MENGENAL ALLOH SWT : ALAM SEMESTA DAN MANUSIA SERTA SIFAT DAN ASMA ALLOH SWT.
Menurut Imam Ghozali dalam bukunya HUDAYATUL ISLAM, menerangkan tentang TIGA DZAT tersebut, masing-masing Dzat Sebagai berikut :
- DZAT 1 dinamakan Nuurul Illahi artinya CAHAYA TUHAN
- DZAT II dinamakan : NUURUL MUHAMMAD artinya CAHAYA TERPUJI, dikiaskan menjadi UTUSAN TUHAN
- DZAT III dinamakan : NUURUL INSANI artinya MANUSIA (sukma)
Menurut Alqur’an :
Pada mulanya Alloh menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudra raya, dan Roh Alloh melayang layang di atas permukaan air.
Hari Pertama : Berfirman Alloh : “Jadilah Terang”. Lalu terang itu jadi. Lalu dipisahkannya terang itu dari gelap.
Dan Alloh menamakan terang itu siang dan gelap itu malam.
Jadilah petang dan jadilah pagi.
Hari Kedua : Berfirman Alloh “Jadilah Cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air”. Lalu Alloh menakan Cakrawala itu Langit
Hari ketiga : Alloh menciptakan darat dan laut.
Berfirman Alloh “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbij, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di Bumi.
Hari ke Empat : Berfirman Alloh “Jadilah benda benda penerang pada Cakrawala untuk memisahkan siang dan malam.
Hari Kelima : Alloh berfirman “Hendaklah dalam air berkeliaran makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan diatas bumi melintasi cakrawala”. Maka Alloh menciptakan binatang-binatang liar.
Hari ke Enam : Berfirman Alloh “Baiklah kita menjadikan Manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan aras segala binatang melata yang merayap di bumi.
Hari Ke Tujuh : Demikianlah di selesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Alloh pada hari ke Tujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang di buat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ke Tujuh dari segala pekrjaan yang telah di buat-Nya itu. Lalu Alloh memberkati hari ketujuh itu. Karena pada hari itulah Alloh berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah di buat-Nya.
Demikianlah riwayat bumi dan langit pada waktu di ciptakan. Ketika Tuhan Alloh menjadikan bumi dan langit belum ada semak apapun di bumi. Belum timbul tumbuh- tumbuhan apapun di padang, sebab Tuhan Alloh belum menurunkan hujuan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu, tetapi ada kabut naik dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu.
Ketika itulah Tuhan Alloh membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah menusia itu menjadi makhlukyang hidup.
Menurut Al-Qur’an
Al-A’raaf (Surat 7 ayat 54)
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Alloh yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia sengaja menciptakan ‘arasy. Dia tutup malam dengan siang yang mengikutinya dengan cepat. Matahari, bulan dan bintang-bintang, tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah, mencipta dan memerintah hanyalah hal Alloh. Maha berkat Alloh,Tuhan semesta alam.
As Sajdah (Surat 32 ayat 4)
Alloh yang menciptakan langit dan bumi dan apa-apa di antara keduanya dalam enam hari. Kemudian Dia berkuasa atas Arasy’. Tiada bagi kamu pelindung dan penolong salain dari Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran ?.
Fushshilat (Surat 41 ayat 9 ~ 13)
Katakanlah, “Sesungguhnya apakah kamu (patut) mengingkari yang menciptakan bumi dalam dua masa, dan kamu menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah tuhan semesta alam.
Dan Dia menjadikan padanya gunung-gunung yang kukuh di atasnya, Dia berkati dan Dia tentukan padanya makanan (sumber-sumber kehidupan) dalam epat masa, (jawaban yang sama bagi orang yang bertanya.
Kemudian Dia menuju (pada penciptaan) langit dan langit itu berupa asap, lalu Dia berkata kepada langit dan bumi “Datanglah kamu berdua dengan patuh atau terpaksa” keduanya berkata, “Kami datang dengan patuh.
