KEHARAMAN MENCERITAKAN PENGALAMAN SPIRITUAL KEPADA ORANG LAIN

KEHARAMAN MENCERITAKAN PENGALAMAN SPIRITUAL KEPADA ORANG LAIN

بسم الله الرحمن الرحيم

Wahai anakku, kelanjutan dari permasalahan-permasalahmu, sebagiannya tertulis dalam kitab-kitab karanganku untuk itu carilah disana. Dan menuliskan jawaban dari sebagian dari permasalahanmu yang lain itu haram (tidak diperkenankan). Amalkanlah apa yang telah kau ketahui supaya apa yang belum kau ketahui bisa tersingkap.       

ايها الولد، والباقي من مسائلك بعضها مسطور في مصنفاتي فاطلبه ثمة. وكتابة بعضها حرام. اعمل انت بما تعلم لينكشف لك ما لم تعلم.

Wahai anakku, setelah hari ini jangan lah kau tanyakan kepadaku permasalahanmu (lagi) kecuali dengan ucapan hati. Karena firman Allah SWT

Artinya: “Dan sekiranya mereka bersabar sampai engkau (Muhammad) keluar untuk menemui mereka, tentu hal itu lebih baik dari mereka”.

ايها الولد، بعد اليوم لا تسألني ما اشكل عليك الا بلسان الجنان لقوله تعالى ولو انهم صبروا حتى تخرج اليهم لكان خيرا لهم

Dan terimalah nasihat Nabi Khidir a.s disaat beliau berkata: “Janganlah engkau bertanya kepadaku mengenai apapun, sampai aku ceritakan padamu sebagai penjelasannya” Dan janganlah tergesa-gesa hingga kau telah samai atau hal tersebut telah tersingkap darimu dan kau telah melihatnya (dengan landasan ayat:) ”Kelak akan Aku perlihatkan kepada kalian tanda-tanda kebesaran-Ku, maka, janganlah kamu meminta menyegerakannya (terburu-buru)”.   

واقبل نصيحة الخضر عليه السلام حين قال فلا تسألني عن شيء حتى احدث لك منه ذكرا. ولا تستعجل حتى تبلغ اوانه يكشف لك وتراه “سأريكم آياتي فلا تستعجلون”

Oleh karena itu jangan kau tanyakan kepadaku sebelum waktunya dan yakinlah bahwa kau tidak akan mencapainya kecuali dengan menjalani karena sabda Allah ta’ala: “Dan tidakkah mereka bepergian di bumi maka mereka akan melihat (mengetahui)” 

فلا تسـألني قبل الوقت وتيقن انك لا تصل الا بالسير لقوله تعالى: أولم يسيروا في الارض فينظروا

Wahai anakku, demi Allah apabila kau telah me-lakoni maka kau akan melihat kejadian yang mengagumkan di setiap tempat dan serahkanlah jiwamu, karena (modal) pokok urusan ini adalah menyerahkan (segenap) jiwa. Seperti halnya  perkataan Dzunnun Al-Mishry –Rahimahullah taa’ala- pada salah satu murid-muridnya: “Apabila kau mampu menyerahkan (segenap) jiwamu maka kemarilah, jika tidak mampu janganlah kau sibuk dengan jalan orang-orang tasawuf.”           

ايها الولد، بالله ان تسر تر العجائب في كل منزل وابذل روحك فان رأس هذا الامر بذل الروح كما قال ذو النون المصري رحمه الله تعالى لاحد تلامذته: ان قدرت على بذل الروح فتعال، والا فلا تشتغل بترهات الصوفية

Leave your comment here: