BERHATI-HATILAH DENGAN SYAITAN DAN BERDO’ALAH AGAR DI BERI PETUNJUK
Hati-Hati Bila Setan Membisikan Ini
Allah memang maha Adil, menciptakan makhluknya berjodoh-jodoh, ada yang baik juga ada yang kurang menarik, ada yang pintar ada yang masih butuh belajar, ada yang kaya materi juga ada yang miskin Ruhani, semuanya saling melengkapi.
Begitu juga Allah menciptakan Setan agar manusia selalu hati-hati dari godaan maupun tipu dayanya, karena bila manusia sudah masuk perangkapnya akan merasakan kerugian yang mendalam di dunia dan akhirat.
Salah satu bisikannya seperti dalam sebuah Hadist yang tertuang dalam Shahih al-Bukhari:
ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ” ﻳﺄﺗﻲ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻓﻴﻘﻮﻝ: ﻣﻦ ﺧﻠﻖ ﻛﺬا، ﻣﻦ ﺧﻠﻖ ﻛﺬا، ﺣﺘﻰ ﻳﻘﻮﻝ: ﻣﻦ ﺧﻠﻖ ﺭﺑﻚ؟ ﻓﺈﺫا ﺑﻠﻐﻪ ﻓﻠﻴﺴﺘﻌﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﻟﻴﻨﺘﻪ. رواه البخاري
Artinya: Diriwayatkan dari Abi Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda, setan akan mendatangi salah satu dari kalian, kemudian akan memberi bisikan tentang: siapa yang menciptakan ini, siapa yang menciptakan itu, ketika membisikan tentang siapa yang menciptakan Tuhanmu? Maka minta perlindungan kepada Allah dan berhentilah. (H.R. Bukhari).
Menurut Imam al-Munawi dalam kitab Faidhul Qadir menjelaskan bahwa setan menggoda manusia dengan langkah yang sistematis. Hal ini bertujuan agar manusia ragu kepada Allah sebagai penciptanya.
Dalam hadis ini juga berisi larangan untuk tidak berfikir tentang Dzat Allah, karena manusia tak akan mampu menjalaninya. Namun dianjurkan untuk berfikir akan ciptaan-Nya karena hal itu akan menambah keimanan serta akan lebih mengenal kebesaran-Nya.
Yang dikhawatirkan adalah bila seseorang meyakini Allah seperti makhluknya, butuh tempat, waktu. Keyakinan seperti ini sungguh salah, karena bila Allah membutuhkan tempat maka Allah seperti makhluknya, bila Ia seperti makhluk-Nya maka akan terjadi Daur( Putaran), dan Tasalsul(mata rantai), maka hal ini Mustahil (tak mungkin terjadi) bagi Allah.
Maka dari itu jaga keimanan kita dengan meyakini bahwa Allah tak seperti makhluk-Nya, tidak beranak, juga tak diperanakkan, dialah yang maha sempurna, serta disucikan dari segala kekurangan.
Baca Doa Ini Agar Selalu Mendapat Petunjuk
Hakikat doa adalah pengakuan diri kepada Tuhan bahwasanya ia tak mampu untuk melakukan suatu kecuali atas izin-Nya, serta untuk meminta agar mendapatkan sesuatu yang ia harapkan, terutama agar selalu mendapatkan petunjuk dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.
Salah satu doa yang tertuang di dalam Al-Qur’an adalah doa agar selalu diberikan petunjuk dalam segala hal, terutama selalu dibimbing dalam memutuskan suatu hal, yaitu yang tertuang dalam Surat al-Kahfi ayat 10 yang berbunyi:
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Artinya: (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa, “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.
Menurut Imam Baidhawi dalam Tafsirnya doa ini berisi tentang permintaan rahmat Allah agar selalu turun, karena akan mendatangkan ampunan, serta mempermudah datangnya rizki, dan membawa kesentosaan serta keamanan dari musuh. Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Tafsirnya menambahkan bahwa dia ini berisi agar dimudahkan dalam segala urusan terutama agar tercapai keinginan yang diharapkan.