Maka Dia jadikan tujuh langit dalam dua masa dan dia mewahyukan kepada tiap tiap urusannya (masing-masing). Dan kami hiasai langit dunia dengan bintang- bintang serta pemeliharaannya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Maka jika mereka berpaling maka katakanlah “Aku telah memperingatkan kamu dengan petir seperti petir (yang menimpa kaum) Aad dan Tsamud.
Faathir (Surat 35 ayat 11)
Dan Alloh menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia memjadikan kamu berpasangan-pasangan. Tiada seorang perempuan mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan sepengetahuan-Nya. Dan tiada di[panjangkan umur seseorang yang panjang umur dan tidak dikurangi umurnya, melainkan dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Alloh.
Al-Muminuun (Surat 23 ayat 12 ~ 16)
Dan sesungh kami telah menciptakan manusia dari sari tanah.
Kemudian kami menjadikannya air mani pada tempat yang kukuh dan terpelihara (Rahim)
Kemudian kami menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami menjadikan tulang-tulang, maka kami lituti tulang-tulang itu dengan daging, kemudian kami menjadikan satu bentuk yang lain. Maha Suci Alloh, sebaik-baik Pencipta.
Kemudian sesungguhnya kamu sesudah itu pasti mati .Kemudian sesungguhnya kamu dibangkitkan pada hari kiamat. Manusia Ciptaan Tuhan Yang Paling Sempurna
Rasullah bersabda :
“Tuhan menciptakan Adam (manusai) menurut gambaran-Nya (Wajah-Nya) dan yang dimaksud dengan Adam adalah Manusia Pertama dan ia adalah RUH WIJUD. Nerkat dia dicipta dalam Gambaran-NYA. Dia menjadikannya khalifah-Nya di muka bumi dan memerintahkan malaikat agar bersujud kepadanya. Andaikata Keindahan-Nmya tak bersinar di wajah Adam, Malaikag-malaikat tidak akan pernah bersujud di hadapannya.
Menurut Alqur’an :
Al-Qalam (Surat 68 ayat 4)
Dan sesungguhnya engkau mempunyai akhlak yang mulia).
An-Nisa (Surat 4 ayat 80)
Barang siapa taat kepada Rasul, maka sungguh dia telah taat kapada Alloh, dan barang siapa berpaling, maka kami tidak mengutus
engkau sebagai penjaga atas mereka.
At-Tiin (Surat 95 ayat 4) Sungguh kami menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.
Al-Israa’ (Surat 17 ayat 70)
Dan sungguh kami telah memuliakan keturunan adam, dan kami angkut mereka di daratan dan lautan dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan kami lebihkan mereka dari kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.
Nuuh (Surat 71 ayat 17)
Dan Alloh menumbuhkan kamu dari tanah sebaik-baiknya.
Al-Hijr (Surat 15 ayat 29)
Maka apabila Aku telah menyempurnakan dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan) Ku maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (menghormat).
Kebanyakan dari kita bertanya kepada diri sendiri “Bagaimana kita sampai datang di dunia seperti kaadaan yang sekarang ini ? dari mana kita datang ? dan kemana kita akan pergi ?
Untuk menjawab pertanyaan yang mendasar ini secara singkat adalah sulit, karena pengalaman cara berfikir kita dalam bidang ini sangat terbatas sehingga kita tidak mampu untuk memahaminya.
Namun demikian, mempelajari buku ini akan memberi cakrawala, pandangan baru dan akan mengembangkan kacakapan luhur kita sedemikian rupa sehingga kita dapat memperoleh memajuan rohani dan pada suatu hari kita akan mencapai ketinggian di dalam dimana kesadaran serta kekuatan luhur kita akan mulai melihat dan menghargai Susunan Ciptaan Tuhan dan memperoleh jawaban atas segala pertanyaan kita.
