SEPERTI IBLIS DAN CELAKA ORANG YANG TIDAK MENCELA DIRINYA TAPI MALAH MENCELA ORANG LAIN

SEPERTI IBLIS DAN CELAKA ORANG YANG TIDAK MENCELA DIRINYA TAPI MALAH MENCELA ORANG LAIN

Imam Ali bin Abi Tholib Ra berkata : Ciri-ciri orang shaleh ada tiga perkara, yaitu:

1. Kuning pucat warna kulitnya, sebab sering tidak tidur di waktu malam hari (dalam istilah taswuf namanya “as-Sahar”) karena taqarrub kepada Allah dengan memperbanyak melaksanakan shalat-shalat sunnah dan ibadah-ibadah lainnya.

2. Rabun kedua matanya, karena banyak menangis dan takut kepada Allah SWT.

3. Pecah-pecah kedua belah bibirnya, karena sering menjalankan puasa-puasa sunnah.

{Kitab “Tanbihul Mughtarrin” karya Syaikhul Islam al-Muhaddits al-Ghauts asy-Syeikh Abdul Wahab asy-Sya’rani, halaman 256 }.

Kemudian di terangkan dalam kitab Kifayatul Atqiya’ wa Minhajul Ashfiya’, karya Sayyid Bakri al-Makki Ibnu Sayyid Muhammad Syatha ad-Dimyathi, halaman 58.

Ada empat perkara yang dapat menyelamatkan seseorang dari bencana dunia dan penghuninya, yaitu:

1. Memberi ma’af kepada orang lain karena kebodohannya,

2. Jangan merusak kewibawaan orang lain dengan menyakitinya,

3. Jangan mengharapkan pemberian orang lain,

4. Memberi orang lain dengan apa yang dimiliki.

الحسن بن علويه قال سمعت يحيى بن معاذ يقول دواء القلب خمسة أشياء : قراءة القرأن بالتفكر و خلاء البطن و قيام الليل و التضرع عند السحر و مجالة الصالحين

Artinya:

Hasan bin Alawiyah berkata: Aku mendengar Yahya bin Mu’adz (wafat di Naisabur 258 H. / 872 M.) berkata, obat hati ada lima perkara, yaitu:

1. Membaca Al-Qur’an dengan menyimak arti dan maksudnya,

2. Kosong perut (memperbanyak puasa sunnah),

3. Menegakkan shalat sunnah pada waktu tengah malam,

4. Merendahkan diri kepada Allah pada waktu sahur,

5. Bergaul dengan orang-orang yang shaleh.

{Kitab “Sifat ash-Shafwah” karya Imam Ibnu al-Jauzi Jamaluddin Abi al-Faraj Abdurrahman bin Ali al-Jauzi, jilid 2 halaman 62}.

Celalah diri sendiri sebelum mencela orang lain ! Karena, orang yang suka mencela orang lain (termasuk mencela amalan para ulama) dan tidak mencela diri sendiri termasuk orang yang celaka dan berkelakuan seperti Iblis.

Iblis celaka karena lima perkara:

1. Tidak mengakui dosa-dosanya,

2. Tidak menyesali atas dosa-dosanya,

3. Tidak mencela dirinya,

4. Tidak segera bertaubat,

5. Putus asa dari rahmat Allah ta’ala.

{Keterangan dari kitab “Tanbih al-Mughtarrin (Peringatan bagi Orang-orang yang Tertipu)”, karya Imam Abdul Wahab asy-Sya’rani, halaman 49}.