NABI MUHAMMAD SAW ADALAH YANG PALING BERLAPANG DADA
Mengenal Nabi Muhammad tidak akan lengkap jika tidak mengetahui ahklaknya yang mulia. Sosok manusia beretnis arab yang sangat menjungjung tinggi moralitas dan kerukunan. Manusia yang suka berkawan dari pada bermusuhan, manusia yang suka merangkul persaudaraan daripada memecah-belahnya. Sungguh hamba Allah kelahiran Makkah ini adalah pemimpin ummat yang lapang dadanya. Akhlaknya adalah Alquran berjalan sebagaimana telah banyak pujian pujian yang banyak diberikan para ulama seantero jagad.
Namun tidak akurat pula meneladani Rasulullah tanpa mengetahui komentar manusia terhormat disekelilignya. Tentu ! dialah Anas Bin Malik Al Ansor. Salah satu sahabat nabi yang merasakan kasih sayang dan kelapangan dada darinya. Sahabat yang telah berinteraksi dengan Muhammad sejak usia kanak-kanak, umur 10 tahun. Ia hidup selama 10 tahun dalam pemeliharaan dan pembinaan Rasulullah SAW. Dan termasuk 3 besar sahabat Nabi yang banyak meriwayatkan Hadits, selain Abu Hurairoh dan Abdullah Bin Umar.
Anas Bin Malik Al-Ansor ialah sahabat yang memperoleh doa dari Rasulullah, yaitu “Ya Allah, berikanlah kepadanya harta, anak dan berikanlah berkah untuknya”. Begitu kasih sayang dan kelapangan Rasulullah terhadapnya, Anas selalu saja berlinang air mata suka juga duka. Anas RA sering berkata, “sungguh aku melihat Rasulullah saat ia datang kepada kami dan saat ia meninggalkan kami untuk selamanya, aku tidak melihat sebuah hari yang menyerupai kedua hari itu”.
Anas Bin Malik Al Ansor RA diberi anugerah hidup 80 tahun lebih setelah wafatnya Rasulullah SAW. Atau dia memperoleh anugerah 100 tahun lebih 3 tahun untuk kehidupan di dunia. Dan menjumpai anak dan keturunanya hingga melebihi seratus. Dalam rentang waktu tersebut, ia menjadi referensi dan jujugan para sahabat dan tabiin.
Anas Bin Malik RA Berkata : “Rasulullah SAW adalah seorang yang paling baik akhlaknya, paling lapang dadanya, dan paling memiliki kasih sayang”. Anas Berkata, “suatu hari beliau memintaku untuk suatu hal, tetapi aku keluar untuk menemui anak-anak yang sedang bermain di pasar, sehingga aku bisa bermain dengan mereka. aku tidak pergi untuk memenuhi perintah Rasulullah. Ketika aku sedang bersama anak-anak itu, aku merasakan keberadaan seseorang yang berdiri di beakangku dan memegang bajuku. Ketiak aku menoleh, Rasulullah tersenyum dan berkata, “Hai Unais, apakah engkau telah pergi sesuai yang kuperintahkan ?”, Ya aku akan pergi sekarang, Wahai Rasulullah.
Cerita di atas adalah salah satu momentum Anas RA bersama Muhammad SAW dengan kelapangan dan kasih sayang sang Nabi. Anas juga berkata, “Demi Allah, Sesungguhnya aku benar-benar telah berkhidmah kepadanya selama sepuluh tahun, maka tidaklah ia mengatakan terhadap apa yang aku lakukan “mengapa engkau melakukannya?” dan terhadap apa yang aku tinggalkan “mengapa engkau meninggalkan?”.