Secara garis gesar ada tiga kondisi, keadaan atau daerah ciptaan – rohani, bathiniah dan jasmaniah – dengan masing2 bentuk kehidupannya yang sesuai, yang tealh diciptakan dan dipelihara oleh Firman :
“Awal dan Akhir dari semua Ciptaan adalah Shabda” (Radhaswami Dayal)
“Ciptaan, penghancuran dan Penciptaan kembali, semuanya dilakukan oleh Shabda am”
“Penyangga Alam-alam Semesta semua bagian mereka dan semua bentuk yang hidup disalamnya adalah Nam”
“Segala sesuatu dijadikan oleh Dia (Firman), dalam tanpa Dia tidak ada sesuatupun yang telah jadi dari segala yang telah di jadikan” (Yohanes 1:3)
Dalam daerah ciptaan yang termurni hanya terdapat jiwa, cahaya dan kasih. Di sana jiwa adalah bagaikan ikan sedangkan firman adalah semudranya, jiwa berada dalam unsure yang sama dengannya. Disanalah tempat tinggal Pencipta Maha Tinggi yang juga merupakan Rumah Sejati kita
Tepat dibawah rohani tersebut terdapat daerah Pikiran yang amat indah di mana jiwa dalam perjalanan turun menggabungkan diri dengan pikiran dan mengenakan penutup berupa tubuh kausal dan astral agar ia dapat berfungsi di daerah tersebut.
Pikiran tampaknya menjadi lebih kuat sedangkan jiwa menjadi lemah. Akhirnya, ketika jiwa bersama-sama dengan pikiran dan penutup lain mencapai daerah yang paling rendah, maka ia mendapatkan tambahan berupa keterbatasan fisik : sebuah penutup jasmani agar ia dapat bertugas di dunia benda.
Disini jiwa tidak dapat diusut jejaknya, pikiran menjadi gelisah serta tidak tenang, dan karena ia telah di kurung dalam tubuh jasmani, ia menciptakan hayalan semua tentang kepribadian yang menyebabkan kita lupa bahwa kita semua adalah satu dengan Pencipta Maha Tinggi.
Di daerah yang lebih rendah, meskipun jiwa ada, namun kekuatan yang memerintah dunia keadaan tersebut adalah pikiran. Disini kita berada dalam daerah kekuasaan suatu kekuatan yang halus dan sangat kuat yang memencilkan jiwa, yang menahan dan menghalanginya untuk kembali ke daerah rohani yaitu tempat asalnya, dan yang tetap mengurungnya dalam daerah pikiran dan benda.
Yang kita sebut sebagai perbuatan jahat dari pikiran agaknya tidak dapat dipercaya oleh sementara orang, tetapi faktanya tetap ada, yaitu bahwa sang pencipta dalam kebijaksanaan- Nya telah menentukan agar supaya daerah ciptaan yang lebih rendah di susun dan diatur oleh kekuatan pikiran–kekuatan negatif-sebagai penentang kekuatan jiwa, yaitu lawannya.
Jadi, meskipun kita masing-masing merupakan seberkas sinar dari Tuhan yang Maha Kuasa, yaitu kasih semesta alam, namun kita dikuasai oleh pikiran selama kita berada dalam daerah ciptaan yang lebih rendah dan begitu kuatnya kuasa pikiran itu, begitu halus cara kerjanya, sehingga sedikit sekali diantara kita yang dapat mempercayai pernyataan Rusul yang begitu sering di ulang-ulang yaitu bahwa musuh terbesar yang menghalangi kemajuan rohani dan penghayatan akan persatuan kita adalah Hawa nafsu (Pikiran)kita.
Kita telah tergoda oleh keinginan. Bahkan sejak masa anak-anak kita telah tertarik dan di pengaruhi oleh keadaan lingkungan kita.
Kemudian nafsu birahi, kemarahan, ketamakan, keterikatan dan kesombongan telah merangsang naluri rendah kita, benda berwujud seperti alcohol, tembakau dan banyak zat perangsang atau pemabuk lain yang memberikan kepuasan fisik sementara kepada indra kita, menjerumuskan kita lebih jauh ke dalam dunia benda, sehingga sifat manusia kita segera berubah menjadi sifat kebinatangan.
