DO’A BERBUKA PUASA DI GUGAT OLEH ALIRAN SESAT
اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين
BENARKAH Do’a ini adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
JAWABAN : Derajat hadits tsb adalah MURSAL , namun di dhoifkan oleh muhadtis otodidak wahabi ( albani dlm al-jami’i al- shoghir, hati hati memang nama kitabnya hampir sama dengan jami’ish shoghir nya ASWAJA ).
Adalah terlalu berlebihan kalau menyatakan salah, apalagi bid’ah berdo’a dengan do’a tersebut. Karena sebagai do’a, asalkan maknanya tidak bertentangan dengan aqidah Islam dan tidak untuk maksiyat, maka disunnahkan berdo’a walaupun do’a buatan sendiri atau dengan bahasa non Arab sekalipun. Apalagi do’anya orang yang berpuasa tidak ditolak.
Rasulullah saw bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ تُحْمَلُ عَلَى الْغَمَامِ، وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاوَاتِ، وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
Tiga orang yang doa mereka tidak terhalang, yaitu imam (pemimpin) yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang dizholimi. Doa mereka dibawa ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya, lalu Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Demi izzah-Ku, Aku akan menolongmu meski setelah beberapa waktu.” (HR Ahmad, dari Abu Hurairah, shahih lighairihi).
Apalagi ada hadits yang bahwa Rasulullah diriwayatkan juga berdo’a dengan do’a yang sebagian lafadznya seperti diatas:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ، أَنَّهُ بَلَغَهُ ” أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: «اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ»
….Sesungguhnya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu (HR. Abu Dawud, diriwayatkan juga oleh Al Baihaqi, Ath Thabarany, Ibnu Abi Syaibah)
Namun dalam catatan kaki Kitab Jâmi’ul Ushul, karya Ibnul Atsir (w. 606 H), dengan tahqiq Abdul Qadir Arna’uth dan disempurnakan Basyir ‘Uyûn, Maktabah Dârul Bayân, juz 6 hal.378 dinyatakan:
رقم (2358) في الصوم، باب القول عند الإفطار، مرسلاً، ولكن للحديث شواهد يقوى بها.
Nomor (2358) dalam (kitab) Puasa, bab perkataan saat berbuka, mursal, akan tetapi hadits ini memiliki syawâhid yang memperkuatnya.
Berikut beberapa redaksi do’a terkait:
1) Ath Thabarany dalam Mu’jam as Shaghir (2/133):
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ , وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
2) Ath Thabarany dalam Ad Du’â, hal 286
بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، تَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
3) Dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (2/344), Ar Rabi’ bin Khutsaim ketika mau berbuka berdo’a:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
4) Dalam Tartîbul ‘Amâly, 1/344:
بِاسْمِ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ، تَقَبَّلْهُ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Juga diriwayatkan bahwa Ibnu ‘Umar ketika mau berbuka berdo’a:
يَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ اغْفِرْ لِي
Wahai Dzat Yang luas ampunannya, ampuni aku (HR. Al Baihaqy)
Bagus juga berdo’a dengan do’a:
ذَهَبَ الظَّمأُ، وابْتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَبَتَ الأجرُ إِن شاءَ اللهُ
Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, dan telah tetap pahala, insya Allah (HR. Abu Daud, Ad Daruquthni menyatakan sanadnya hasan, Al Hakim menyatakan sanadnya shahih menurut Syaikhain/bukhori muslim)
Imam Thobrony menyatakan haditsnya marfu’
(حديث مرفوع) ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ شَبِيبٍ ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَمْرٍو الْبَجَلِيُّ ، ثنا دَاوُدُ بْنُ الزِّبْرِقَانِ ، عَنْ شُعْبَةَ ، عَنْ ثَابِتٍ ، عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ إِذَا أَفْطَرَ ، قَالَ : ” بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ” .
Simak penjelasan keterangan berikut dari ulama lintas madzhab.
Kaum Muslimin di seluruh dunia termasuk di Indonesia apabila berbuka puasa biasa membaca do’a berikut:
اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ، ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ .
Artinya: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman dan dengan rizki-Mu aku berbuka. Telah hilang rasa penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala dicurahkan atasku, Insya Allah”.
