pondok pesantren A yang tengah membangun, yang ikut dikelola temannya. Suatu waktu benar urusannya tersebut sudah clear, maka dia teringat akan nadzarnya. Lalu dia menghubungi temannya menanyakan apakah pondok ditempatnya masih butuh bantuan untuk pembangunan ? Tapi beberapa waktu berlalu, temannya tak kunjung menjawab.
Lalu jika orang tersebut mengalihkan sedekahnya yang tadinya mau ke pondok A menjadi ke pondok B, itu boleh tak ? Dan apakah Itu menyalahi nadzarnya?
JAWABAN :
Tidak boleh diberikan pada pondok selain A. Karena nadzar sudah ditentukan, ta’yin. Meskipun pondok A sudah selesai membangun, atau sangat lama menunggu konfirmasi.
ويلزمه ) اي الناذر (من ذلك) اي مما نذره من صلاة اوصوم اوصدقة _ (قوله قوله لونذر التصدق بمال عظم ) الى ان قال _ فان عينها كان قال لله علي عتق رقبة هذا العبد الكافر او المعيب تعينت_ الباجوري 2/322
Fokus :
فان عينها كان قال لله علي عتق رقبة هذا العبد الكافر او المعيب تعينت
Jika seseorang bersumpah dengan tidak melafadzkan, tapi berkata dalam hati. misalnya dia berkata dalam hati “saya bersumpah tidak merokok selama seminggu”. Apakah sah sumpahnya ?
JAWABAN :
Sumpah yang diucapkan di dalam hati tidak sah dan tidak dianggap sumpah.
Lihat Al Mausu’ah al Fiqhiyyah juz 7 hal. 266
التلفظ باليمين، فلا يكفي كلام النفس عند الجمهور خلافا لبعض المالكية. ولا بد من إظهار الصوت بحيث يسمع نفسه إن كان صحيح السمع، ولم يكن هناك مانع من السماع كلغط وسد أذن
Mengucapkan sumpah : Maka tidak cukup uneg-uneg hati menurut jumhur (ulama), berbeda dengan pendapat sebagian ulama malikiyah…. dst.
المغني ج 9 ص 7995
فصل ويشترط أن يستثني بلسانه ، ولا ينفعه الاستثناء بالقلب . في قول عامة أهل العلم ; منهم الحسن ، والنخعي ، ومالك ، والثوري ، والأوزاعي ، والليث ، والشافعي ، وإسحاق ، وأبو ثور ، وأبو حنيفة ، وابن المنذر ، ولا نعلم لهم مخالفا ; لأن النبي صلى الله عليه وسلم قال : { من حلف ، فقال : إن شاء الله } . والقول هو النطق
ولأن اليمين لا تنعقد بالنية ، فكذلك الاستثناء . وقد روي عن أحمد : إن كان مظلوما فاستثنى في نفسه ; رجوت أن يجوز إذا خاف على نفسه
Wallhu A’lam
janji yang masih di dalam hati itu sah atau tidak,ada dalil yang mengatakan
إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي ، مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا ، مَا لَمْ تَعْمَلْ ، أَوْ تَتَكَلَّمْ“Sesungguhnya Allah mengampuni dari umatku apa yang dia bicarakan dalam hati, selama tidak dia lakukan atau bicarakan.”
Janji di dalam hati adalah tidak di anggap,atau tidak berlaku,kecuali hal itu kepada Alloh swt.
Ustadz saya mau tanya waktu itu saya bersumpah didalam hati/secara lisan saya sudah lupa saya bersumpah tidak akan onani selama bulan puasa ini tpi saya tidak sengaja mengeluarkan sperma saya saya tidak berniat untuk onani apakah itu dosebut murtad? Tolong jawab ustadz
MAS ALDI…. JAWABAN PERTANYAAN ANDA ADALAH TIDAK DI SEBUT MURTAD, BERUSAHALAH UNTUK SELALU BERTAUBAT KEPADA ALLOH SWT. KEBIASAAN BURUK AKAN SANGAT SULIT DI SEMBUHKAN KECUALI DENGAN BERSUNGGUH SUNGGUH. CARANYA ADALAH DENGAN MENYIBUKAN DIRI DENGAN BERBAGAI KEGIATAN IBADAH DAN BERUSAHA MENJAUHI HAL HAL YANG MENJADI PENYEBAB TERJADINYA KEMAKSIATAN KITA. TERIMAKASIH