Akibatnya, kita harus menerima tubuh binatang untuk memuaskan nafsu binatangan kita dan terus menurun lebih rendah, bila perlu bahkan sampai kepada bentuk tumbuh tumbuhan.
Manusia adalah bentuk ciptaan yang paling tinggi,. Tetapi apabila kesempatan untuk lahir dalam bentuk manusia ini tidak di manfaatkan untuk berjuang mati-matian terhadap pengaruh jahat dari pikiran agar segera dapat membebaskan diri kita sendiri dan menemukan kembali jalan yang telah hilang, yang akan membawa kita sekali lagi kepada kaki sang Pencipta, dan dengan demikian berkewajiban untuk menjalani berulang kali bentuk kehidupan yang lebih rendah.
Engkau telah memperoleh tubuh manusia yang tida aka bandingannya, sekarang adalah kesempatan untuk bersatu kembali kepada Tuhan. Semua pejuangan yang lain tak akan berfaedah bagimu. Duduklah di kaki seorang Satguru latihan Nam dan Naiklah untuk mencapai Rumahmu yang Sejati” (Guru Nanak)
“Semua ciptaan berada dalam kesengsaraan, hanya mereka yang mempunyai hubungan dengan Firmanlah yang berbahagia”
Pengertian Tentang Allah
- Tuhan berada diluar jangkauan Pikiran dan Akal
seluruh alam semesta yang tak terhingga terbentang dihadapan mata kita. Tetapi di balik semuanya itu terdapat kekuatan Maha Gaib yang mendalangi semua “Permainan”
bahkan orang-orang tidak percaya akan kebenaran agama dan mengatakan bahwa manusia tiak dapat mengenal bentuk dan sifat Tuhan, mereka tidak meyangkal bahwa kekuatan yang Maha Gaib itu memang ada.
Tetapi kenyataan itu berada di luar jangkauan pikiran dan indra. Karena itu, ia tentu saja menarik kesimpulan bahwa kenyataan itu tidak di pahammi oleh pikiran dan indra. Detiap kejadian duniawi dapat diterangkan dengan akal, tetapi untuk mencapai alam-alam rohani, akal tidak ada gunanya.
Tuhan tidak dibatasi oleh waktu, Ia Luhur dan mandiri. Seluruh ciptaan menaati perintah- Nya, namun ia bukanlah pelakunya. Ia tak berbentuk. Ia Maha ada dan memelihara segala sesuatu; Ia Pencipta, tak bergerak, Mahakuasa, abadi, penebus dosa, tak terpahamkan, tak terjangkau, tanpa awal, kekal, dan Ia adalah kesadaran murni. Ia abadi, tak terkalahkan, gudang pengetahuan. Ia mandiri, swadaya, Ia lautan kenikmatan dan Ia Maha-ada. Ia merupakan perwujudan Sabda dan Nama-Nya memelihara segala sesuatu.
- Dimanakah Tuhan itu ?
Orang-orang awam mengira bahwa tuhan bersemayam di balik awan atau di dalam lautan. Jiwa-jiwa yang agung telah menghayati-Nya di dalam hatinya, dan para suci sempurna melihat Dia di mana-mana, di dalam maupun di luar.
Para Suci dan para saleh mengatakan bahwa Ia meresap ke dalam seluruh alam semesta dan bahwa alam semesta hidup di dalama Dia.
Kekuatan itu mahatembus dan ia menggerakkan seluruh Alam Jagad Raya. Dalam ayat-ayat suci, Ia tidak digolongkan ke dalam salh satu bangsa, agama atau masyarakat tertentu. Ia digambarkan sebagai Tuhan seluruh alam semesta. Dikatakan juga bahwa Ia meresap kemana-mana.
Tiada satupun tempat atau benda yang hidup maupun mati yang tidak mengandung sinar- Nya. Alam semesta ini merupakan tubuh-Nya tempat Ia bersemayam. Ia meresapi setiap atom seperti jiwa meresap ke dalam setiap pori tubuh sehingga ia dapat bergerak. Tubuh akan berubah menjadi abu bila jiwa keluar dari padanya.
