BERZIARAH KE MAKAM NABI MUHAMMAD SAW DAN MENYAMPAIKAN SALAM TITIPAN
Para ulama sepakat terkait kesunahan ziarah ke makam Nabi Saw., terutama bagi yang sedang melaksanakan ibadah haji. Ziarah ke makam Nabi Saw. sudah dilakukan oleh para sahabat, tabiin dan ulama salaf.
Disebutkan dalam riwayat Abdur Razaq dalam kitabnya Almushannaf, bahwa setiap kali Abdullah bin Umar datang dari perjalanan dan tiba di Madinah, beliau langsung ziarah ke makam Nabi Saw. Ini menunjukkan bahwa ziarah ke makam Nabi Saw. telah dilakukan oleh para sahabat sejak dahulu.
Riwayat dimaksud bersumber dari Nafi’, dia berkata;
كَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ أَتَى قَبْرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَبَا بَكْرٍ، السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أَبَتَاهُ
“Abdullah bin Umar (putra Sayidina Umar) bila datang dari perjalanan, maka dia segera mendatangi makam Nabi Saw. seraya berucap, ‘Assalamu ‘alaika Ya Rasulallah, Assalamualaika Ya Aba Bakr, Assalamu ‘alaika Ya Abatah. (Keselamatan bagi engkau wahai Rasulullah Saw., keselamatan bagi engkau wahai Abu Bakar, keselamatan bagi engkau wahai ayahku).’”
Syaikh Sayid Bakri bin Sayid M Syatha Dimyathi dalam kitab I‘anatut Thalibin mengatakan;
قال بعضهم: ولزائر قبر النبي صلى الله عليه وسلم عشر كرامات. إحداهن يعطى أرفع المراتب. الثانية يبلغ أسنى المطالب. الثالثة قضاء المآرب. الرابعة بذل المواهب. الخامسة الأمن من المعاطب. السادسة التطهير من المعايب. السابعة تسهيل المصاعب. الثامنة كفاية النوائب. التاسعة حس العواقب. العاشرة رحمة رب المشارق والمغارب
“Sebagian ulama mengatakan bahwa orang yang menziarahi makam Rasulullah Saw., maka dia berhak menerima sepuluh kemuliaan dari Allah. Pertama, diberikan derajat tertinggi di sisi Allah. Kedua, disampaikan pada cita-cita tertinggi. Ketiga, dipenuhi kebutuhannya. Keempat, diberikan banyak anugerahNya. Kelima, diselamatkan dari bencana. Keenam, dilindungi dari aib. Ketujuh, dimudahkan dalam kesulitan. Kedelapan, diringankan bebannya dalam musibah. Kesembilan, dapat merasakan apa yang akan terjadi. Kesepuluh, mendapatkan limpahan rahmat Allah.”
Dengan demikian, berziarah ke makam Nabi Saw. tidak hanya mendapat pahala dari Allah dan syafaat dari Nabi Saw. kelak di hari kiamat, tapi juga akan mendapatkan sepuluh kemuliaan dan kebaikan selama hidup di dunia, sebagaimana telah disebutkan di atas.
Termasuk kesempurnaan menunaikan ibadah haji adalah melakukan ziarah ke makam Nabi Saw. dan para sahabat yang dikebumikan bersamanya. Para ulama telah sepakat tentang kesunahan menziarahi makam Nabi Saw. terutama bagi orang yang sedang menunaikan ibadah haji.
Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam Albaihaqi dari Abdullah bin Umar, dia berkata bahwa Nabi Saw. bersabda;
مَنْ حَجَّ فَزَارَ قَبْرِيْ فِيْ مَمَاتِيْ كَانَ كَمَنْ زَارَنِيْ فِي حَيَاتِيْ
“Siapa yang menunaikan ibadah haji kemudian menziarahi kuburku setelah aku mati, maka dia seakan menziarahiku ketika aku masih hidup.”
Sebagian hikmah ziarah ke makam Nabi Saw. adalah mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat. Dalam hadis riwayat Imam Daruquthni dan Albaihaqi dari Ibnu Umar, dia berkata bahwa Nabi Saw. bersabda;
مَنْ زَارَ قَبْرِيْ وَجَبَتْ لَهُ شَفَاعَتِي
“Barangsiapa berziarah ke makamku, maka wajib baginya mendapat syafaatku.”
Secara khusus, Imam Nawawi menganjurkan kepada para jamaah haji selepas selesai melakukan ibadah di Mekkah, hendaknya mereka segera menuju Madinah untuk berziarah ke makam Nabi Saw. Dalam kitab Almajmu, beliau mengatakan;
واعلم أن زيارة قبر رسول الله صلى الله عليه وسلم من أهم القربات وأنجح المساعي ، فإذا انصرف الحجاج والمعتمرون من مكة استحب لهم استحبابا متأكدا أن يتوجهوا إلى المدينة لزيارته صلى الله عليه وسلم وينوي الزائر من الزيارة التقرب وشد الرحل إليه والصلاة فيه
“Ketahuilah bahwa berziarah ke makam Nabi Saw. itu termasuk ibadah terpenting dan perjalanan paling menguntungkan. Apabila pelaku haji dan umrah selesai ibadahnya dari Mekkah, maka sunah muakad (sangat disunahkan) baginya berangkat menuju Madinah untuk berziarah ke makam Nabi Saw. dan berniat ibadah, mengkhususkan perjalan padanya dan salat di sana.”
Adapun adab berziarah ke makam Nabi Saw. adalah menghadap ke makam beliau, kemudian membaca salawat berikut;
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَرَحْمَة ُاللهِ وَبَرَكاَتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا أَبَا بَكْرٍ ، السَّلَام ُعَلَيْكَ يَا عُمَرابن الخطاب
Assalamu alaika Ya Rasulallah warohmatullohi wabarokatuhu. Assalamu alaika Ya Aba Bakr. Assalamu alaika Ya Umar
“Keselamatan atasmu wahai Rasulullah, juga rahmat Allah, dan berkahNya. Keselamatan atasmu wahai Sayidina Abu Bakar, keselamatan atasmu wahai Sayidina Umar bin Khatthab.”
Setelah itu, dianjurkan untuk memanjatkan doa kepada Allah di dekat makam Nabi saw. sesuai dengan keinginan masing-masing.
Makna Salam, Bukan Sekadar Ucapan
Nabi mengatakan,
أَفْشُوا السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ.
Sebarkan salam (perdamaian) kepada orang yang kau kenal dan yang tak kau kenal.
Hadis lain:
اَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم: أَيُّ الْإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قال: تُطْعِمُ الطّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ. (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ).
Seseorang bertanya kepada Nabi, “Islam terbaik itu yang bagaimana?” Nabi mengatakan, “Memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal.”
Redaksi ucapan salam paling singkat adalah assalamu ‘alaikum, sedangkan yang lebih baik adalah assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh“, artinya, “kedamaian, kasih sayang, dan keberkahan Allah semoga terlimpah kepadamu.” Para ulama mengatakan, mengucapkan assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh adalah sunnah, sangat dianjurkan sekaligus memperoleh pahala. Dan menjawabnya adalah wajib.
Betapa pentingnya ajaran perdamaian Islam itu sehingga ia menjadi bagian dalam ibadah salat. Mengucapkan salam untuk mengakhiri salat adalah wajib. Jika dia tidak membacanya, maka dia harus mengulangi salatnya.
Usai salat Nabi menganjurkan membaca doa salam:
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ وَإِلَيْكَ يَعُودُ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَالسَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَ الْإِكْرَامِ
Ya Allah, Engkau sumber kedamaian, dari-Mu-lah datangnya kedamaian dan kepada-Mu kembalinya kedamaian. Maka hidupkanlah kami, wahai Tuhan, dalam keadaan damai dan masukkanlah kami ke dalam surga negeri damai. Engkau Maha Pemberi Anugerah. Engkau Yang Maha Tinggi, wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kehormatan.
Makna salam atau damai tidak sekadar tiadanya konflik, tetapi lebih dari itu adalah terciptanya kenyamanan dan kehangatan dalam persahabatan.
السَّلَامُ هُوَ اَمَانٌ وَمَحَبَّةٌ.
Salam adalah rasa aman dan cinta.
Mengucapkan salam saat bertemu orang semestinya tidak sekadar disampaikan sebagai tradisi basa-basi pergaulan (mujamalah), melainkan juga menginternalisasi ke dalam diri dan menjadi bagian cara hidup
Ketika ada jemaah haji yang hendak berangkat ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji dan umrah, kita menyaksikan banyak keluarga, kerabat, tetangga, dan lainnya menitipkan salam untuk Nabi Muhammad Saw. Menitip salam kepada Nabi Saw. melalui jemaah haji diperbolehkan dalam Islam.
