KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Keputusan Bahtsul Masail Maudlu’iyyah Konferwil PWNU Jawa Timur, 15-16 Dzulqa’dah 1439 H./28-29 Juli 2018 di PP. Lirboyo Kediri
Prinsip Menjalin Kerukunan Bagi Umat Islam Terhadap Pemeluk Agama Lain
- Dasar hubungan antara umat Islam dan pemeluk agama lain
Realitas keberagaman manusia dalam agama dan keyakinannya merupakan sunatullah yang tidak bisa dihilangkan. Andaikan Allah Swt mempersatukan manusia dalam satu agama misalnya tentu Dia kuasa, namun realitanya tidak demikian.
وَلَوْ شاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً واحِدَةً وَلا يَزالُونَ مُخْتَلِفِينَ . إِلاَّ مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ .
Dan jika Tuhan-mu Menghendaki, tentu Dia Jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat), kecuali orang yang Diberi rahmat oleh Tuhan-mu. Dan untuk itulah Allah Menciptakan mereka. Kalimat (keputusan) Tuhan-mu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS. Hud: 118– 119)
Perbedaan agama tidak bisa dijadikan alasan untuk berperilaku buruk, memusuhi dan memerangi pemeluk agama lain. Dengan demikian asas hubungan antara umat Islam dengan non muslim bukanlah peperangan dan konflik, melainkan hubungan tersebut didasari dengan perdamaian dan hidup berdampingan secara harmonis. Islam memandang seluruh manusia, apapun agama dan latar belakangnya, terikat dalam persaudaraan kemanusian (Ukhuwwah Insaniyyah) yang mengharuskan mereka saling menjaga hak-hak masing, mengasihi, tolong-menolong, berbuat adil dan tidak menzalimi yang lain. Allah Swt. berfirman:
لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُم مِّنْ دِيَارِكُمْ أنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوْا إلَيْهِمْ إنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampong halamanmu. Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Komisi Maudhu’iyyah
Mushohhih:
KH. Romadlon Khotib
KH. Muhibbul Aman Aly
KH. Azizi Hasbulloh
Perumus:
KH. Ahmad Asyhar Shofwan
K. Fauzi Hamzah Syam
KH. Shamthon Mashduqi
KH. Abd. Rozaq Sholeh
Moderator:
Ust. Ahmad Muntaha AM
Notulen:
Ust. H. Muchammad Mughits
Ust. Faurok Tsabat