BERHAYAL ATAU BERFANTASI SEX DENGAN LAWAN JENIS

BERHAYAL ATAU BERFANTASI SEX DENGAN LAWAN JENIS

Naluri ketertarikan terhadap lawan jenis yang ada secara alami pada setiap manusia terkadang membuat seorang pemudai/i secara sengaja berfantasi berhubungan badan/seks dengan lawan jenis sebagai pemuasan sesaat. Pasangan suami istripun kadang juga yang melakukannya, baik yang dibayangkan adalah lawan jenis yang “pernah singgah” di hatinya, atau orang asing yang menarik secara fisik. Bagaimanakah sebenarnya pandangan Syariat terhadap masalah ini?

Memiliki hati yang bersih dan suci, yang terbebas dari nafsu haram, yang terhindar dari fantasi seksual yang liar, yang “perawan” dari jamahan lelaki meski hanya dalam mimpi adalah nikmat yang hanya diberikan Allah kepada hamba-hambaNya yang dikasihi, yang tidak bisa lagi digoda oleh manisnya dunia yang sementara, yang hatinya dipenuhi cinta hanya kepada Rabbnya, yang shalatnya, pengorbanannya, jiwa raganya, hidup matinya semuanya dipersembahkan hanya untuk penciptanya, Allah Robbul Izzati Dzul Jalali wal Ikrom. Merekalah hamba-hamba Allah yang menjadi Wali-WaliNya. Merekalah para kekasih-kakasihNya yang tidak pernah merasa takut dan duka cita. Merekalah hamba-hamba yang memiliki Himmah (semangat) raksasa dan memiliki pengendalian diri yang luar biasa. Merekalah pemilik jiwa-jiwa yang tenang yang disebut Allah dalam firmanNya;

{ يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي} [الفجر: 27 – 30]

  1. Hai jiwa yang tenang.

  1. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

  1. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,

  1. masuklah ke dalam syurga-Ku. (Al-Fajr;27-30)

Allahumma ya Robbana jadikan kami termasuk golongan mereka.

Membayangkan berhubungan seksual, berfantasi melakukan hubungan intim, dan berimajinasi melakukan persetubuhan dengan lawan jenis (apalagi sesama jenis) yang tidak halal termasuk perbuatan dosa tanpa membedakan apakah pelakunya belum menikah ataupun sudah menikah. Fantasi seorang suami yang membayangkan wanita lain ketika bersetubuh dengan istrinya, atau fantasi seorang istri yang membayangkan lelaki lain ketika bersetubuh dengan suaminya juga termasuk dosa. Namun dosa jenis ini tidak seperti dosa perzinaan secara langsung yang dihukumi dosa besar (Kaba-ir). Dosa jenis ini termasuk dosa yang disebut Al-Quran dengan istilah Lamam. Allah berfirman;

{ الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ} [النجم: 32]

(yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari Lamam -kesalahan-kesalahan kecil- (An-najm;32)

Menurut As-Syaukani, makna asal Lamam secara bahasa adalah sesuatu yang sedikit dan kecil. As-Syaukani berkata;

فتح القدير للشوكاني (7/ 76، بترقيم الشاملة آليا)

وأصل اللمم في اللغة : ما قلّ وصغر ،

“Makna asal Lamam secara bahasa adalah; Sesuatu yang sedikit dan kecil (Fathu Al-Qodir, vol.7 hlm 76)

Jadi berdasarkan makna bahasa ini, Lamam adalah jenis dosa yang dianggap kecil dan sedikit. Penafsiran paling indah tentang makna Lamam diberikan oleh Ibnu Abbas sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim;

صحيح مسلم (13/ 124)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَشْبَهَ بِاللَّمَمِ مِمَّا قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنْ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ النُّطْقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ أَوْ يُكَذِّبُهُ

Dari Ibnu Abbas dia berkata; ‘Saya tidak mengetahui sesuatu yang paling dekat dengan makna Lamam (dosa dosa kecil) selain dari apa yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam: “Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla telah menetapkan pada setiap anak cucu Adam bagiannya dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Maka zinanya mata adalah melihat, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan zinanya hati adalah berangan-anga dan berhasrat, namun kemaluanlah yang (menjadi penentu untuk) membenarkan hal itu atau mendustakannya.” (H.R.Muslim)

Jadi, berdasarkan riwayat ini berfantasi sex termasuk zina juga, namun bukan Zina hakiki. Berfantasi sex sebagaimana memandang dengan syahwat, atau mengucapkan kata-kata porno, atau meraba, mencium dan semisalnya termasuk zina Majazi yang dihukumi dosa, namun terkategori dosa Lamam. Imam An-Nawawi menafsirkan hadis Ibnu Abbas di atas sebagai berikut;

شرح النووي على مسلم (16/ 206)

معنى الحديث أن بن آدم قدر عليه نصيب من الزنى فمنهم من يكون زناه حقيقيا بادخال الفرج في الفرج الحرام ومنهم من يكون زناه مجازا بالنظر الحرام اوالاستماع إلى الزنى وما يتعلق بتحصيله او بالمس باليد بأن يمس أجنبية بيده او يقبلها او بالمشي بالرجل إلى الزنى اوالنظر او اللمس او الحديث الحرام مع اجنبية ونحو ذلك او بالفكر بالقلب فكل هذه انواع من الزنى المجازي

“Makna hadis tersebut adalah, bahwasanya anak Adam ditetapkan bagian zinanya. Diantara mereka ada yang perzinaannya secara hakiki yakni dengan memasukkan kemaluan ke dalam kemaluan yang haram, dan diantara mereka ada yang perzinaannya Majazi, yakni dengan memandang yang haram, atau mendengar perzinaan –dan semua yang berhubungan dengn upaya mendapatkannya-, atau menyentuh dengan tangan –yakni menyentuh wanita asing dengan tangannya-, atau menciumnya, atau berjalan dengan kaki untuk berzina, atau memandang atau meraba, atau ngobrol haram dengan wanita asing dan yang semisal, atau berfantasi dengan hati. Semuanya termasuk varian-varian zina Majazi” (Syarah An-Nawawi ‘Ala Muslim, vol.16 hlm.206)

Atas dasar ini, haram berfantasi sex dengan orang yang tidak halal baginya karena termasuk zina majazi. Berfantasi sex hanya diizinkan dengan orang yang halal baginya (suami istri atau budak). Berfantasi sex dengan orang yang tidak halal termasuk dosa jenis Lamam sebagai mana dosa memandang dengan syahwat, menyentuh dengan syahwat, mencium, mendengar ucapan porno, berbicara mesum, berjalan untuk berzina dan yang semakna dengannya. Lamam akan diampuni Allah dan dihapuskan jika perzinaan hakiki dihindari karena rasa takut kepada Allah. Allah berfirman;

{ الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ} [النجم: 32]

(yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari Lamam (kesalahan-kesalahan kecil). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya (An-Najm;32)

Berikut doa indah yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk mensucikan diri dan hati;

صحيح مسلم (13/ 251)

عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ

لَا أَقُولُ لَكُمْ إِلَّا كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كَانَ يَقُولُ … اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا

Dari Zaid bin Arqam dia berkata; “Saya tidak akan mengatakan kepada kalian kecuali seperti apa yang pernah diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam doanya yang berbunyi: …. ALLOOHUMMA AATI NAFSII TAQWAAHAA, WAZAKKIHAA ANTA KHOIRU MAN ZAKKAAHAA, ANTA WALIYYUHAA WAMAULAAHAA, …..Ya Allah ya Tuhanku, berikanlah ketakwaan kepada jiwaku, sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik Dzat yang dapat mensucikannya, Engkaulah yang menguasai dan yang menjaganya” (H.R.Muslim)

Wallahua’lam.

Leave your comment here: