IMAM IBNU MAJAH RA SEBAGAI SALAH SATU AHLI HADITS DARI IMAM HADITS YANG ENAM

IMAM IBNU MAJAH RA SEBAGAI SALAH SATU AHLI HADITS DARI IMAM HADITS YANG ENAM

Imam Ibnu Majah adalah salah seorang ulama ahli hadits. Pemilik Sunan Ibnu Majah. Salah satu kitab hadits yang dimasukkan dalam kelompok kutubus sittah. Ibnu Majah alhir tahun 209 H dan wafat 273 H.

Nasab dan Daerah Asal

Ibnu Majah adalah seorang imam dan tokoh di bidang hadits. Beliau adalah Abu Abdullah, Muhammad bin Yazid bin Maja har-Rabi’I al-Qazwini. Ia dilahirkan di Qazvin -salah satu propinsi di Iran sekarang- pada tahun 209 H. Ibnu Khalikan mengatakan, “Kata ماجه dengan memfathahkan huruf mim dan jim. Dan di antara kedua huruf itu ada alif. Dan huruf Ha yang terakhir dibaca sukun.”

Pendidikan

Ibnu Majah tumbuh di lingkungan yang penuh ilmu. Di saat itu, umumnya para pemuda memiliki kecintaan yang besar dengan ilmu agama. Khususnya ilmu hadits. Ibnu Majah kecil memulai langkah belajarnya dengan runut. Pertama-tama ia menghafal Alquran yang merupakan sumber utama hukum-hukum Islam. Kemudian ia mondar-mandir di halaqoh ahli hadits yang saat itu mudah didapatkan di masjid-masjid Qazvin. Hingga di masa mendatang ia memetik hasil dan tingkatan besar dalam ilmu hadits.

Pada tahun 230 H, Ibnu Majah mulai bersafar mencari ilmu. Menemui banyak guru yang tersebar di berbagai penjuru. Ia menyambangi Khurosan, Bashrah, Kufah, Baghdad, Damaskus, Mekah, Madinah, Mesir, dll. Ia mengunjungi berbagai madrasah hadits. Dan perjalanan safar inilah yang mempertemukannya dengan banyak guru di neger-negeri yang ia kunjungi.

Guru-Gurunya

Dengan banyaknya negeri yang ia kunjungi, Ibnu Majah pun memiliki banyak guru. Di antara gurunya adalah Ali bin Muhammad ath-Thanasafi. Beliau adalah seorang hafizh dan Ibnu Majah banyak mengambil riwayat darinya. Kemudian Ibrahim bin al-Mundzir al-Hizami. Beliau adalah salah seorang murid Imam al-Bukhari. Ibnu Munzdir wafat pada tahun 236 H.

Ada juga nama Muhammad bin Abdullah bin Numair, Jabbaroh bin al-Mughlis, Abdullah bin Muawiyah, Hisyam bin Ammar, Muhammad bin Rumh, Dawud bin Rasyid, dll.

Setelah menempuh perjalanan belajar selama lebih dari 15 tahun, Ibnu Majah kembali ke Qazvin dan menetap di sana. Mulailah ia menulis buku dan menyampaikan riwayat hadits. Ia pun dikenal banyak pelajar. Kemudian mereka mendatangi Qazvin untuk belajar darinya.

Murid-Muridnya

Semangat Ibnu Majah dalam menyebarkan ilmu tidak hanya terbatas dengan karya tulis saja, ia juga membuka halaqah ilmu. Ia mendermakan waktunya dengan mengadakan pelajaran dan muhadoroh. Di antara murid-muridnya yang paling masyhur adalah Ali bin Said bin Abdullah al-Ghudani, Ibrahim bin Dinar al-Jarsyi al-Hamdani, Ahmad bin Ibrahim al-Qazwini, Abu ath-Thayyib Ahmad bin Ruh al-Masy’arani, Ishaq bin Muhammad al-Qazwini, Ja’far bin Idris, Muhammad bin Isa ash-Shafar, Abul Hasan Ali bin Ibrahim bin Salamah al-Qazwini, dll.

Karya Tulis

Di antara karya tulis Ibnu Majah adalah Sunan Ibnu Majah. Sebuah kitab legendaris yang hingga sekarang mudah kita temukan. Ia juga memiliki buku tafsir yang dipuji oleh Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah dengan pujian Tafsir Hafil (Arab: تفسير حافل), tafsir yang kaya faidah. Buku lainnya adalah buku sejarah. Memuat sejarah sejak zaman sahabat sampai kejadian di zamannya. Ibnu Katsir juga memujinya dengan ungkapan Tarikh Kamil (Arab: تاريخ كامل), buku sejarah yang sempurna.

Kemuliaan Kitab Sunan Ibnu Majah

Ketenaran kitab Sunan Ibnu Majah tak lekang oleh zaman. Dengan kitab inilah nama Ibnu Majah abadi hingga saat ini. Kitab ini juga yang membuat namanya didudukkan bersama para pemuka ulama hadits. Inilah kitabnya yang paling berharga. Kitab Sunan Ibnu Majah termasuk empat kitab sunan yang dikenal kaum muslimin: Sunan Abu Dawud, Sunan at-Turmudzi, Sunan an-Nasai, dan Sunan Ibnu Majah. Karyanya ini dikelompokkan bersama Shahih al-Bukhari dan Muslim dan dinamai dengan kelompok kutubus sittah. Keenam buku hadits ini menjadi rukukan utama hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Metode Ibnu Majah dalam menulis bukunya ini adalah dengan merunutkan bab-babnya. Terdiri dari muqoddimah, 37 kitab (pembahasan), 1500 bab, dan mencakup 4341 hadits. 3002 hadits di antaranya adalah hadits-hadits yang juga diriwayatkan di lima buku hadits yang lain. Dan 1329 hadits lagi ia sendiri yang meriwayatkan. Tidak ada di lima buku hadits yang lain. Terdapat 428 hadits yang shahih dan 119 hadits hasan. Ibnu Hajar mengatakan, “Ia bersendirian meriwayatkan banyak hadits yang shahih.” Maksudnya, hadits yang diriwayatkan darinya saja banyak sekali hadits yang shahih.

Ibnu Majah memulai sunannya dengan bab mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di dalam bab ini tercantum hadits-hadits tentang sunnah adalah hujjah dan wajib mengikutinya serta beramal dengannya. Tentu metode yang digunakan Ibnu Majah ini adalah metode yang sangat baik.

Para Ulama Memandang Ibnu Majah

Ibnu Majah mencapai kedudukan yang luar biasa. Ia menjadi salah seorang ulama besar di bidang hadits. Ibnu Khallikan berkata, “Dia adalah seorang imam dalam hadits. Seorang yang berpengetahuan tentang ilmu hadits dan semua hal yang berkaitan dengan hadits.” Adz-Dzahabi berkata, “Ibnu Majah adalah seorang hafizh, pakar kritik hadits, seorang yang jujur, dan luas ilmunya.”

Wafat

Setelah mencurahkan usaha besar di bidang hadits selama usianya, baik ilmu dirayah maupun riwayat, belajar, mengajar, dan menulis, Ibnu Majah rahimahullah wafat. Yaitu pada tahun 273 H. Semoga Allah membalas jasanya atas Islam dan kaum muslimin.

Leave your comment here: