SIKAP UMAT ISLAM KEPADA ULAMA DAN WALI ALLOH YANG BERKAROMAH

SIKAP UMAT ISLAM KEPADA ULAMA DAN WALI ALLOH YANG BERKAROMAH

  nabi-muhammad           Belakangan ini, media-media non Ahlussunnah kerap memposting ejekan-ejekan terhadap para ulama sepuh, para wali dan para sufi yang mana menurut mereka mempercayai wali dan menjadi sufi itu akan membuat seseorang jauh dari sunnah. Sebagai ummat ahlusunnah waljamaah pantaskah kita bersikap seperti itu? sangat tidak pantas, sudah selayaknyalah kita percaya akan kewalian seseorang, tentang karomahnya dan sifat-sifat aneh darinya, sebagaimana keterangan dari Ibni Taymiyah:

ومن أصول أهل السنة : التصديق بكرامات الأولياء وما يجري الله على أيديهم من خوارق العادات في أنواع العلوم والمكاشفات وأنواع القدرة والتأثيرات ، كالمأثور عن سالف الأمم في سورة الكهف وغيرها ، وعن صدر هذه الأمة من الصحابة والتابعين وسائر قرون الأمة ، وهي موجودة فيها [ ص: 287 ] إلى يوم القيامة ) .

[ العقيدة الواسطية » شرح العقيدة الواسطية » أصول أهل السنة والجماعة الدين والإيمان قول وعمل » من أصول أهل السنة والجماعة التصديق بكرامات الأولياء]

“Termasuk prinsip ahlu as-Sunnah wa al-Jama’ah adalah membenarkan adanya karomah para wali dan kejadian-kejadian luar biasa yang Allah tunjukkan melalui mereka dalam berbagai bentuk ilmu dan mukasyafah, dalam berbagai jenis qudrat dan pengaruh, seperti yang diriwayatkan dari umat-umat terdahulu dalam (al Qur’an) Surat al-Kahfi dan selainnya, dan dari generasi awal umat ini, para sahabat, tabi’in, serta generasi-generasi umat yang lain. Karomah tetap akan ada di setiap umat sampai hari Kiamat.”
[Syarh Aqidatul Waasithiyah ]

Namun belakangan muncul kelompok yang mengingkari kewalian seseorang, karena menurut mereka kewalian dan karomah tidak bisa diketahui oleh umum, benarkah demikian? dalam majmu’ fatawa Ibnu Taymiyah mengatakan :

يقول شيخ الإسلام ابن تيمية: ومما ينبغي أنْ يُعرف أنّ الكرامات قد تكون بحسب الحاجة ، فإذا احتاج إليها الرجل لضعف الإيمان أو المحتاج إياه أتاه منها ما يقوي إيمانه ويسد حاجته ، ويكون من هو أكمل ولاية لله مستغنياً عن ذلك فلا يأتيه مثل ذلك لعلو درجته ، وغناه عنها لا لنقص ولايته ، ولهذا كانت هذه الأمور في التابعين أكثر منها في الصحابة بخلاف من يجري على يديه الخوارق لهدى الخلق وحاجتهم فهؤلاء أعظم درجة. (مجموع الفتاوى: ابن تيمية 11/283).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah : ”“Dan di antara yang perlu diketahui adalah karomah ada kalanya bersesuaian dengan hajat seseorang. Apabila seseorang yang lemah imannya, atau orang yang sedang dalam keadaan memerlukan (terdesak), maka karomah pun ditampakkan di hadapannya dalam rangka agar keimanannya (terhadap kebenaran) bertambah kuat, dan keperluannya terpenuhi.
Manakala orang yang kewaliannya (ketaqwannya) terhadap Allah lebih sempurna, maka ia tidak diperlukan asbab ketinggian derajat. Oleh sebab itu, perkara-perkara ini berlaku ke atas para tabi’in lebih banyak berbanding di masa generasi sahabat. Berbeda dengan orang-orang yang diberi di hadapannya beberapa kemampuan tersebut, dengan tujuan sarana menuju hidayah kepada manusia dan untuk memenuhi keperluan mereka. Maka bagi mereka derajat yang agung.”

Kalau melihat ibarat diatas maka seorang wali benar-benar dapat menampakkan karomahnya, namun ada juga kelompok yang tetap mengingkari kewalian seseorang dikarenakan orang itu menyalahi aturan syariat, menurut hemat saya mereka tidak menyalahi syariat namun kita lah yang masih rendah ilmunya, sebagai orang yang masih rendah ilmu sungguh tidak pantas jika seuudzon terhadap wali Allah, dalam kitab Umdatussalik dijelaskan:

إذا سمعت كلمات من أهل التصوف والكمال ظاهرها ليس موافقا لشريعة الهدى من الضلال توفق فيها واسأل من الله العليم أن يعلمك مالم تعلم ولا تمل إلى الإنكار الموجب للنكال, لأن بعض كلماتهم مرموزة لاتفهم, وهي فى الحقيقة مطابقة لبطن من بطون القرأن الكريم وحديث النبي الرحيم. فهذا الطريق هوالأسلم القويم, والصراط المستقيم. .

“Apabila engkau mendengar beberapa ucapan dari ahli Tashawuf dan ahlul kamal yang mana secara zahir tidak sesuai dengan syariat Nabi yang menyatakan petunjuk dari segala kesesatan, maka bertawaquflah (berdiamlah/jangan berkomentar) engkau padanya dan bermohonlah (berserahlah) kepada Allah Yang Maha Mengetahui agar engkau di beri akan ilmu yang belum engkau mengetahuinya. Janganlah engkau cenderung mengingkarinya yang mengakibatkan memberi kesimpulan yang buruk. Karena sebagian dari pada kalimah atau perkataan mereka itu adalah isyarat yang tidak mudah difahami. Padahal hakikat-isinya itu sesuai dengan batinnya dari pada isi al Quran al Karim, dan haditsnya Nabi yang penyayang. Maka jalan ini lebih selamat sejahtera, dan jalan yang lurus.”

Itulah yang harus dipegang oleh kita sebagai orang awam terhadap waliyullah..

 

Leave your comment here: