TAKBIRAN SETELAH ADZAN UNTUK MENUNGGU IQOMAH SHOLAT FARDLU

Sudah kita ketahui bahwa di sebagian masyarakat mulai hari raya Idul adha sampai hari tasyriq berakhir, ada sebagian masyarakat yang membaca takbir ketika pujian (doa atau semacamnya yang dibaca secara keras setelah adzan untuk menunggu jama’ah).
Pertanyaan
- Bagaimana hukum membaca takbir seperti kasus diatas ?
- Adakah dalilnya baik dari Al Qur’an , Hadits atau Qoul Ulama ?
Jawab:
- Haram jika ada tujuan mensyariatkan takbiran tersebut secara khusus pada waktu atau akan menimbulkan iham (salah paham) dalam masyarakat bahwa hal tersebut disyari’atkan.
Uraian Jawaban
Waktu mengumandangkan takbir ‘idul fitri adalah setelah terbenamnya matahari malam hari raya sampai imam memulai takbirotul ihrom sholat ‘ied.
Dan untuk ‘Idul adlha disunahkan pula mengucapkan takbir setelah sholat fardlu, sholat sunat rowatib, sholat husuf, sholat istisqo’ dan sholat janazah sejak hari raya sampai sholat ashar hari tasyriq. Membaca takbir diluar ketentuan tersebut jika dibaca dengan keras hukumnya khilafussunnah (berlawanan denga sunah), kalau dibaca dengan pelan maka tentunya tidak apa-apa. Hukum ini adalah tinjauan hukum di lihat dari keberadaan takbir itu sendiri (min haitsu huwa huwa).
Tetapi dalam masalah membaca takbir yang dijadikan pujian pada hari tasyriq, juga harus memperhatikan dampak yang ditimbulkannya, apakah akan menimbulkan dampak positif atau, sehingga kalau membaca takbir ini bisa menimbulkan dampak negative, artinya kalau membaca takbir ini bisa menimbulkan dampak negatif seperti menyebabkan iham (salah faham) pada masyarakat awam bahwa hal itu diperintahkan agama, maka membaca takbir untuk pujian pada hari tasyrik hukumnya haram, jadi kesimpulannya keharamannya bukan karena takbir itu sendiri tetapi karena dampak negatif yang ditimbulkannya.
- Tidak ada
- بجيرمي علي الخطيب 2 ص : 224
(ويكبر من غروب الشمس من ليلة العيد ) أي عيد الفطر والأضحى برفع صوت في المنازل والأسواق وغيرهما ودليله في الأول قوله تعالى {ولتكملوا العدة} أي عدة صوم رمضان { ولتكبروا الله } أي عند إكمالها , وفي الثاني القياس على الأول , وفي رفع الصوت إظهار شعار العيد واستثنى الرافعي منه المرأة , وظاهر أن محله إذا حضرت مع غير محارمها ونحوهم ومثلها الخنثى ويستمر التكبير( إلى أن يدخل الإمام في الصلاة ) أي صلاة العيد إذ الكلام مباح إليه , فالتكبير أولى ما يشتغل به لأنه ذكر الله تعالى وشعار اليوم , فإن صلى منفردا فالعبرة بإحرامه
(إلى أن يدخل الإمام في الصلاة) ومنه يعلم أنه لا يسن التكبير عقب صلاة عيد الفطر, فما جرت به العادة من التكبير عقبها فهو خلاف السنة . وظاهر كلامهم أن التكبير في حق من يريد الجماعة يستمر طلبه منه إلى إحرام الإمام وإن تأخر إحرامه إلى الزوال أو إلى ما بعده وفي حق المنفرد إلى إحرامه كذلك , أما في حق من لم يصل أصلا فإلى الزوال ; فاحفظ ذلك . ا هـ
Takbir dikumandangkan sejak terbenamnya matahari pada malam hari raya baik hari raya ‘idul fitri atau ‘idul adlha dengan suara keras di tempat-tempat umum seperti pasar dan lainnya, hal ini sesuai firman Allah yang artinya : “(Dan sempurnakanlah hitungan) hari puasa Romadlon dan (bacalah takbir) ketika sudah sempurna puasa Romadlon”. Dalam hal ini ‘Idul Adlha diqiyaskan dengan ‘Idul fitri. Mengeraskan suara itu untuk menunjukkan tanda-tanda hari raya.
Imam Rofi’i mengecualikan perempuan (dalam kesunahan mengeraskan suara) tentunya jika perempuan itu bersama-sama laki-laki yang bukan mahramnya. Hukum waria (wanita pria) sama dengan perempuan.
Membaca takbir tetap disunnahkan sampai imam melakukan takbirotul ihrom sholat ‘id, karena sebelum itu boleh berbicara, tetapi membaca takbir adalah amal yang paling utama, karena takbir adalah dzikir dan menjadi tanda-tanda kebesaran hari raya.
Jika Seseorang melakukan sholat ‘id sendirian maka ahir kesunahan membaca takbir adalah sampai ia melakukan takbirotul ihrom.
Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa membaca takbir tidak disunahkan lagi setelah melaksanakan sholat ‘Idul fitri. Tradisi yang berlaku di masyarakat yaitu membaca takbir setelah sholat ‘Id adalah perbuatan yang bertentangan dengan sunnah (Khilafussnnnah).
Jelasnya membaca takbir bagi orang yang melaksanakan sholat ‘id secara berjama’ah tetap disunahkan sampai Imam melakukan takbirotul ihrom walau takbirotul ihromnya dilakukan saat matahari sudah condong ke arah barat atau setelahnya, bagi orang yang melaksanakan sholat ‘id sendirian membaca takbir disunahkan sampai ia melakukan takbirotul ihrom, dan bagi orang yang tidak melaksanakan sholat ‘id membaca takbir disunahkan sampai matahari condong ke arah barat.
- توشيخ على ابن قاسم 89
ويكبر فى عيد الأضحى خلف الصلوات المفروضات ولو منذورة وفائتة وقضائها فى أيام العيد، وكذا خلف راتبة وصلاة كشوف واستسقاء ونفل مطلق كتحية ووضوء لا سجدة تلاوة وشكر وصلاة جنازة خلافا لصاحب التنقيح اي إذا لم يخف تغير الميت بنحو ظهور ريح من حين فعل صبح يوم عرفة الى زمن عقب فعل العصر من آخر أيام التشريق.
Disunahkan pula membaca takbir pada hari raya ‘Idul adlha setelah melaksanakan sholat fardlu, sholat yang dinadzari, atau sholat wajib diqodlo’ pada hari raya, setelah melaksanakan sholat sunnah rowatib, sholat kusuf, sholat istisqo’ dan sholat sunnah mutlak, dan juga setelah sholat tahiyyatul masjid. Membaca takbir tidak disunahkan setelah melakukan sujud tilawah, sujud syukur dan sholat jenazah, berbeda dengan pengarang Kitab Tanqih yang mengatakan disunahkan membaca takbir setelah sholat jenazah jika tidak dihawatirkan terjadinya perubahan bau mayit. Kesunahan membaca takbir dimulai setelah melaksanakan sholat shubuh pada hari ‘arafah sampai setelah melaksanakan sholat ashar hari terahir dari hari-hari tasyriq.
- تحفة الجزء الثالث ص 54
والخلاف فى تكبير يرفع به صوته ويجعله شعارالوقت اما لواستغرق عمره بالتكبير فلا منع
Perbedaan pendapat ini pada takbir yang dibaca keras dan dijadikan tanda-tanda kebesaran waktu-waktu tertentu. Sebab seandainya ada orang menghabiskan seluruh umurnya hanya untuk membaca takbir maka tidak ada larangan.
- بغية المسترشدين ص : 67 دار الفكر
(مسألة ب ك) تباح الجماعة فى نحو الوتر والتسبيح فلا كراهة فى ذلك ولا ثواب نعم إن قصد تعليم المصلين وتحريضهم كان له ثواب وأى ثواب بالنية الحسنة فكما يباح الجهر فى موضع الإسرار الذى هو مكروه للتعليم فأولى ما أصله الإباحة وكما يثاب فى المباحات إذا قصد بها القربة كالتقوى بالأكل على الطاعة هذا إذا لم يقترن بذلك محذور كنحو إيذاء أو اعتقاد العامة مشروعية الجماعة وإلا فلا ثواب بل يحرم ويمنع منها
(Masalah) sholat berjama’ah pada sholat witir, sholat tasbih dan sholat-sholat sunat yang sama (sholat sunat yang tidak disunahkan dilaksanakan secara berjama’ah) hukumnya boleh dan tidak makruh tetapi tidak mendapatkan pahala, tetapi kalau tujuannya adalah mendidik atau memberi semangat kepada orang-orang yang melaksanakan sholat maka bisa mendapatkan pahala, artinya mendapatkan pahala karena niat yang baik, Ini seperti diperbolehkannya membaca keras dengan tujuan mengajari pada tempat yang seharusnya membaca pelan yang hukum aslinya makruh, lebih-lebih pada perkara yang hukum asalnya mubah.
Seperti juga melakukan hal-hal yang hukum aslinya mubah bisa mendapatkan pahala karena niyat qurbah (mendekatkan diri kepada Allah) contohnya makan dengan niat agar kuat melakukan ibadah. Namun tentunya jika melaksanakan sholat berjama’ah pada sholat witir dan lain-lain seperti di atas tidak menimbulkan sesuatu yang dilarang syara’ seperti mengganggu orang lain atau menyebabkan keyakinan di masyarakat awam bahwa sholat jama’ah dalam sholat-sholat sunah tersebut diperintahkan syara’. Kalau ini yang terjadi maka disamping tidak mendapatkan pahala hukumnya juga haram dan dilarang.
- تنقيح الفتاوى الحامدية الجزء الثاني ص : 334
فائدة كل مباح يؤدّي إلى زعم الجهال سنية أمر أو وجوبه فهو مكروه كتعيين السورة للصلاة وتعيين القراءة لوقت ونحوه صرح بذلك في القنية قبيل باب صلاة المسافر
(Faidah) setiap hal yang hukum aslinya mubah kalau dilakukan kemudian menimbulkan keyakinan di masyarakat awam bahwa hal itu sunah atau wajib maka hukumnya menjadi makruh, seperti menentukan satu surat untuk sholat atau menentukan bacaan untuk waktu tertentu dan lain-lain.