INILAH SEBAB CINTA DAN KASIH SAYANG IBU LEBIH BESAR DARI AYAH
Mengapa Cinta Ibu Lebih Besar dari Ayah
Ayah dan Bunda, mereka adalah sosok yang sangat luar biasa dalam kehidupan kita. Kita menjadi saksi bahwa perjuangan mereka sangat luar biasa dalam kehidupan ini, cucuran keringat yang keluar, perginya ayah kita dari rumah untuk mencari nafkah. pagi, siang dan malam kadang tak pulang, ternyata semua itu dilakukannya untuk kita. Lalu bagaimana dengan bunda? Tidak pernah dihiraukan rasa sakit yang mendera, apalagi saat dikandungnya. Sembilan bulan kita berada di dalam perutnya, saat-saat yang menegangkan, saat kita dilahirkan, saat yang paling berat dirasakan oleh bunda kita, yang ada dalam pikirannya bagaimana kita selamat menatap dunia ini. Adalah bentuk “renungan” yang tak jarang kita meneteskan airmata bila mengenang betapa besar perjuangan mereka yang tak bertepi. Meskipun perjuangan dan kasih sayang mereka tak ternilai dan sama-sama berjuang demi masa depan anak-anak tercinta, namun tak bisa dipungkiri bahwa dalam pandangan syariat ada beberapa persoalan yang menndahulukan perempuan dalam mengurus anak-anak dibandingkan laki-laki yang terkesan lebih perkasa dibandingkan kaum hawa.
Mengapa cinta dan kasih sayang ibu kepada anaknya lebih besar dibandingkan dengan cinta dan kasih sayang seorang ayah, padahal seorang anak tercipta dari air (sperma) keduanya?
Karena sperma perempuan keluar dari tulang dada yang berdekatan dengan hati sebagai tempat cinta dan kasih sayang pada diri seseorang sedangkan sperma laki-laki keluar dari sulbi yang letaknya jauh dari hati.
Referensi
Hasyiyah Al Bujairimi ‘ala Al Khatib 4 : 82 cet. Darl kutub
فإن قيل: ما الحكمة في أن الأم أشفق على الولد من الأب وهو خلق من مائهما. فالجواب أن ماء الأم من قدامها من بين ترائبها قريبا من القلب الذي هو موضع الشفقة ومحل المحبة والأب يخرج ماؤه من وراء ظهره من الصلب وهو بعيد من القلب الذي هو موضع الشفقة والرحمة
Malaikat Yang Pernah Jatuh Cinta
Harut dan Marut adalah dua malaikat yang diturunkan oleh Allah di negeri Babilonia. Nama keduanya tercantum dalam Al Qur’an pada surat Al Baqarah ayat 102.
Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang siapa sebenarnya kedua malaikat itu. Ada yang berpendapat, bahwa keduanya betul-betul malaikat, dan ada juga yang mengatakan keduanya orang yang saleh seperti malaikat, dan ada juga yang berpendapat bahwa keduanya adalah orang jahat yang berpura-pura saleh seperti malaikat.
Pada mulanya, Harut dan Marut adalah dua malaikat langit yang maksum (terpelihara dari dosa). Ketika keduanya diturunkan ke bumi oleh Allah swt ,maka Allah memberikan segala suatu yang ada pada manusia, yaitu syahwat dan kekuatan. Keduanya menjadi qadhi di dunia. Kisah ini, terjadi pada zaman Nabi Idris a.s. Saat petang, Harut dan Marut naik kelangit dengan membaca Ismul A`Dham.
Suatu ketika, datanglah seorang perempuan yang cantik jelita menjumpai keduanya, dan mengadu pada keduanya. Wanita ini bernama Zahrah. Zahrah berhasil membuat Harut dan Marut terpikat dan jatuh cinta kepadanya. Harut dan Marut pun membujuk Zahrah untuk menikah, namun Zahrah menolaknya, kecuali jika keduanya mau memenuhi syarat yang diberikan oleh Zahrah. Harut dan Marut harus membunuh suami Zahrah, meminum khamar, atau sujud kapada patung. Sangking terpesona dengan kecantikan Zahrah, Harut dan Marut pun melakukan apa yang telah disyaratkan oleh Zahrah.
Setelah itu, keduanya kembali menjumpai Zahrah, namun Zahrah mengingkari janjinya. Dia masih enggan menerima bujukan Harut dan Marut, kecuali bila keduanya memberitahu ismul a`dham, dimana dengan membaca ismul a’dham keduanya bisa naik kelangit. Maka keduanya pun mengajarkan Zahrah ismul a`dham, dan ia pun berhasil naik ke langit. Saat itu, Allah swt mengubah Zahrah menjadi bintang.
Saat Harut dan Marut mengetahui bahwa Zahrah telah naik kelangit, keduanya berencana membaca ismul a`dham, namun sungguh disayangkan, sayap keduanya tidak taat dan tidak mau terbang lagi.
Pergilah keduanya kepada Nabi Idris untuk meminta syafaat bagi keduanya disisi Allah swt. Maka Nabi Idris pun menuruti permintaan keduanya. Allah swt memberikan kepada keduanya berupa pilihan, yaitu diazab di dunia, atau azab di akhirat. Maka keduanya memilih azab di dunia, karna mengetahui bahwa azab dunia tidak selamanya dan memiliki batas waktu. Harut dan Marut berada di Babilonia. Keduanya digantungkan dengan rambut, dipukul dengan tongkat besi hingga hari kiamat. Mata Harut dan Marut berwarna biru, kulit keduanya dihitamkan. Senantiasa keduanya mengajari manusia sihir. Saat keduanya telah bermaksiat dan diazab, maka telah tercabut dari keduanya hai`ah malaikat.
Dari kisah tadi dapat disimpulkan bahwa para malaikat akhirnya sadar bahwa perjuangan manusia dalam melawan hawa nafsu agar tetap taat terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah begitu berat.
Bagi kita manusia jangan pernah menyombongkan apa yang tidak pernah menjadi milik kita, karena semua ini adalah milik Allah, dan Allah lah yang patut menyombongkan diri.
Wallahu A`lam
Referensi : Kitab Al Fawaidul Janiyyah Halaman 52.