HAL-HAL MUBAH YANG BISA MENGHILANGKAN SIFAT ADIL DAN KASIH SAYANG IBU JAUH LEBIH BESAR DARIPADA AYAH
Mubah Yang Dapat mengilangkan ‘Adalah
Mubah adalah perbuatan yang boleh dilakukan dan ditinggalkan dalam artian tidak berdosa dengan melakukan dan meninggalkannya. Namun ada beberapa perbuatan mubah apabila salah dalam melakukannya bisa berefek kepada hilangnya sifat adil dari seseorang dan juga berdosa. Berikut ini adalah beberapa perbuatan mubah yang dapat menghilangkan ‘adalah yang kami kutip dari kitab Hasyiah Al Bajuri ‘ala Ibnu qasim Al-Ghazi:
- Mencium istrinya ditempat yang ada manusia
- Mencium ‘ammah (budak perempuan) ditempat ada manusia.
- Memanjangkan kaki disisi orang yg dihormati.
- Memanjangkan kaki disisi orang tua.
- Memperbanyak hikayah (cerita) yang dapat menertawakan manusia
Hasyiah Al-Bajuri Juz 2 Hal 350 Cet Haramain
Berhubungan Intim Dalam Masa Istri Menyusui
Deskripsi Masalah:
Hubungan biologis merupakan hal yang lumrah disalurkan oleh setiap insan yang telah melaksanakan berumah tangga, terkadang berhubungan badan ini terdapat larangan dari syara’ yaitu disaat istri sedang menjalani mentruasi. Setelah melahirkan anak kebiasaan istri-istri mengeluarkan ASI untuk meningkatkan daya tahan tubuh sianak saat mengkonsumsinya, ada isu yang berkembang bahwa melakukan hubungan intim saat istri sedang menyusui memberi dampak akan buruknya kualitas ASI.
Pertanyaan:
- Bagaimanakah hukum melakukan hubungan intim saat istri sedang menyusui?
- Apakah benar isu yang mengatakan bahwa berhubungan intim saat istri sedang menyusui berdampak kepada buruknya kualitas ASI?
Jawaban:
- Tidak ada larangan seorang suami melakukan hubungan intim dengan istrinya yang sedang hamil dan menyusui, karena hal tersebut tidak mengganggu kesehatan anak yang sedang menyusui.
- Tidak benar, karena nabi pernah melihat bangsa Rum dan Farsi yang hamil sedangkan mereka menyusui anaknya yang kecil, namun hal tersebut tidak memudharatkan anak yang sedang disusuinya
– Mughni Al-Muhtaj Juz 5 Hal 63 Cet, Syirkatul Quds 2012
ويسن أن لا يترك الجماع عند قدومه من سفره ولا يحرم وطء الحامل والمرضع
– Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah Juz 31 Hal 344
حكم الغيلة بالإرضاع أو الوطء
7 – كان العرب يكرهون وطء المرأة المرضع. وإرضاع المرأة الحامل ولدها، ويتقونه لأنهم كانوا يعتقدون أن ذلك يؤدي إلى فساد اللبن، فيصبح داء، فيفسد به جسم الصبي ويضعف، ولو كان هذا حقا لنهى عنه الرسول صلى الله عليه وسلم. قال صلى الله عليه وسلم: لقد هممت أن أنهى عن الغيلة، فنظرت في الروم وفارس، فإذا هم يغيلون أولادهم. فلا يضر أولادهم ذلك شيئا (2)
Mengapa Cinta Ibu Lebih Besar dari Ayah
Ayah dan Bunda, mereka adalah sosok yang sangat luar biasa dalam kehidupan kita. Kita menjadi saksi bahwa perjuangan mereka sangat luar biasa dalam kehidupan ini, cucuran keringat yang keluar, perginya ayah kita dari rumah untuk mencari nafkah. pagi, siang dan malam kadang tak pulang, ternyata semua itu dilakukannya untuk kita. Lalu bagaimana dengan bunda? Tidak pernah dihiraukan rasa sakit yang mendera, apalagi saat dikandungnya. Sembilan bulan kita berada di dalam perutnya, saat-saat yang menegangkan, saat kita dilahirkan, saat yang paling berat dirasakan oleh bunda kita, yang ada dalam pikirannya bagaimana kita selamat menatap dunia ini. Adalah bentuk “renungan” yang tak jarang kita meneteskan airmata bila mengenang betapa besar perjuangan mereka yang tak bertepi. Meskipun perjuangan dan kasih sayang mereka tak ternilai dan sama-sama berjuang demi masa depan anak-anak tercinta, namun tak bisa dipungkiri bahwa dalam pandangan syariat ada beberapa persoalan yang menndahulukan perempuan dalam mengurus anak-anak dibandingkan laki-laki yang terkesan lebih perkasa dibandingkan kaum hawa.
Pertanyaan
Mengapa cinta dan kasih sayang ibu kepada anaknya lebih besar dibandingkan dengan cinta dan kasih sayang seorang ayah, padahal seorang anak tercipta dari air (sperma) keduanya?
Jawab
Karena sperma perempuan keluar dari tulang dada yang berdekatan dengan hati sebagai tempat cinta dan kasih sayang pada diri seseorang sedangkan sperma laki-laki keluar dari sulbi yang letaknya jauh dari hati.
Referensi
Hasyiyah Al Bujairimi ‘ala Al Khatib 4 : 82 cet. Darl kutub
فإن قيل: ما الحكمة في أن الأم أشفق على الولد من الأب وهو خلق من مائهما. فالجواب أن ماء الأم من قدامها من بين ترائبها قريبا من القلب الذي هو موضع الشفقة ومحل المحبة والأب يخرج ماؤه من وراء ظهره من الصلب وهو بعيد من القلب الذي هو موضع الشفقة والرحمة