Pembacaan do’a seperti ini – dengan fariasi tambahan dan pengurangan – merupakan warisan turun-temurun dari para Ulama Waratsatul Anbiya. Mereka yang menganjurkan membaca do’a ini adalah para Ahli Hadis dan Fuqaha dari berbagai Madzhab. Dari Ulama Madzhab Hanafi misalnya kita menemukan penjelasan dari Al Imam Fakhruddin Utsman bin Ali az Zaila’i:
وَمِنْ السُّنَّةِ أَنْ يَقُولَ عِنْدَ الْإِفْطَارِ اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَبِك آمَنْت وَعَلَيْك تَوَكَّلْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت .
Artinya: Di antara Sunnat adalah ketika berbuka puasa dianjurkan mengucapkan: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal dan dengan rizki-Mu aku berbuka. (Lihat kitab Tabyinul Haqa’iq Syarah Kanzud Daqa’iq karya Al Imam Az Zaila’i juz 4 halaman 178).
– Dari Ulama Madzhab Maliki antara lain disebutkan dalam Kitab Al Fawakih Ad Dawani Ala Risalah Ibni Abi Zaid Al Qirwani karya Syekh Ahmad bin Ghunaim bin Salim bin Mihna An Nafrawi :
وَيَقُولُ نَدْبًا عِنْدَ الْفِطْرِ : اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْت وَمَا أَخَّرْت ، أَوْ يَقُولُ : اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت ، ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ .
Artinya: Dan Sunnat ketika berbuka puasa mengucapkan: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka. Maka ampunilah dosaku yang lalu dan yang akan datang”. Atau mengucapkan: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka. Telah hilang rasa penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala dicurahkan atasku, Insya Allah”. (Lihat pada Juz 3 halaman 386).
– Dari Madzhab Syafi’i antara lain dikemukakan Al Hafizh Al Imam An Nawawi dalam Al Majmu’ Syarah Al Muhadzdzab:
والمستحب أن يقول عند إفطاره اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت لما روى أبو هريرة قال ” كان رسول الله صلي الله عليه وسلم إذا صام ثم أفطر قال اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت .
Artinya: Dan yang disunnahkan ketika berbuka puasa itu adalah mengucapkan: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka”. Berdasarkan Hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW itu apabila berpuasa kemudian berbuka membaca “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka”. (Lihat Al Majmu’ Juz 6 halaman 363).
– Dari Madzhab Hanbali antara lain dikemukakan oleh Ibnu Qudamah Al Maqdisi.
ويستحب تعجيل الافطار وتأخير السحور، وأن يفطر على التمر وإن لم يجد فعلى الماء،وأن يقول عند فطره اللَّهُمَّ لَك صُمْت ، وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت ، سُبْحَانَك وَبِحَمْدِك ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّي إنَّك أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya: Dan disunnahkan menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur. Dianjurkan agar berbuka dengan kurma atau jika tidak ada, dengan air. Dan ketika berbuka hendaklah membaca, “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka”. Maha Suci Engkau ya Allah dan segala pujian bagi-Mu. Ya Allah, terimalah ibadahku sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Asy Syarh Al Kabir karya Ibnu Qudamah, juz 3, halaman 76)
Para Ulama itu mengamalkan do’a tersebut berdasarkan warisan ilmu yang diterima secara turun temurun dari generasi ke genarasi dan bermuara di generasi awal Ummat ini. Namun do’a tersebut pun terdapat pula catatannya di dalam kitab-kitab Hadis. Di antara buku Hadis yang mencantumkannya adalah buku karya Al Imam Abu Dawud, seorang penyusun buku Hadis bermadzhab Hanbali dalam Sunannya:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى أَبُو مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ الْحَسَنِ أَخْبَرَنِى الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ – يَعْنِى ابْنَ سَالِمٍ – الْمُقَفَّعُ – قَالَ رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقْبِضُ عَلَى لِحْيَتِهِ فَيَقْطَعُ مَا زَادَ عَلَى الْكَفِّ وَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا أَفْطَرَ قَالَ « ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ ». (رواه ابو داود) قال الشيخ الألباني : حسن .
Artinya: Marwan bin Salim berkata; Aku melihat Ibnu Umar memegang jenggotnya dan memotong yang melebihi genggaman telapak tangannya dan berkata: Rasulullah SAW itu apabila berbuka puasa mengucapkan “Telah hilang rasa penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala dicurahkan atasku, Insya Allah”. (HR Abu Dawud).
Al Imam Al Baihaqi, seorang penyusun kitab Hadis bermadzhab Syafi’i meriwayatkan dalam As Sunan Al Kubra – selain Hadis di atas – sebuah Hadis lain;
أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِىٍّ الرُّوذْبَارِىُّ أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ دَاسَةَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ حُصَيْنٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ : أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ :« اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ».(رواه البيهقي فالسنن الكبرى)
Artinya: Bahwasanya nabi Muhammad SAW itu apabila berbuka puasa membaca “Allahumma Laka Shumtu…” [Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka]. (HR Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra Juz 4 halaman 239)
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa membaca do’a “Allahumma laka Shumtu….” Sebagaimana yang biasa dilakukan Ummat Islam adalah Sunnah. Adapun adanya keterangan sebagian orang yang menilai Hadisnya lemah dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, lemahnya sebuah Hadis tidak serta merta terlarang mengamalkannya sebab kelemahan itu hanyalah pada penisbatannya kepada Rasulullah SAW, tidak ada kaitannya dengan boleh-tidaknya dibaca.
Kedua, Hadis “Allahumma Laka Shumtu…” sungguhpun dha’if namun ia melengkapi Hadis “Dzahabazh Zhama’u…”. yang yang Hasan itu. Bentuk kedua ini belum merupakan do’a sebab hanya bentuk berita atau ucapan biasa yang disampaikan Rasulullah SAW saat minum air. Bacaan ini baru menjadi do’a manakala disambungkan dengan kalimat “Allahumma…” yang berarti “Ya Allah”.
Ketiga, bacaan do’a tersebut telah diamalkan dan dianjurkan oleh semua Ulama Madzhab Empat Itu artinya membaca “Allahumma laka Shumtu” merupakan kesepakatan Ummat Islam.
Apabila ada orang awam yang melarang membaca “Allahumma Laka Shumtu…” maka orang tersebut dapat dikatakan menganut aliran sesat, sebab – selain menyalahi kesepakatan Ummat Islam – tidak ada dalil yang menjadi dasarnya. Bahkan, sabda Rasulullah SAW di atas menganjurkan kita memilih do’a sesuka kita. Lalu dengan alasan apa orang tersebut melarang membaca do’a “Allahumma Laka Shumtu..” ?. Bukankah dengan larangannya itu berarti ia telah membuat Syari’at baru?. Kalau saja membaca do’a yang terdapat dalam Hadis Shahih itu diharamkan, tanyakan kepada orang itu; “Pernahkan anda berdo’a dengan Bahasa Indonesia agar anak anda sukses sekolahnya?. Jika pernah, lalu apakah ada dalilnya bentuk do’a yang anda baca itu?. Lalu bagaimana anda melarang orang membaca do’a yang disepakati Ummat Islam dari dulu hingga sekarang hanya gara-gara “katanya” Hadisnya dha’if ?.
