TAFSIR SURAT YASIN (2)

TAFSIR SURAT YASIN (2)

عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (4) تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (5)

Artinya:

  1. (yang berada) di atas jalan yang lurus.
  2. (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

(على صراط مستقيم) المراد من الصراط دين الإسلام يعني يا محمد انك لمن المرسلين ودينك دين الحق والإسلام. والكفار على دين باطل. فإن قيل أقسم الله بأن محمدا عليه الصلاة والسلام من المرسلين فان كان هذا القسم للكفاربان يصدقوا بأن محمدا عليه الصلاة والسلام لمن المرسلين فهم لا يصدقون. وان كان للمسلمين بان يصدقوا أن محمدا لمن المرسلين فهم يصدقونه بلا قسم. فما فائدة القسم؟

أجيب بأن الله تعالى اراد ان يؤكد كلامه للمنكرين فالقسم نوع من التأكيد فلذلك أقسم الله تعالى به للحجة.

(yang berada di atas jalan yang lurus). Lafal Shiroth pada ayat tersebut bermakna Agama Islam, yakni “Hai Muhammad, sesunggugnya Engkau termasuk salah seorang dari para Rasul, dan Agamamu adalah yang benar dan selamat (Islam), sedangkan orang-orang kafir berada pada agama yang batal (salah)”.

Jika dikatakan bahwa pernyataan Allah tersebut merupakan bentuk sumpah atas ke-Rasul-an Muhammad SAW, jika sumpah itu diperuntukkan bagi orang-orang kafir supaya mereka membenarkan dan mengimani ke-Rasul-an Muhammad, maka sesungguhnya mereka (orang kafir) tidak mengimaninya. Dan jika sumpah itu diperuntukkan bagi orang-orang muslim, tanpa itupun mereka (orang muslim) akan beriman kepada Rasulullah. Lalu apa faedah dari sumpah tersebut?

Saya menjawab bahwa Allah SWT ingin menguatkan kalamNYA terhadap orang-orang yang mengingkari kerasulan Muhammad SAW, jadi sumpah tersebut sebagai bentuk ta’kid (penguat) untuh hujjah.

(تنزيل) فان قرئ بالنصب يكون نصبه بالفعل المحذوف فتقديره اقرأ تنزيل العزيز يعني يا محمد اقرأ المنزل من العزيز الرحيم . وان قرئ بالرفع يكون خبرا لمبتدأ محذوف فتقديره هذا القرأن منزل عليك بواسطة جبريل عليه السلام من الله (العزيز) الغالب المنتقم من المعاصى (الرحيم) للمطيعين . فاقرأ يا محمد هذا القرأن للمنكرين حتى يسمعوا كلامي ويخافوا مني ويجيؤا الى الانصاف.

(Yang diturunkan) Jika lafal Tanzil dibaca nasab, maka nasabnya atas fi’il yang dibuang, yakni Iqra’ tanziila al-Azizi , Hai Muhammad bacakanlah apa yang telah diturunkan dari yang maha perkasa dan maha penyayang.

Dan jika lafal Tanzil dibaca rafa’, maka rafa’nya karena menjadi khobar atas mubatada’ yang dibuang, yakni hadza al-Qur’anu munazzalun ‘alaika biwaasithoti jibrila ‘alaihissalam minAllahi, yakni Al-Qur’an ini diturunkan kepadamu dengan perantara Jibril a.s. dari Allah.

(Yang maha Perkasa) yakni Dzat yang mengalahkan dan yang menuntut balas dari segala kemaksiatan.

(Yang maha Penyayang) yakni menyayangi orang-orang yang taat. Maka hai Muhammad, bacakanlah Al-Qur’an ini pada orang-orang yang mengingkarinya sehingga mereka mau mendengarkan kalamKu serta takut kepadaku dan mereka menuju pada keadilan/kejujuran.

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ (6) لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (7) إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ (8)

Artinya:

  1. Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.
  2. Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.
  3. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah.

(لتنذر قوما ما أنذر آباؤهم ) اللام تعليل للتنزيل, قيل فما فى ما أنذر للنفي أى لم تنذر آباؤهم الأقربون لتطاول مدة الفترة, وقيل ما بمعنى الذي اى لتنذر قوما الذي أنذر بهم آباؤهم.

(فهم غافلون) عن الإيمان والرشد يعني يا محمد أنزلنا اليك هذا القرأن لتخوف به القوم الذين لم يخوفوا والمراد من القوم قوم قريش لأنه من زمان إسماعيل عليه السلام الى زمانك ما جاءهم نبي ولا مرسل لأنهم غافلون لا يعرفون دينا ولا شريعة.

(Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum penah diberi peringatan), Huruf Lam di awal lafal Litundzira berfaedah Ta’lil (alasan) terhadap lafal Tanziil pada ayat sebelumnya. Menurut suatu pendapat, bahwa Ma dalam kalimat Ma Undzira itu huruf nafi yang berarti “Bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan” karena panjangnya masa Fatroh yakni masa kekosongan tidak diturunkannya Rasul kepada suatu kaum.

Dan menurut satu pendapat lagi, bahwa Ma bermakna alladzi isim maushul, yang berarti “Supaya kamu memberi peringatan kepada kaum yang mana bapak-bapak mereka diberi peringatan”.

(Maka mereka lalai) dari iman dan petunjuk. Yakni Hai Muhammad, Aku (Allah) menurunkan Al-Qur’an kepadamu untuk menakut-nakuti kaum yang tidak merasa takut. Yang dimaksud kaum dalam ayat tersebut adalah Kaum Quraisy. Karena dari zaman Nabi Ismail AS hingga zamanmu (zaman Nabi Muhammad SAW), mereka tidak pernah diutus satu Nabi pun atau seorang Rasul, oleh karena itu mereka lalai, tidak mengerti tentang agama dan syari’at.

(لقد حق القول على أكثرهم فهم لا يؤمنون) أى وجبت كلمة العذاب على أكثرهم لأن الله تعالى علم بعلمه الأزلي أن أكثر قريش لا يؤمنون بالله ورسالة محمد عليه الصلاة والسلام كأبي جهل و عتبة و شيبة والمغيرة وأمثالهم. فالخطاب فى حق هؤلاء الأشقياء لتأكيد الحجة لا لطلب الإيمان لأن الله تعالى علم أنهم ليسوا من أهل التوحيد والإيمان.

(Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman), kata siksa disematkan kepada mereka (yang tidak beriman) karena Allah mengetahui bahwa kebanyakan kaum Quraisy tidak beriman kepada Allah dan kerasulan Muhammad SAW, seperti Abu Jahal, ‘Utbah, Syaibah, Mughirah dan lain-lain. Pesan yang terkandung dalam ayat itu yang merujuk pada kebenaran tentang orang-orang yang celaka dari golongan Quraisy sebagai bentuk Ta’kid (penguat) sebuah hujjah, bukan untuk mengajak agar beriman. Karena Allah SWT mengetahui bahwa mereka itu bukanlah ahli tauhid dan iman, artinya mereka ditetapkan sebagai orang yang tidak beriman kepada Allah dan RasulNya.

(إنا جعلنا فى أعناقهم أغلالا فهي الى الأذقان فهم مقمحون) اى رافعون رؤوسهم غاضون أبصارهم لأن عمود الغل فى عنق المغلول يدخل تحت ذقنه فيمنعه خفض رأسه. وهذه الأية على سبيل التمثيل لمن لا يؤمن بالله ويتكبر بمن كانت يده الى عنقه ورفع رأسه الى السماء ولم ير شيئا. وقيل هي أخبار عن أحوال الكفارفى جهنم.

(Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah) yakni kepala mereka terangkat dengan mata terpejam karena tiang-tiang belenggu pada leher yang masuk ke bawah dagu, sehingga tidak bisa menundukkan kepala.

Ayat ini hanyalah permisalan bagi orang yang tidak beriman kepada Allah SWT dan orang yang menyombongkan diri dengan hanya mendongak ke langit tanpa melihat sesuatu pun. Menurut suatu pendapat, ayat tersebut merupakan gambaran keadaan orang-orang kafir di neraka jahannam.

وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ (9) وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (10)

Artinya:

  1. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
  2. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.

(وجعلنا من بين أيديهم سدا ومن خلفهم سدا فأغشيناهم فهم لا يبصرون) نزلت هذه الأية في رواية في حق أبي جهل وصاحبه من بني محزوم وذلك أن أبا جهل حلف لئن رأيت محمدا يصلي لأرضخن رأسه بالحجر فأتاه فهو يصلي فلما رفع الحجر شلت يده الى عنقه ولصق الحجر بيده. فلما عاد الى أصحابه وأخبرهم بما رأى سقط الحجر. فقال رجل من بني محزوم: أنا أقتله بهذا الحجر فاتاه فهو يصلي فأراد ان يرميه بالحجر فأعمى الله تعالى بصره فجعل يسمع صوته عليه السلام ولا يراه. فرجع الى اصحابه فلم يرهم حتى نادوه. فقالوا ما صنعت قال ما رأيته ولكن سمعت صوته وحال بيني وبينه شيئ كهيئة العجل ينفخ بذنبه ولو دنوت منه لأكلني . وبعد ذلك كلما اراد ابو جهل محمدا عليه الصلاة والسلام لايقدر ان يراه.

(Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding pula, dan Kami tutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat) Menurut satu riwayat, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Jahal bersama komplotannya dari Bani Mahzum. Pada satu ketika, Abu Jahal bersumpah: “kalau saya melihat Nabi Muhammad SAW sholat, maka saya akan memecahkan kepalanya dengan batu”. Kemudian Abu Jahal mendatangi Nabi Muhammad yang kebetulan sedang sholat, ketika abu jahal mengangkat batu, tiba-tiba tangannya menjadi lumpuh (kaku) dan batu tersebut tetap menempel pada tangannya.

Tatkala abu jahal kembali ke komplotannya, ia memberitahu tentang apa yang terjadi, lalu lepaslah batu tersebut. Salah seorang Bani Mahzum berkata: “saya akan membunuhnya dengan batu ini”, lalu ia menemui Nabi Muhammad yang juga kebetulan sedang sholat. Ketika ia hendak melemparkan batu tersebut, Allah SWT membutakan matanya dan ia hanya mendengar suara Nabi Muhammad yang sedang sholat tapi tidak bisa melihatnya. Kemudian orang tersebut kembali, dan tetap tidak bisa melihat para komplotannya tadi sampai mereka memanggilnya.

Mereka berkata: “apa yang telah kamu lakukan?”

ia menjawab: “aku tidak melihat Muhammad, tapi aku mendengar suaranya. aku seperti terhalangi oleh seekor sapi yang mengibaskan ekornya, kalau aku mendekat, maka ia akan memakanku”.

Setelah kejadian itu, setiap kali abu jahal ingin menyakiti Nabi Muhammad, maka ia tidak bisa melihat Nabi.

وفي رواية نزلت هذه الأية في طائفة من قريش وذلك أن النبي صلى الله عليه وسلم مع أصحابه كانوا جالسين يوما عند باب الكعبة, فقالت قريش تعالوا نأخذ محمدا مع اصحابه ونذهب بهم الى جبل ابي قبيس فنقتل محمدا مع اصحابه, ومن لا يرضى دينه نخلى سبيله والا فنقتل كلهم. وبعد هذه المشاورة اتفقوا وأتوا الى محمد عليه الصلاة والسلام واصحابه فجعل الله تعالى بين أيديهم سدا ومن خلفهم سدا لم يروا محمدا واصحابه.

Dan menurut satu riwayat, ayat ini (surat Yasiin: 9) diturunkan mengenai satu kelompok orang Quraisy, yakni suatu ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sedang duduk-duduk di pinggiran pintu ka’bah, sekelompok orang Quraisy merencanakan pembunuhan Nabi dan para sahabatnya di bukit abu qubais, begitu pula mereka akan membunuh orang-orang yang mengimani ajaran Nabi Muhammad. Setelah mereka (Quraisy) sepakat dengan rencana tersebut, mereka mendatangi Nabi Muhammad dan para sahabatnya, lalu Allah menjadikan mereka semacam orang yang terhalangi sesuatu karena tidak bisa melihat Nabi Muhammad dan para sahabatnya.

وفى رواية نزلت هذه الأية فى حق المشركين وذلك أنهم مجتمعين فى مجلس واحد منهم فقال بعضهم فى حق محمد عليه السلام شيئا فقال ان رأيت محمدا فعلت كذا وكذا. فجأ النبي وقام عنده, وقرأ سورة يس الى قوله فهم لا يبصرون. وبعد ذلك أخذ النبي قبضة من التراب ورمى الى وجوههم ولحاهم وذهب من بينهم فلم يروه وهم ينفضون التراب عن وجوههم ولحاهم ويقولون والله ما رأيناه وما سمعنا صوته عليه الصلاة والسلام.

Dalam riwayat yang lain, Ayat ini diturunkan perihal orang-orang musyrik. Mereka berkumpul dalam suatu majelis juga untuk merencakan pembunuhan Nabi Muhammad SAW. Ketika mereka melancarkan aksinya dengan mendatangi Nabi Muhammad, yang pada waktu itu beliau sedang membaca Surat Yasin sampai ayat Fahum laa yubshiruun, lalu Nabi mengambil segenggam debu dan menaburkan ke arah orang-orang musyrik tadi, dan Nabi keluar namun mereka tidak melihatnya. Setelah debu tadi hilang dari hadapan mereka, mereka tidak dapat melihat Nabi Muhammad dan tidak pula mendengar suaranya.

(وسواء عليهم أأنذرتهم ام لم تنذرهم فهم لا يؤمنون) لأنه ثبت فى علم الله تعالى أنهم لا يؤمنون بل يموتون على الكفرفيدخلون النار فعلى هذا التقدير يكون الإنذار تأكيدا للحجة لإنكارهم.

(Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.) Allah telah menetapkan bahwa mereka tidak akan beriman dan akan mati dalam keadaan kafir, mereka akan masuk ke neraka. Maka dengan demikian, peringatan tersebut menjadi Ta’kid (penguat) atas keinkaran mereka.

Wallahu a’lam.

Leave your comment here: