NABI MUHAMMAD SAW MEMBANTU PEKERJAAN ISTRINYA

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللّٰهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَآلِهِ الطَّاهِرِيْنَ وَصَحَابَتِهِ أَجمَعِيْنَ
Termasuk diantara keagungan akhlak budi pekerti Nabi Muhammad Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam adalah beliau shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam tidak pernah merasa malu untuk membantu istrinya dalam mengerjakan setiap pekerjaan rumah tangga. Meskipun dirinya seorang Rasul, beliau shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam suka melaksanakan pekerjaan sehari-harinya sendiri. Beliau shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam suka mencuci pakaiannya sendiri, menjahit bajunya sendiri, menambal sandalnya sendiri, dan terkadang beliau sendiri yang pergi berbelanja ke pasar. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam melakukan semua pekerjaan itu selain bertujuan untuk membahagiakan istrinya tercinta, juga untuk memberikan contoh suri tauladan yang baik bagi setiap suami di dalam membina bahtera rumah tangga yang Islami.
Istri Nabi shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam yang bernama Sayyidah ‘Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallohu ‘anhuma menceritakan bagaimana mulia dan lembutnyanya Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam sebagai seorang suami. Ketika ditanya bagaimana keadaan Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam saat bersama istrinya di rumah, Sayyidah ‘Aisyah radhiyallohu ‘anha menjawab,
“Jika sedang bersama istrinya, beliau shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam adalah seorang yang paling lembut dan paling mulia. Beliau shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam adalah seorang lelaki seperti kaum lelaki kalian, tetapi bedanya beliau shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam senang tertawa dan tersenyum. Beliau shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam hanyalah manusia biasa, kadang membantu pekerjaan istrinya, menambal sadalnya, menjahit bajunya, memerah kambingnya, melayani dirinya sendiri, dan melakukan pekerjaan rumah seperti kalian”.
Di dalam Shahih Bukhari disebutkan,
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْحَكَمِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي أَهْلِهِ قَالَتْ كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar; telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Al Hakam dari Ibrahim dari Al Aswad dia berkata; saya bertanya kepada Aisyah, “Apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ikut membantu pekerjaan rumah isterinya?” Aisyah menjawab; “Beliau suka membantu pekerjaan rumah isterinya, apabila tiba waktu shalat, maka beliau beranjak untuk melaksanakan shalat.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari).
Imam Ahmad bin Hanbal juga meriwayatkan,
حَدَّثَنَا مُؤَمَّلٌ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قِيلَ لِعَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي بَيْتِهِ قَالَتْ كَمَا يَصْنَعُ أَحَدُكُمْ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُرَقِّعُ ثَوْبَهُ
Telah menceritakan kepada kami Mu’ammal, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Hisyam, dari ayahnya berkata; ditanyakan kepada Aisyah; “Apa yang dikerjakan oleh Rasulullah di rumahnya?” Aisyah menjawab; “Sebagaimana yang dilakukan oleh salah seorang kalian, beliau menjahit sandalnya dan menambal pakaiannya.” (Hadits Riwayat Imam Ahmad)
Dalam hadits lainnya di dalam Musnad Imam Ahmad juga diceritakan,
حَدَّثَنَا عَفَّانُ قَالَ حَدَّثَنَا مَهْدِيٌّ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا سُئِلَتْ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْمَلُ فِي بَيْتِهِ قَالَتْ كَانَ يَخِيطُ ثَوْبَهُ وَيَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيَعْمَلُ مَا يَعْمَلُ الرِّجَالُ فِي بُيُوتِهِمْ
Telah menceritakan kepada kami Affan, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Mahdi; telah menceritakan kepada kami Hisyam bin ‘Urwah dari Ayahnya dari Aisyah, dia pernah ditanya mengenai apa yang diperbuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya. (Aisyah) Berkata; “Beliau menjahit bajunya, mengesol sandalnya, dan mengerjakan sesuatu yang biasa dilakukan oleh laki-laki lain di rumah mereka.” (Hadits Riwayat Imam Ahmad)
Sungguh Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam merupakan sosok pemimpin keluarga dan suami teladan yang baik di dalam membina rumah tangga. Ungkapan Sayyidah ‘Aisyah radhiyallohu ‘anha di dalam beberapa hadits seperti di atas adalah salah satu bukti nyata akan keharmonisan hubungan dan pergaulan suami istri di dalam rumah tangga Nabi shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam.
Ketahuilah, bahwasanya rumah Nabi Muhammad Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam sangatlah sederhana, hanya ada satu kamar berukuran kecil. Sangat berbeda dengan kondisi rumah-rumah modern di zaman sekarang ini yang begitu megah dan mewah dengan banyak hiasan dan jumlah kamar yang banyak dan besar-besar. Namun, dibalik kesederhanaan rumah Nabi shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam itu, di dalamnya senantiasa dipenuhi dengan cahaya cinta dan kasih sayang, penuh dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Jika kita melihat betapa sederhananya rumah Nabi shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam, sebenarnya kita tahu bahwa tidak ada sesuatu pun yang membuat istri Nabi shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam membutuhkan bantuan dalam melakukan pekerjaan rumah tangganya. Akan tetapi, Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam tetap turut serta ambil bagian membantu meringankan pekerjaan istrinya. Inilah bentuk keagungan akhlak Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam yang semestinya perlu diperhatikan oleh setiap pasangan suami istri di dalam mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga. Karena orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya, paling lemah lembut kepada istrinya, dan paling ramah terhadap keluarganya.
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَكْمَلِ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنَهُمْ خُلُقًا وَأَلْطَفَهُمْ بِأَهْلِهِ
“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik akhlaknya dan yang paling lemah lembut (ramah) terhadap keluarganya (istrinya).” (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Imam Tirmidzi dan Imam Ad-Darimi)
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam juga bersabda,
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap isteriku (Hadits Riwayat Imam Tirmidzi)