Para ulama menganjurkan membaca do’a tersebut, simak hadits yang mereka (Rohimahumullahu) takhrij :
Lihat dalam Taisiril Wushul ila Ahaaditsir Rosul
1 -كان إذا أفطر قال : اللهمَّ لك صمتُ وعلى رِزقِك أفطرتُ
الراوي: معاذ بن زهرة المحدث: أبو داود – المصدر: المراسيل – الصفحة أو الرقم: 203
خلاصة حكم المحدث: أورده في كتاب المراسيل
2 -أنّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم كان إذا أفطر قال اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت
الراوي: معاذ بن زهرة المحدث: أبو داود – المصدر: سنن أبي داود – الصفحة أو الرقم: 2358
خلاصة حكم المحدث: سكت عنه [وقد قال في رسالته لأهل مكة كل ما سكت عنه فهو صالح
3 – كان النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا أفطَر قال بِسْمِ اللهِ اللَّهمَّ لكَ صُمْتُ وعلى رِزْقِكَ أفطَرْتُ
الراوي: أنس بن مالك المحدث: الطبراني – المصدر: المعجم الأوسط – الصفحة أو الرقم: 7/298
خلاصة حكم المحدث: لم يرو هذا الحديث عن شعبة إلا داود بن الزبرقان تفرد به إسماعيل بن عمر
4 – اللهمَّ لكَ صُمْتُ وعلى رزقِكَ أفطرتُ
الراوي: أبو هريرة المحدث: النووي – المصدر: المجموع – الصفحة أو الرقم: 6/362
خلاصة حكم المحدث: غريب، ليس معروفا، وعن النبي صلى الله عليه وسلم مرسلا، ومن رواية ابن عباس مسنداً متصلاً بإسناد ضعيف
5 – أن النبيَّ _صلى الله عليه وسلم _كان إذا أفطرَ قال : اللهمَّ لكَ صمتُ، وعلى رِزْقِكَ أفطرتُ.
الراوي: معاذ بن زهرة المحدث: الذهبي – المصدر: المهذب – الصفحة أو الرقم: 4/1616
خلاصة حكم المحدث: مرسل
6 – أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ كان إذا أفطرَ قال : اللَّهُمَّ لكَ صُمتُ وعلى رِزقِكَ أفْطَرتُ
الراوي: معاذ بن زهرة المحدث: ابن الملقن – المصدر: البدر المنير – الصفحة أو الرقم: 5/710
خلاصة حكم المحدث: إسناده حسن لكنه مرسل
7 – بلغَه أنَّ رسولَ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ كانَ إذا أفطرَ قالَ اللَّهمَّ لَكَ صمتُ وعلى رزقِك أفطرتُ
الراوي: معاذ بن زهرة المحدث: ابن الملقن – المصدر: شرح البخاري لابن الملقن – الصفحة أو الرقم: 13/400خلاصة حكم المحدث: مرسل [وروي] من حديث أنس مرفوعاً بإسناد فيه ضعف
8 -أنَّ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ تعالَى عليه وسلم كان إذا أفطر قال : اللهمَّ لك صمتُ وعلى رِزقكَ أفطرتُ
الراوي: معاذ بن زهرة المحدث: ابن الملقن – المصدر: خلاصة البدر المنير – الصفحة أو الرقم: 1/327
خلاصة حكم المحدث: إسناده حسن لكنه مرسل
9 – أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ كان إذا أفطرَ قال اللهمَّ لك صمتُ وعلى رزقك أفطرتُ
الراوي: معاذ بن زهرة المحدث: ابن الملقن – المصدر: تحفة المحتاج – الصفحة أو الرقم: 2/96
خلاصة حكم المحدث: مرسل
10 -اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل منا إنك أنت السميع العليم
الراوي: [عبدالله بن عباس] المحدث: ابن القيم – المصدر: زاد المعاد – الصفحة أو الرقم: 2/49
خلاصة حكم المحدث: لا يثبت
11 -أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا أفطَر قال اللهُم لكَ صمتُ ، وعلى رزقِكَ أفطَرتُ
الراوي: معاذ بن زهرة المحدث: ابن كثير – المصدر: إرشاد الفقيه – الصفحة أو الرقم: 289/1
