PINTU TAUBAT TERTUTUP SELAMA LAMANYA BERSAMAAN DENGAN MATAHARI TERBIT DARI BARAT
Menurut apa yang tertera dalam hadits Rasulullah SAW, ketika hari kiamat telah dekat, ibarat tinggal sejengkal, matahari akan terbit dari arah terbenamnya, yakni sebelah Barat, namun semua itu tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses, saat menghadapnya matahari ftu kehadapan Allah SWT.
Dalam kitab Tafsir Yasin karangan Syekh Hamamy Zadah, disebutkan bahwa matahari mempunyai 360 tempat di Timur dan Barat. Matahari terus berputar dari Timur ke Barat sampai hari kiamat. Hal itu terjadi pada setiap putaran, dengan takdir Allah Dzat yang Maha Kuasa atas segalasesuatu.
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa tempat peredaran matahari itu tetap ada sampai pada hari kiamat, karena sesungguhnya ketika terjadi kiamat, matahari tetap berada di tempatnya, namun kehilangan sinarnya.
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar r.a. mengatakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Pada hari ketika matahari terbenam, ya abu Dzar! tahukah kamu ketika itu matahari dimana ? Lalu aku menjawah “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui!” Rasulullah SAW pun berkata : “Ya Abu Dzar! Sesungguhnya matahari itu terbenam dan pergi ke bawah ‘Arasy, lalu matahari itu meminta izin kepada Allah, agar dirinya diperkenankan sujud kepadanya. Allah pun mengizinkannya. Kemudian matahari juga meminta izin agar dirinya diperkenankan untuk tidakterbit lagi ke dunia, karena ia melihat banyak orang melakukan kemaksiatan dan kemungkaran.
Untuk permintaan matahari yang ini, Allah tidak mengizinkannya dengan berfirman : kembalilah kamu dari mana terbit, lalu matahari itu terbit dari Timur. Maka matahari tetap terbit dan terbenam seperti biasanya, sampai dekatnya hari kiamat, Ketika telah dekat terjadinya hari kiamat, kemunafikan, kefasikan dan angkara murka semakin merajalela, pelacuran di mana-mana dan menjadi suatu hal yang biasa, kejahatan tak terkendali. Banyak sekali orang yang melakukan dosa besar di muka bumi. Seruan untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar telah hilang, syari’at telah diabaikan, serta hukum-hukum Islam sudah tidak diperdulikan lagi.
Pada saat-saat seperti itu, kembali matahari sujud di bawah ‘Arsy semalam penuh, dan saat itulah Allah tidak mengizinkan matahari untuk terbit lagi, serta memerintahkan bulan untuk mendatangi matahari. Lalu matahari dan bulan berdiam diri di situ selama tiga hari, sehingga menjadi amat panjanglah malam itu.
Tidak seorang pun yang mengetahui peristiwa tersebut, kecuali para ahli tahajjud, yang terbangun dari tidur mereka untuk melakukan shalat tahajjud, sebagai wujud ibadah dan ketaatannya kepada Allah dengan berdzikir dan berwirid. Mereka seakan beriomba untuk memperbanyak ibadah mereka, seperti yang telah dilakukannya tiap malam.
Tiba-tiba orang-orang ahli ibadah itu merasa aneh dan heran karena malam terasa amat panjang dan fajar tidak terbit Kemudian mereka keluar untuk melihat bintang-bintang di angkasa. Namun keadaan bintang-bintang itu seperti biasanya. Sehingga mereka menyangka, bahwa diri mereka telah kehilangan waktu untuk memburu ibadah.
Dalam kadaan yang seperti ini, para ahli ibadah yang telah mempunyai firasat akan datangnya hari kiamat, semakin tekun dalam bertahajjud, berdzikir dan berwirid.
Fajar yang mereka nantikan pun tak kunjung tiba, sehlngga mereka keluar lagi untuk melihat bintang-bintang di langit. Nmun bintang-bintang pun tetap seperti biasanya. Dan mejadi yakinlah mereka bahwa saat seperti itu adalah tanda tanda semakin dekatnya hari kiamat. Maka hiruk pikuklah di antara manusia, untuk saling memberitahukan tentang akan datangnya hari kiamat yang tidak lama lagi. Akhlrnya mereka berkumpul semua dalam masjid, untuk morendahkan diri kepada Allah SWT. Mereka menangis dengan tangisan yang sangat dahsyat, karena begitu takutnya terhadap siksa Allah SWT. Golongan seperti ini bisa ditemukan pada setiap negeri, namun jumlahnya hanya sediklt.
