TERGODANYA NABI ADAM AS DAN SIFAT MAKSUMNYA SEBAGAI SEORANG ROSUL
TERGODANYA NABI ADAM ‘ALAIHIS SALAM
فأخرج إبليس مزمارا وزمر تزميرا مطربا فلما سمع آدم وحواء المزمار جاءا ليسمعا ذلك فلما وصلا الى شجرة الحنطة قال ابليس تقدم الى هذه الشجرة يآدم فقال إنى ممنوع فقال ابليس (وما نهاكما ربكما عن هذه الشجرة الا أن تكونا ملكين أو تكونا من الخالدين) فان من أكل من هذه الشجرة لا يشيب ولا يهرم ثم أقسم بالله أنها لا تضرهما وأنه لمن الناصحين لهما فظن آدم أنه لا يتجاسر أحد على أن يحلف بالله كاذبا وظن أنه من الناصحين
Kemudian iblis mengeluarkan seruling dan memainkannya dengan merdu, ketika adam dan hawa mendengarnya, mereka langsung mendatanginya untuk mendengarkan/menikmatinya,disaat mereka sampai dipohon gandum maka iblis berkata padanya,, wahai adam,mendekatlah pada pohon ini,adam berkata, sesungguhnya aku dicegah untuk dekat dengan pohon itu, iblis berkata Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga).”
Karena sesungguhnya siapa saja yang memakan biji dari pohon ini,dia tidak akan bisa tua dan pikun dan iblis juga bersumpah dengan nama ALLOH bahwa makan biji itu tidak akan membahayakan mereka berdua dan dia mengaku bahwa dia adalah pembawa nasihat bagi mereka berdua maka adam pun menyangka bahwa tiada yang berani mengucapkan sumpah dengan nama ALLOH pada kebohongan dan menyangka juga bahwa iblis tadi adalah malaikat pembawa nasihat.
فمن حرص حواء على الخلود فى الجنة تقدمت وأكلت فلما نظر آدم اليها حين أكلت ووجدها سالمة تقدم وأكل بعدها فلما وصلت الحبة الى جوفه طار التاج عن رأسه وطارت الحلل أيضا
Dari keinginan hawa untuk kekal disurga maka ia maju duluan dan memakannya ketika adam melihatnya makan dan selamat maka adam pun ikut maju dan memakannya,pada saat biji sampai ditenggorokan maka terbanglah mahkota yang ada dikepalanya bersama perhiasan-perhiasan yang ada padanya
سؤال لأى شئ لما أكلت حواء من الشجرة لم تسقط الكسوة عنها فى الحال وآدم حين أكل سقطت عنه فى الحال الجواب لوسقطت فى الحال عن حواء لرجع آدم ولم يأكل وأيضا االدية على العاقلة ولان الأمر كان أولا لآدم
Pertanyaan, kenapa disaat hawa makan biji tersebut seluruh pakaiannya tidak terlepas seketika sedangkan adam pakaiannya terlepas seketika ? Jawab :Umpama lepas seketika maka adam akan kembali dan tidak mau ikut makan,begitu juga diyat/tebusan itu pada yang berakal dan karena sesungguhnya awal perkara itu untuk adam.
وقال بعض العلماء ان آدم أكل وهو ناس قال الله تعالى (ولقد عهدنا الى آدم من قبل فنسى)
Sebagian ulama’ berkata sesungguhnya adam memakannya itu dalam keadaan lupa Sebagaimana firman ALLOH : Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu). Qs.thoha ayat 115.
فلما أكل آدم من الشجرة أوحى الله تعالى الى جبرائيل عليه السلام بأن يقبض على ناصية آدم وحواء ويخرجهما من الجنة فأخرجهما جبرائيل من الجنة ونودى عليهما بالمعصية. قال فكان آدم وحواء عريانين فطافا على أشجار الجنة ليستترا بأوراقها فكانت الأشجار تنفر عنهما ورحمته شجرة التين فغطته فتستر بورقها وقيل غطته شجرة العود فلذلك أكرمها الله بالرائحة الطيبة وأكرم شجرة التين بالثمر الحلو الذى ليس له نوى وقيل غطته شجرة الحناء فلذلك صار أثرها طيبا مفرحا ولذلك سميت الحناء قال كعب الأحبار لما صار آدم عريانا أوحى الله تعالى اليه أن اخرج الىّ لأنظرك فقال آدم يارب لا أستطيع ذلك من حيائى منك وخجلى
Disaat adam makan dari biji gandum tersebut maka ALLOH memerintahkan jibril untuk mencabut ubun-ubun adam dan hawa dan mengeluarkannya dari surga dan dipanggil dengan sebutan maksiyat. Wahhab bin munabbih berkata, saat itu adam dan hawa dalam keadaan telanjang, mereka berputar pada pohon-pohon surga untuk mengambil daun untuk menutupi tubuh mereka tapi pohon-pohon itu pada kabur dari mereka, akhirnya pohon tin iba pada mereka dan menutupi mereka dan diambillah daunnya untuk menutupi tubuh mereka.
Dikatakan bahwa yang menutupinya adalah pohon garu,oleh karena itu ALLOH memulyakannya dengan bau yang harum dan ALLOH memulyakan pohon tin dengan buah yang manis tanpa biji. Dikatakan juga bahwa yang menutupinya adalah pohon inai oleh karena itu jadilah baunya harum dan wangi dan dinamakan inai. Ka’ab alahbar berkata,ketika adam dalam keadaan telanjang, ALLOH berfirman padanya keluarlah kamu dariku, aku akan menunggumu maka adam berkata ya Tuhan sungguh aku tidak sanggup karena malu padamu.
QODAR ALLOH SWT DAN KEMA’SHUMAN NABI ADAM AS DARI DOSA
Salah satu yang wajib bagi para Rosul dan wajib bagi kita meyakininya adalah sifat amanah, yaitu terpeliharanya mereka daripada melakukan dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil, biak haram maupun makruh, baik sengaja maupun tidak. Untuk menyikapi masalah Nabi Adam, aku curhat dulu yach… aku pernah nonton tv film hidayah, disitu aku lihat ada orang jahat… banget sampai timbul rasa kebencian di hatiku kepadanya dan aku menjulukinya si penjahat berengsek….(hehe ma’af), padahal kenyataanya apa.., ia (si penjahat) ternyata mendapat sambutan dan tepukan yang hangat dari sang sutradara bahkan mendapat uang (gaji) yang cukup besar… yups…ia adalah pemain yang baik, secara shury (rupa / gambaran) ia adalah penjahat tetapi secara hakiky (yang sebenarnya) ia adalah seorang yang amat patuh kepada perintah atasan. Sama halnya dengan persoalan Nabi Adam as., lebih jelasnya coba kita intip tafsir showi juz 1:22
و الحق ان يقال ان ذلك من سر القدر فهي منهي عنه ظاهرا لا باطنا فانه بالباطن مأمور بالاولى من قصة الخضر مع موسى و اخوة يوسف معه على انه انبياء فان الله قال للملائكة اني جاعل في الارض خليفة كان قبل خلقه و هذا الامر مبرم يستحيل تخلفه فلما خلقه و اسكنه الجنة اعلمه بالنهي عن الشجرة صورة فهذا النهي صوري و اكله من الشجرة جبري لعلمه ان المصلحة مترتبة علي اكله و انما سمي معصية نظرا للنهي الظاهري فمن حيث الحقيقة لم يقع منه عصيان و من حيث الشريعة وقعت منه المخالفة و من ذلك قول ابن العربي لو كنت مكان ادم لاكلت الشجرة بتمامها لما ترتب علي اكله من الخير العظيم و ان لم يكن من ذلك الا وجود سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم لكفى