Doa ini selalu dibaca oleh Ashabul Kahfi (penghuni gua) ketika dikejar, serta diintimidasi oleh raja kejam dari Romawi yang bernama Dikyanus sebagai penyembah berhala. Raja ini mempunyai kebiasaan membantai orang yang selalu menentangnya, serta selalu menyembelih hewan ternak yang dipersembahkan untuk berhala. Hal ini seperti keterangan dalam Tafsir al-Baghawi.
Maka dari itu, sebagai orang mukmin sebaiknya selalu berdoa agar selalu mendapatkan petunjuk, agar hidupnya selalu mendapatkan Rahmat dari Allah SWT, serta dimudahkan dalam segala urusan, seperti dalam kandungan doa di atas.
Ini Dua Doa yang Paling Sering Dibaca Rasulullah Saw
Rasulullah Saw selalu menyertai doa dalam setiap aktifitasnya. Diantara doa-doa yang pernah dibaca, ada dua doa yang paling sering dipanjatkan Nabi Saw, yaitu:
اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Allahumma rabbanaa aatina fid dun-ya hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qina ‘adzaban naar
“Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka”
Doa ini sebagaimana tercantum dalam hadis riwayat Bukhari, Anas Ra berkata “Doa yang paling banyak dipanjatkan Nabi Saw adalah “Rabbana aatina fid dun-yaa hasanah wa fil aakhirati hasanah waqinaa ‘adzaban naar”
Doa lain yang paling sering dipanjatkan Rasulullah Saw adalah doa memohon keteguhan iman, yaitu:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيَ عَلَى دِينِكَ
Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbi ‘ala dinika
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu”
Imam Abu Daud meriwayatkan dalam sunannya, dari Syahr bin Hausyab berkata “Aku mendatangi Ummu Salamah dan bertanya “Beritahu aku doa yang paling sering diucapkan Nabi Saw”, Ummu Salamah pun menjawab “Doa yang paling sering dibaca Nabi Saw adalah “Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbi ‘ala dinika”.
Lalu Rasulullah Saw ditanya mengenai hal ini “Ya Rasulullah, mengapa engkau sering membaca doa ini?” “Sesungguhnya hati anak Adam berada di antara dua ujung jari Ar-Rahman, apabila Ia berkehendak maka akan diteguhkan (imannya) dan jika Ia berkehendak maka Ia akan mencabutnya”.
Mengapa Berdoa itu Penting? Begini Alasannya
Doa dalam pandangan Quraish Shihab adalah permohonan dari seseorang yang mempunyai kedudukan dan kemampuan lebih rendah (manusia) kepada Dzat yang lebih tinggi (Allah Swt).
Adapun doa dalam pandangan Wahbah Zuhaily adalah meminta kemanfaatan dan menolak kemadaratan. Akan tetapi, dalam pandangan Toshihiko Izutsu doa bukanlah sekedar permohonan atau permintaan dari manusia terhadap Tuhannya.
Lebih dari itu, doa adalah bentuk komunikasi verbal yang terjadi antara Tuhan dan manusia. Hubungan antara keduanya pun tidak bersifat sepihak, walaupun terkadang manusia akan mengambil inisiatif dan berusaha melakukan komunikasi dengan Tuhan melalui isyarat bahasa.
Di dalam komunikasi di antara keduanya, tercermin bukti ketundukan manusia kepada Tuhan serta pengakuan atas kelemahan dan juga ketidakberdayaan manusia di hadapan Tuhan. Selain itu, terdapat juga suatu keharuan, rasa penyesalan, harapan, keinginan, serta kepasrahan yang dilakukan secara totalitas dari orang yang berdoa kepada Tuhan. Allah swt memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa berdoa, sebagaimana firman-Nya:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (٦٠)
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina“. (Q.S Al-Mu’min [40]: 60).