Manakala telah sempurna tiga malam, di mana pada tiga malam tersebut, tidak satu kalipun fajar terbit, maka Allah Telah memerintahkan matahari untuk terbit dari Barat. Perlu diketahui ketika matahari telah terbit dari Barat, maka asungguhnya kiamat benar-benar telah begitu dekat Sehingga menangislah matahari dan bulan. Mereka marendahkan diri di hadapan Allah Ta’ala. Dari menangisnya matahari dan bulan tersebut, maka menangis pula seluruh pnghuni dunia serta penghuni langit dan tujuh kemah besar.
Megenai hal ini, Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadits dari Abdulullah bin ‘Amr bin Ash r.a. bahwasannya Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya pertama-tama alamat-alamat hari kimat yang keluar, yaitu terbitnya matahari dari arah Barat dan keluarnya binatang kepada orang banyak diwaktu dhuha. Mana saja di antara kedunya itu yang keluar lebih dulu dari kawannya maka yang lainnya pasti akan menyusul sebentar kemudian”. (H.R. Muslim dan Abu Daud).
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW yang lain, yang diriwayatkan oleh Muslim juga disebutkan, mengenai matahari yang terbit dari arah Barat, ketika hari kiamat telah dekat: ‘Tiada akan terjadi hari kiamat, sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya (barat). Apabila matahari telah terbit dari tempat terbenamnya, manusia semuanya beriman. Maka pada waktu itu, tiadalah iman seseorang berguna untuk dirinya yang tadinya belum pernah beriman, juga bagi mereka yang tadinya belum berbuat baik dalam berimannya”. (HR. Muslim).
Ketika matahari telah terbit dari arah Barat, tiba-tiba ada gema suara dari arah langit yang mengatakan “Ingatlah Sesungguhnya matahari telah telah terbit dari arah Barat.
Manusia yang mendengar seruan itu akan menangis dan mereka merendahkan diri kepada Allah SWT. Ketika mereka melihat ke langit, mereka melihat pemandangan yang sebelumnya belum pernah mereka temukan, mereka melihat matahari dan bulan secara bersamaan, yang telah kehilangan sinarnya. Pada waktu itu, matahari dan bulan berkumpul pada satu tempat. Hal ini sangat cocok dengan bunyi firman Allah SWT sebagai berikut:
“Dan matahari dan bulan dikumpulkan.” (QS. Al Qiyamah: 9).
Pada waktu itu, tangis dan taubat penduduk penghuni bumi sudah tidak bermanfaat lagi. Ketika matahari dan bulan telah sampai di tengah-tengah langit, Allah SWT. memerintahkan kepada Jibril a.s. untuk mendekati kedua planet itu, yakni matahari dan bulan. Kemudian Jibril terbang kearah matahari dan bulan dengan kedua sayapnya.
Jibril memerintahkan kepada bulan dan matahari untuk kembali lagi ke arah Barat. Sesungguhnya ini disebabkan karena di Barat ada pintu yang dinamakan dengan pintu taubat. Yang mana panjang pintu taubat itu sama panjangnya dengan perjalanan selama 70 tahun. Kemudian matahari dan bulan ke arah Barat untuk menuju ke pintu tersebut, dan sejak saat itu tertutuplah pintu taubat untuk selama-lamanya.
Setelah peristiwa itu, matahari dan bulan terbit seperti biasanya, yakni matahari terbit dari arah Timur dan bulan terbit pada malam hari. Begitu seterusnya, hingga kiamat tiba. Tetapi kiamat dengan adanya kejadian matahari terbit dari sebelah Barat sesungguhnya jaraknya sangatlah pendek. Sehingga pendeknya jarak ini diibaratkan dengan seekor kuda yang melahirkan anaknya, dan anak kuda tersebut belum sampai bisa dinaiki tuannya, kiamat telah terjadi.
Semoga bermanfaat dan mengingatkan kita akan datangnya kiamat.