“Dan yang benar bahwa dikatakan sesungguhnya itu adalah sirrul qodar(rahasia taqdir), maka ia dilarang secara zhohir tetapi tidak secara batin. karena Nabi Adam as pada batinnya adalah diperintah terlebih utama dari kisahnya Nabi Khidir serta Nabi Musa dan saudara Nabi Yusuf beserta Nabi Yusuf apalagi mereka itu adalah para Nabi. Sesungguhnya Allah SWT saat berfirman kepada para malaikat “Seseungguhnya aku akan menjadikan di bumi seorang kholifah” adalah sebelum menciptakan Nabi Adam. Dan perkara ini adalah pasti dann mustahil salah. Lalu saat Allah menciptakannya dan menempatkannya di surga, diberi tahu dengan larangan makan buah pada rupanya(zohirnya). Larangan ini adalah larangan shury dann makan buahnya adalah jabary dengan sengaja, tahu dan sadar karena ia tahu bahwa kemaslahatan ada didalam memakannya. Dan itu disebut ma’siat karena memandang pada larangan yang dzohir. Dan dilihat dari sisi syari’at terjadi daripadanya suatu pelanggaran. Dan diantara ma’na ini apa yang dikatakan oleh Ibnul ‘Aroby : “Jika aku di tempat Nabi Adam maka aku akan makan buah itu dengan sempurna karena dalam memakannya itu ada kebaikan yang banyak, dan jika tak ada satu kebaikan pun selain wujudnya Sayyidina Muhammad SAW niscaya cukup”.
Lebih jelasnya liat lagi tafsir Showy pada juz dan halaman yang sama:
انه اجتهد فأخطأ فسمى الله خطأه معصية فلم يقع منه صغيرة ولا كبيرة انما هو من باب حسنات الابرار سيئات المقربين فلم يتعمد المخالفة
ومن نسب التعمد و العصيان له بمعنى فعل الكبيرة او الصغيرة فقد كفر و من نفى اسم العصيان عنه فقد كفر ايضا لنص الاية
“Bahwa sesungguhnya Adam berijtihad lalu salah ijtihadnya, maka Allah memberi nama kesalahannya itu dengan ma’siat padahal tak pernah terjadi dpdnya dosa kecil maupun dosa besar. Sesungguhnya ini termasuk dalam bab “hasanatul abror sayyiatul muqorrobin”(kebaikan orang abror adalah kejahatan orang muqorrobin).
BARANGSIAPA yang MEMBANGSAKAN SENGAJA DAN DOSA kepada NABI ADAM dengan MA’NA IA MELAKUKAN DOSA BESAR ATAU DOSA KECIL MAKA IA TELAH KAFIR, SEBAGAIMANA JUGA yang MENOLAK NAMA MA’SIYAT DARIPADANYA karena ADA NASH AYAT QUR’AN”.
Kema’siyatan Nabi Adam hanyalah sebuah skenario dari ALLAH tuk menurunkannya dari surga, karena sebelum ALLAH menciptakan Adam, ALLAH pernah berfirman ke para Malaikat untuk menjadikan seorang kholifah dibumi. Sedangkan Adam diciptakan disurga. lalu ALLAH membuat Adam makan buah khuldi sehingga tercapailah tujuan ALLAH menjadikan kholifah di bumi. Yang wajib kita i’tikadkan adalah NABI ADAM MA’SIAT HANYA SeCaRa DZOHIR/SYARI’ATNYA SAJA, SEDANGKAN SECARA HAKIKAT NABI ADAM ADALAH MA’SUM (TERPELIHARA dari MA’SIAT) bahkan Nabi Adam dikatakan ta’at karena sedang menjalankan skenario dari ALLAH.
Kenapa Allah tidak ciptakan saja langsung manusia di bumi sebagai khalifah? Artinya iblis yang kafir pun atas skenario Allah iblis pun diusir lalu mempengaruhi Adam-Hawa untuk makan buah terlarang? Karena Allah ta’ala lah yang berkehendak…bukan manusiannya…? Berhakkah manusia mempertanyakan kehendak-Nya?
Banyak hikmah-hikmah ALLAH tidak menciptakan manusia langsung di bumi… bisa dilihat dari proses yang terjadi pada nabi Adam AS sehingga diturunkan dari surga..
WALLOHU A’LAM BIS SHOWAB