خلاصة حكم المحدث: مرسل، ومن حديث ابن عباس ونحوه، ولا يصح سنده
12 -أن النبيَّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ كان إذا أفطر قال اللهمَّ لك صمتُ وعلى رزقِك أفطرتُ
الراوي: معاذ بن زهرة المحدث: محمد المناوي – المصدر: تخريج أحاديث المصابيح – الصفحة أو الرقم: 2/169
خلاصة حكم المحدث: مرسل
13 -كانَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا أفْطَرَ قال بسمِ اللهِ اللهمَّ لَكَ صمْتُ وعلَى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ
الراوي: أنس بن مالك المحدث: الهيثمي – المصدر: مجمع الزوائد – الصفحة أو الرقم: 3/159
خلاصة حكم المحدث: فيه داود بن الزبرقان وهو ضعيف
14 -أنَّ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا أفطر قال : اللَّهمَّ لك صُمتُ ، وعلى رزقِك أفطرتُ
الراوي: معاذ بن زهرة المحدث: ابن حجر العسقلاني – المصدر: التلخيص الحبير – الصفحة أو الرقم: 2/801
خلاصة حكم المحدث: مرسل
15 – كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا أفطر قال : بسمِ اللهِ اللَّهمَّ لك صُمتُ، وعلى رزقِك أفطرتُ
الراوي: أنس بن مالك المحدث: ابن حجر العسقلاني – المصدر: التلخيص الحبير – الصفحة أو الرقم: 2/802
خلاصة حكم المحدث: إسناده ضعيف
Melihat pandangan ahli hadits diatas ,derajat hadits nya khilaf (marfu’ , mursal dan dhoif ) kalaupun dhoif namun secara ma’na hasan , Imam ghozali saja yang tingkatannya ” Hujjatul Islam” dalam banyak kitabnya mengutarakan amalan-amalan yang sumbernya dari hadits dho’if sbgai “Fadhoilul a’mal”.
Dan“terlalu berlebihan kalo ada orang atau golongan yang tidak memperbolehkan do’a tsb diatas dengan berdasarkan “sanad hadits nya lemah” ta’dzimnya aswaja dengan menggabungkan keduanya.
اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الل
HADITH INI HASAN dan MA’MUL BIH (bisa diamalkan) termuat dalam : Asnal Mathalib
ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻪ ﺃَﻥْ ﻳَﻘُﻮﻝَ ﺑَﻌْﺪَ ﻭﻓﻲ ﻧُﺴْﺨَﺔٍ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟْﺈِﻓْﻄَﺎﺭِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻟﻚ ﺻُﻤْﺖ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭِﺯْﻗِﻚ ﺃَﻓْﻄَﺮْﺕ ﻟِﻠِﺎﺗِّﺒَﺎﻉِ ﺭَﻭَﺍﻩُ ﺃﺑﻮ ﺩَﺍﻭُﺩ ﺑِﺈِﺳْﻨَﺎﺩٍ ﺣَﺴَﻦٍ ﻟَﻜِﻨَّﻪُ ﻣُﺮْﺳَﻞٌ ﻭَﺭُﻭِﻱَ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﺃَﻧَّﻪُ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺫَﻫَﺐَ ﺍﻟﻈَّﻤَﺄُ ﻭَﺍﺑْﺘَﻠَّﺖْ ﺍﻟْﻌُﺮُﻭﻕُ ﻭَﺛَﺒَﺖَ ﺍﻟْﺄَﺟْﺮُ ﺇﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺃﺳﻨﻰ ﺍﻟﻤﻄﺎﻟﺐ
Raudhatul Muhadditsin Abdul Qadir Al-Arnauth menyatakan : “Namun hadits ini memiliki syawahid(jalur lain) yang menguatkannya.”
ﺭﻭﺿﺔ ﺍﻟﻤﺤﺪﺛﻴﻦ – )ﺝ / 10 ﺹ 304 ( – 4729 ﻋﻦ ﻣﻌﺎﺫ ﺑﻦ ﺯﻫﺮﺓ ﺃﻧﻪ ﺑﻠﻐﻪ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﺇﺫﺍ ﺃﻓﻄﺮ ﻗﺎﻝ ” : ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻟﻚ ﺻﻤﺖ ﻭ ﻋﻠﻰ ﺭﺯﻗﻚ ﺃﻓﻄﺮﺕ . ” ﺩ ) ﺍﻷﺫﻛﺎﺭ 162/1 ( ﻣﺮﺳﻞ* ﺗﻌﻘﻴﺐ : ﻗﺎﻝ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﺍﻷﺭﻧﺎﺅﻭﻁ : 162 / 1 ﻭ ﻟﻜﻦ ﻟﻪ ﺷﻮﺍﻫﺪ ﻳﻘﻮﻯ ﺑﻬﺎ