Dimanakah Tuhan itu? Setelah menciptakan dunia ia tidak berpisah dari padanya, Ia mahakuasa, Ia bersemayam didapam ciptaan dan meresapinya, Ia kekal dan Maha-ada. Kita tidak perlu mencari Dia di hutan belantara. Yang diperlukan ialah mencelikkan mata rohani yang dapat melihat Dia.
Tanpa menghayatinya sendiri, kita tidak dapat memahami fakta itu. Tentu saja kita dapat memahami sesuatu dengan menggunakan contoh.
Kita merupakan partikel-pertikel Tuhan. Hubungan kita dengan Tuhan adalah seperti bagian yang kecil dari dari keseluruhannya. Tidak ada perbedaan antara gelombang dengan lautan. Tidak ada bedanya antara matahari dengan sinarnya. Tuhan tidak pernah meremehkan kita walaupun hanya sesaat. Ia selalu menjaga kita.
Kita tidak pernah berpisah dari Dia. Ia selalu ada di dalam diri kita dan selalu meresapi jiwa raga kita. Menurut beberapa Ayat suci dan pendapat para Alim Ulama serta Guru Murshid, keberadaan Tuhan adalah sebagai berikut :
- Dan sungguh kami telah mencipkan manusia dan kami mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya.
- tiada pula orang mengatakan : tengoklah, ada disini, atau ada disana, karena kerajaan Alloh itu ada dalam kamu.
- apa faedahnya untuk lari ke Hutan naik ke Gunung guna mencari tuhan ? Ia bersemayam di dalam dirimu dan meresap ke dalam seluruh jiwa ragamu, akan tetapi Ia terpisah. Tuhan terdapat di dalam dirimu seperti beyangan yang terdapat dalam cermin. Ia ada dalam lubuk hatimu, di sanalah Ia harus di cari.
- kita harus melihat dengan mata rohani kita dan mendengar suara-Nya dengan telinga rohani kita. Kita harus menembus tiraiyang gelap itu di dalam dan memandang kemulian-Nya
- apabila kita melihat kenyataan dengan mata rohanu kita, maka berulah kita menjadi yakin akan kebenaran ajaran para Guru Mushid.
- suara Tuhan berkumandang dari kubah, tetapi dunia yang sedang tidur tidak mendengarnya, hai khalayak ramai yang masih tetap tuli terhadap panggilan- Nya, pandanglah ke bahagian orang yang telah bangkit rohaninya, yang mendengan Suara Tuhan dan yang telah menggabungkan diri dengan Dia.
- seorang suci Islam berkata : Tuhan bersemayam di dalam engkau, hai orang bodoh, dan engkau mencari-Nya di dunia luar dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila Tuhan ada di dalam diri kita dan kita mencarinya di tempat yang lain, maka usaha jita akan sia-sia.
- apapun yang ada di alam semesta ini ada pula di dalam tubuh, dan barang siapa mencarinya di dalam tubuh ini, niscaya ia akan menemukan
Sebelum alam semesta ini tercipta (sebelum ada apa-apa) Dzat yang Maha Esa telah tercipta di Alam Sejati (pusat hidup yang sejati) dalam ke adan tenang tentram dan abadi, jadi keadaan Tuhan tidak ada yang mengadakan (bertahta pribadi berdiri sendiri) tiada permulaan dan tiada akhir, tidak membutuhkan tempat dan waktu serta Maha Esa.
Tuhan dapat di pandang sebagai asal mula kesadaran hidup yang tidak terbatas dan tidak bergerak. Di dalamnya terkandung kemampuan yang tidak terbatas ini dalam bahasa asing di sebut : omnipotent, artinya Maha kuasa.
Sesuai dengan keterangan tersebut, Allah berfirman: “Dimanapun kamu berada, Allah selalu bersama-mu dan Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”.
Allah mempunyai tiga sifat : Sukma Kawekas (Nuur Alah), Sukam Sejati (Nuur Muhammad), Roh Suci. Ketiga sifat ini tidak dapat di pisah-pisahkan dan tidak dapat di kurangi.
- SUKMA KAWEKAS, Artinya: Yang menghidupi, yang membuat hidup, yang menyebabkan kita merasa hidup, atau Sumber Hidup
- SUKMA SEJATI, Artinya: Yang sebenar-benarnya menghadapi jiwa manusia dan melaksanakan Karsa Sukam Kawekas dengan penuh kebijaksanaan, dapat pula disebut Guru Sejati, Penuntun Sejati, sebab pada hakekatnya yang disebut Sukma Sejati itu adalah Af’aal Tuhan, pakarti Tuhan, aktivitas Tuhan, gerak Tuhan
- ROH SUCI, Artinya: Sifat yang dihidupi atau yang di beri hidup dan yang diberi kekuasaan dalam melaksanakan Karsa Tuhan. Ahli Sufi mengatakan: Roh yang berada dalam tubuh makhluk yang bersifat hidup disebut Nuur Ilahi (Cahaya Tuhan) atau Roh Kudus.
Tambahan keterangan :
- SUKMA KAWEKAS, yang bersinar pasif itu dapat dimisalkan sebagai matahari yang bersifat pasif juga (diam, tidak bergerak, memancarkan sinarnya)
- SUKMA SEJATI, yang bersifat aktif menjalankan Karsa Tuhan, dimisalkan matahari yang juga bersifat akrif memancarkan sinarnya
- ROH SUCI, atau Nuur Tuhan yang kemudian menjadi jiwa manusia yang sejati, dimisalkan panas sinar matahari yang dirasakan oleh makhluk yang menerima sinar matahari yang dirasakan oleh mahluk yang menerima sinar
Keterangan Secara terperinici :
- SUKMA KAWEKAS, bersifat Karsa, berarti Dzat yang mempunyai Hidup, atau Sumber Hidup yang belum bergerak (masih statis) disalamnya terkandung Karsa.
- SUKMA SEJATI, nersifat bijaksana, berarti Dzat yng sesungguhnya memberi hidup yang telah bergerak (dinamis) didalamnya terkandung kebijaksanaan.
- ROH SUCI, bersifat kuasa, berarti Nuur Ilahi (Nuur Dzatullah) yang bersemayam dalam jasmani manusia, diberi kekuasaan untuk melaksanakan Karsa Sukma Kawekas.
Nama sejati Tuhan
Kita sumua membicarakan Tuhan, namun kita gagal untuk membedakan antara kata yang dapat diucapkan dan di tulis denga firman sejati yang tak dapat diucapkan dan tak dapat di tulis.
Nama Alloh, Gusti, Hyang Widi, itu dapat di tulis dan di ucapkan,dan asal usulnya dapat kita telusuri.
Tetapi Nama sejati Tuhan, yaitu yang dimaksud oleh semua orang Suci, telah ada sebelum adanya ciptaan, seluruh alam semesta, termasuk waktu dan ruang, telah diciptakan oleh nama itu, dari nama itu.
“ Segala sesuatu yang kita lihat di dunia ini telah di ciptakan oleh Nama”.
Daya cipta ini telah di sebut oleh para suci Islam menyebutnya (Kalam) Firman kun (Perintah)
Pada mulanya adalah firman. Firman itu bersama-sama dengan Alloh, dan firman itu adalah Alloh, ia pada mulanya bersama-sama dengan Alloh, segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia, tidak ada sesuatu yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Tidak ada bedanya antara sabda itu atau Nama Tuhan dan tuhan sendiri. Tentang nama ini “ antara Nama dan yang dinamakan, tidak ada bedanya. Nama inilah yang dapat melepaskan pikiran dari kesenangan indrawi dan memberikan ke sukacitaan rohani, dan ia mampu membimbing jiwa menuju keselamatan.
Dalam bentuk Sabda (Dalil, Firman) inilah, Tuhan meresap ke dalam seluruh ciptaan. Nama atau sabda itu tidak dapat di temukan di dalam buku-buku maupun ayat suci- mereka hanya mengagungkan Sabda itu. Namun Nama itu sendiri terdapat di dalam diri kita.
Para suci dan wali yang pada zamannya masing masing telah menghayati Tuhan, menerangkan semua pangalaman dan seluk belik jalan Rohani di dalam ayat-ayat suci mereka guna membimbing kita.
Dari mereka, kita dapat mengetahui semua kesulitan pada jalan rohani dan memperoleh gambaran yang jelas tentang tujuannya, namun kita tidak dapat menghayati Tuhan sekedar membaca buku.
Sekedar membaca ayat-ayat suci atau mendengarkan ajaran para. Suci itu masih belum cukup. Kita harus bisa untuk mempraktekkan ajaran itu dan menempuh sendiri jalan itu.
Sifat Allah
Tuhan dengan sifat-sifat-Nya yang tak terbatas dan tak terhingga, di mana kita mempunyai konsepsi, yakni, Dia adalah tanpa sifat-sifat terbatas seperti yang kita berikan kepada-Nya
Menurut hadts :
“Tuhan, Engkau adalah yang pertama tanpa ada sesuatu yang mendahului Engkau, Engkau yang terakhir, tanpa ada sesuatu sesudah Engkau, Engkau adalah yang nyata tanpa ada sesuatu di atas Engkau, Engkau adalah yang tersembunyi tanpa ada sesuatu di bawah Engkau.
Pada hakekatnya sifat Alloh tidak terbatas. Semua sifat Sempurna adalah sifat Allah atau milik Allah. Menurut ajaran Agama Islam sifat-sifat Allah yang terdapat pada diri manusia yang sempurna lahirnya (tidak cacat) jumlahnya ada 41 sifat yaitu :
- 20 Sifat Wajib
- 20 sifat yang Mustahil
- 1 Sifat yang Jaiz (Wewenang-Nya, Sifat kekuasaan Mutlak)
Sifat Wajib :
- Wujud, artinya: Ada. Sifat ini namanya sifat nafsiah artinya: golongan bentuk atau dzat.
- Qidam, artinya: Terdahulu (tak ada yang mendahului)
- Baqo’, artinya: Abadi (tidak rusak dan tidak mati selama-lamanya)
- Mucholafah lil chawadis, artinya: Berbeda dengan barang baru ialah barang duniawiah.
- Qiamu bi nafsihi, artinya: Bertahta pribadi (tidak ada yang melantik)
- Wahdaniah, artinya: Satu (Maha Tunggal).
- Qodrat artinya : Kuasa (kekuasaannya tidak terbatas)
- Iradat, artinya: Karsa (tak ada sesuatu kejadian di dunia ini yang bukan atas Karsa Tuhan)
- Ilmu, artinya: Sumber Ilmu (pengetahuan)
- Hayyat, artinya: Hidup (tak ada yang menghidupi, sumber hidup)
- Sama’, artinya: Mendengar (tidak dengan alat)
12.Basor, artinya: Mengetahui (tanpa Alat)
13.Kalam, artinya: Bersabda (tanpa alat)
- Qodiran, artinya: Yang Maha Kuasa (tidak ada yang memberi kuasa)
15.Muridan, artinya Yang mempunyai karsa
16.Aliman, artinya : Ynag Mempunyai segala macam ilmu.
17.Chajjan, artinya : Ynag Hidup (Sumber Hidup)
18.Sami’an, artinya: Yang Mendengar (baik suara yang terdengar maupun yang tidak)
19.Basiran. Artinya: Mengetahui (baik benda yang terlihat maupun tidak)
20.Mutakallimun, artinya: Yang Bersabda (tidak bersuara tetapi dapat diterima dengan jelas)
Sifat-sifat nomor 2 ~ 6 desebut Sifat Salbiah, artinya mustahil kalu terjadi sebaliknya.
Sifat-sifat nomor 7 ~ 13 disebut Sifat Ma’ani, artinya: yang menempati sifat Nafsiah.
Sifat-sifat nomor 14 ~ 20 disebut Sifat Maknawiyah, artinya yang ditempati sifat Ma’ani. Adapun sifat Mustahil adalah sifat kebalikan daripada 20 sifat wajib diatas.