Dalam Islam, tradisi titip salam sudah dikenal sejak masa Nabi Saw. masih hidup. Disebutkan dalam sebuah hadis bahwa Malaikat Jibril pernah menitipkan salam kepada Sayidah Aisyah melalui Nabi Saw. Hadis dimaksud diriwayatkan Imam Bukhari dari Sayidah Aisyah, dia berkata bahwa Nabi Saw. berkata kepadanya;
يَا عَائِشَةُ هَذَا جَبْرِيْلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلَامَ فَقَالَتْ: وَ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ تَرَى مَا لَا أَرَى –تريد النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم
“Wahai Aisyah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu. Kemudian Aisyah berkata, ‘Salam juga untuknya, rahmat dan berkah Allah semoga dilimpahkan kepadanya. Engkau dapat melihat perkara-perkara yang tidak dapat aku lihat –yang dimaksud adalah Nabi Saw.’”
Bahkan ketika Nabi Saw. sudah wafat, ada malaikat yang memang bertugas menyampaikan salawat dan salam dari umatnya untuk beliau. Dalam hadis riwayat Imam Nasa’i dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi Saw. bersabda;
إِنَّ لِلَّهِ مَلاَئِكَةً سَيَّاحِينَ فِى الأَرْضِ يُبَلِّغُونِى مِنْ أُمَّتِى السَّلاَمَ
“Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berkeliling di muka bumi, mereka menyampaikan salam untukku dari seluruh umatku.”
Dari hadis ini, meski Nabi Saw. sudah wafat, para ulama membolehkan menitipkan salam untuk disampaikan kepada beliau melalui jemaah haji atau lainnya. Dalam kitab Almajmu, Imam Nawawi mengajarkan cara menyampaikan titipan salam untuk Nabi Muhammad Saw. dari orang lain, sebagai berikut;
الّسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ الله ِمِنْ فُلاَنِ ابْنِ فُلاَنِ وَفُلَان ابْن فلان يُسَلِّمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ الِله
Assalamu ‘alaika Ya Rasulullah dari ..(sebut nama orang yang menitipkan salam). Atau, ……(sebut nama orang yang menitipkan salam) mengucapkan salam kepada engkau wahai Rasulullah.”
Ketika berziarah ke makam Nabi Saw., harus memperhatikan adab yang benar agar mendapat pahala dan kebaikan dari Allah. Dalam kitab Almajmu Syarh Almuhadzdzab, Imam Nawawi menyebutkan beberapa adab yang disunahkan saat berziarah ke makam Nabi Saw. sebagai berikut:
Pertama, memperbanyak membaca salawat dan salam kepada Nabi Saw. saat menuju ke makam Nabi Saw. Kedua, saat menuju ke makam Nabi Saw., hendaknya berdoa kepada Allah agar ziarahnya bermanfaat dan diterima oleh-Nya. Ketiga, mandi sebelum masuk makam Nabi Saw. dan memakai baju yang paling bersih. Keempat, menghadirkan hati atas kemuliaan kota Madinah dan bahwa Madinah adalah tempat paling utama setelah Makkah.
Kelima, sejak awal kedatangan, hendaknya peziarah mengagungkan Rasulullah Saw. seakan melihatnya. Keenam, ketika sampai ke pintu Masjid Nabawi, maka hendaknya mengucapkan bacaan yang disunahkan dalam memasuki setiap masjid yaitu:
بسم الله، والصلاة والسلام على رسول الله، اللهم افتح لي أبواب رحمتك أعوذ بالله العظيم، وبوجهه الكريم، وسلطانه القديم من الشيطان الرجيم
Bismillah wash sholatu was salamu ‘ala Rasulillah. Allahummaftahli abwaba rohmatik. A’udzubillahil adzim wa biwajhihil karim wasulthonihil qodim minasy syaitonir rojim.
Ketujuh, mendahulukan kaki kanan saat masuk Masjid Nabawi, dan mendahulukan kaki kiri saat keluar sebagaimana tatacara ketika masuk dan keluar di masjid yang lain. Kedelapan, ketika masuk masjid, maka peziarah mengarah ke Raudhah, yaitu tempat antara makam dan Mimbar Masjid Nabawi, lalu melaksanakan salat tahitul masjid di samping mimbar. Kesembilan, setelah salat tahiyatul masjid, peziarah mendekati makam dan disunnahkan untuk mengucapkan salam kepada Nabi Saw., sahabat Abu Bakar dan Umar:
السلام عليك يا رسول الله ورحمة الله وبركاته، السلام عليك يا أبا بكر، السلام عليك يا عمرابن الخطاب
Assalamu ‘alaika Ya Rasulallah warohmatullohi wabarokatuh. Assalamu alaika Ya Aba Bakr. Assalamu alaika Ya Umar bin Alkhotthob.
Kesepuluh, setelah itu, peziarah dapat membaca doa di dekat makam Rasulullah Saw. sesuai yang diinginkannya.