Secara tidak langsung, ayat tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya berdoa. Pertanyaannya kemudian, mengapa berdoa itu menjadi penting? Karena doa merupakan salah satu perintah Allah SWT, sekaligus ancaman bagi orang-orang yang sombong, termasuk di dalamnya adalah orang-orang yang tidak mau berdoa kepada Allah SWT.
Dengan kata lain, orang yang banyak berdoa maka akan mulia, sebaliknya orang yang enggan berdoa maka akan menjadi hina dina. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim:
ليس شيئ اكرم على الله عز وجل من الدعاء في الرخاء
“Tidak ada sesuatu yang paling mulia dalam pandangan Allah Swt, selain dari “berdoa” kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan lapang”
Hal senada juga diungkapkan oleh Alexis Carell, seorang ilmuan Prancis, pemenang dua hadiah Nobel dalam bidang kedokteran. Menurutnya, doa adalah pusaka yang selalu menyertai orang yang berdoa di manapun ia berada.
Di samping itu, mengabaikan doa adalah pertanda kehancuran suatu bangsa. Masyarakat yang mengabaikan doa adalah masyarakat yang berada di ambang kemunduran dan kehancuran. Masyarakat Roma misalnya, adalah bangsa yang agung namun secepat mereka mengabaikan doa maka secepat itu pula kehinaan dan kelemahan menimpa mereka.
Alasan lain tentang mengapa berdoa itu menjadi penting adalah karena doa mempunyai faidah yang sangat banyak, sebagaimana ungkapan Imam Al-Ghazali. Menurutnya, walaupun doa tidak dapat menolak qadha namun doa dapat melahirkan sikap khudhu’ dan hajat kepada Allah Swt. Apalagi jika diingat bahwa menolak bala dengan doa termasuk qadha Allah SWT juga.
Bahkan, doa menjadi salah satu sebab bagi tertolaknya suatu bencana. Laksana perisai yang menjadi sebab untuk menangkis senjata dan laksana air yang menjadi sebab keluarnya tumbuh-tumbuhan dari bumi. Maka sebagaimana perisai menangkis senjata, demikianlah doa menangkis bencana yang telah ditakdirkan.
Dengan kata lain, doa bisa diibaratkan sebagai senjata yang digunakan untuk menolak berbagai macam bencana sekaligus sebagai alat untuk mendatangkan berbagai macam kebaikan. Sebab, pada dasarnya hanya Allah Swt lah yang mampu menolak berbagi macam bencana dan mendatangkan berbagai macam kebaikan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la:
ينجيكم من اعدائكم ويدر لكم ارزاكم
“Tuhan yang melepaskan kamu dari bencana-bencana yang disebabkan oleh musuh-musuhmu dan Dia pulalah yang mencurahkan rezeki kepada kamu sekalian”.
Hasbie As-Shiddiqie juga menjelaskan tentang beberapa faidah doa, sebagaimana berikut:
- Pertama, doa sebagai sarana menghadapkan diri kepada Allah SWT dengan tadharru’.
- Kedua, doa sebagai sarana menyampaikan permohonan kepada Allah SWT yang memberikan nikmat yang tiada habis-habisnya.
- Ketiga, doa sebagai sarana untuk memperoleh naungan rahmat Allah SWT.
- Keempat, doa sebagai wujud dari menunaikan kewajiban taat dan menjauhi maksiat.
- Kelima, doa sebagai wujud dari membendaharakan sesuatu yang diperlukan untuk masa susah dan sempit.
- Keenam, doa menjadikan orang yang berdoa memperoleh hasil yang pasti, karena setiap doa itu dipelihara dengan baik di sisi Allah SWT. Maka adakalanya permohonan itu dipenuhi dengan cepat, adakalanya ditunda, ada juga yang ditunda sampai di akhirat.
- Ketujuh, doa dapat menolak tipu daya musuh, menghilangkan kegundahan, menghasilkan hajat serta memudahkan kesukaran.
Wallahu A’lam