Sifat Jaiz, Tuhan adalah sifat yang mutlak, artinya: Tuhan tidak terikat pada hokum- hukum dan peraturan-peraturan. Tuhan berwenang berbuat atau bertindak apa saja menurut karsa-Nya.
Tuhan tetap adil dan tetap bijaksana. Selain sifat-sifat tersebut diatas, masih banyak sifat- sifat yang sering didengar oleh masyarakat umum dan juga terdapat dalam Al-Qur’an, ialah : Maha Suci, Maha Murah, Maha Luhur, Maha Mulia dan sebagainya (Surat 76 ayat 25, 30 ~ 31)
Wujud Allah
Allah berfirman
Al-Hadiid (surat 57 ayat 3)
Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang zhohir (nyata) dan yang Bathin (tersembunyi) dan dia Maha mengetahui segala sesuatu.
Sesuai dengan sifat-Nya yang pertama ialah Wujud artinya : Ada. Sifat ini namanya sifat Nafsiah, artinya: Golongan bentuk atau Dzat. Adapun Wujud atau Dzat Allah.
Menurut petunjuk (Al-Qur’an)
An-Nuur (Surat 24 ayat 35)
Alloh adalah Cahaya langit dan bumi. Perumpamaan Cahaya-Nya adalah seperti lubang yang dalamnya ada pelita. Pelita itu dalam kaca. Dan kaca itu laksana bintang yang berkilau yang dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati, nyaitu minyak zaitun yang bukan ditimur dan tidak juga di barat. Minyaknya hampir menerangi sekalipun tidak di sentuh api. Cahaya Di Atas Cahaya.
Hakikat Cahaya :
- Nur (Cahaya) yang sebenarnya itu ialah Allah SWT sendiri 2. Sebutan Cahaya bagi selain Dia hanyalah majaz (kiasan). Tak ada Wujud Sebenarnya.
At-Taghabun (64 ayat 8)
Maka berimanlah kamu kepada Alloh dan Rasul-Nya dan Cahaya (Al-Qur’an) yang telah kami turunkan. Dan Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
An-Nisa (4 ayat 174)
Hai sekalian manusia ! telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu dan telah kami turunkan kepadamu “CAHAYA” yang terang benderang.
Menurut Pustaka Sasangka Jati :
Tuhan itu satu, tetapi bersifat tiga yang disebut: TRI PURUSA (TIGA SIFAT) yang terdiri dari :
- SUKMA KAWEKAS (Sukma: Hidup, Kawekas: Tertinggi), Sumber Hidup yang tertinggi. Sumber Hidup. Jadi semua yang hidup asalnya dari Suka Kawekas (dalam agama Islam: Allah Ta’ala) atau Nuurullah. 2. SUKMA SEJATI, ialah merupakan Utusan Tuhan Yang Sejati, utusan yang abadi (dalam agama Islam: Rasul atau Nuur Muhammad). 3. ROH SUCI, merupakan SINAR/CAHAYA percikan dari Tuhan. (Agama Islam: Nuurul Isan)
Karena Roh Suci merupakan percikan Chaya dari Tuhan, maka Tuhan adalah Maha Cahaya, dan kita tidak dapat dipisahkan dengan-Nya. Karena kita berasal dari Tuhan maka kita juga kelak kembali kepda-Nya. (Ina ilahi wa ina ilahi rojium)
Kesimpulan: Apabila kita mempelajari pengertian Tuhan dari berbagai Agama dan Aliran Kepercayaan, amak semuan menyimpulkan bahwa: Tuhan adalah Cahaya diatas Cahaya, Maka Cahaya, Sumber Cahaya, dengan demikian semua agama sepakat dengan pengertian bahwa Wujud Allah adalah Chaya (Nuur).
Al Ambiyaa (Surat 21 ayat 92 ~ 92)
Sesungguhnya (Agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.
Dan mereka memecah belah urusan Agama di antara sesamanya. Masing – masing mereka akan kembali kepada Kami.