KALAM HIKMAH DAN KEUTAMAAN BERGAUL DENGAN ORANG YANG SHOLIH
EMPAT KEUTAMAAN DAN KEWAJIBAN
“Ada empat perkara yang zhahirnya merupakan keutamaan, sedangkan batinnya merupakan kewajiban, yaitu:
1. Bergaul dengan orang shalih merupakan keutamaan, sedagkan mengikuti jejak langkah mereka adalah suatu kewajiban.
2. Membaca Al-Kur’an adalah keutamaan, sedangkan mengamalkan kandungan Al-Kur’an adalah suatu kewajiban.
3. Ziarah kubur (ke makam orang shalih) itu merupakan suatu keutamaan, sedangkan menyiapkan bekal untuk kehidupan sesudah mati adalah suatu kewajiban.
4. Menengok orang sakit itu adalah suatu keutamaan, sedangkan menyiapkan bekal untuk kehidupan sesudah mati adalah suatu kewajiban.
Berkaitan dengan wasiat di akhir KEHIDUPAN, Rasulullah S.A.W bersabda:
“Orang yang terhalang (untuk mendapatkan pahala) adalah orang yang tidak berwasiat.” (HR. Ibnu Majah, dari Anas)
“Barang siapa yang menginggal dunia dalam keadaan sempat berwasiat (kebaikan), berarti dia meninggal di atas jalan yang benar, dalam keadaan menepati Sunnah, dalam keadaan bertakwa, mati syahid, dan mati dalam keadaan diampuni dosa-dosanya.”
EMPAT FAKTOR DAN BUAHNYA
‘Ali R.A pernah berkata:
1. “Barang siapa merindukan surga, maka ia akan bersegera dalam melaksanakan kebaikan.
2. Barang siapa takut siksa neraka, maka ia akan berhenti dari mengikuti hawa nafsunya.
3. Barang siapa meyakini datangnya kematian, maka ia tidak akan terlena dengan kesenangan duniawi.
4. Barrang siapa mengetahui bahwa dunia adalah negeri cobaan, maka semua musibah yang menimpanya akan terasa angin.”
EMPAT KEUTAMAAN DIAM
Rasulullah S.A.W bersabda:
1. “Shalat adalah tiang agama, tetapi diam itu lebih utama
2. Shadakah dapat memadamkan murka Rabb, tetapi diam itu lebih utama.
3. Puasa adalah perisai dari siksa neraka, tetapi diam itu lebih utama.
4. Jihad itu puncaknya agama, tetapi diam itu lebih utama.”
Nabi S.A.W juga pernah bersabda:
“Diam adalah bentuk ibadah yang paling tinggi.” (HR. Dailami, dari Abu Hurairah)
Maksud diam disini adalah diam dari sesuatu yang tidak bermanfaat, baik dalam urusan agama maupun dunia, dan diam dari membalah omongan orang yang mencemooh kita. Nah, diam yang seperti ini termasuk ibadah yang paling tinggi, sebab kebanyakan kesalahan itu timbul dari lisan. Adapun jika seseorang diam karena dia sendiri tanpa ada orang lain yang memotivasnya untuk diam, maka diamnya bukan ibadah.
Rasulullah S.A.W juga perah bersabda:
“Diam itu adalah perhiasan bagi orang ‘Alim dan selimut bagi orang bodoh.” (HR. Abu Syaikh, dari Muharriz)
“Diam adalah akhlak yang paling utama.” (HR. Dailami, dari Anas)
“Diam itu mengandung hikmah yang banyak, tetapi sedikit orang yang lelakukannya.” (HR. Kadha’i, dari Anas dan Dailami, dari Ibnu ‘Umar)
Oleh karena itu, ada syair yang mengatakan:
Wahai orang yang banyak bicara tanpa guna, kekanglah mulutmu
Sungguh kamu terlalu banyak bicara ke sana dan ke mari
Sungguh kamu telah banyak berperan dalam keburukan
Mulai sekarang diamlah jika kamu ingin menjadi baik
Rasulullah S.A.W juga pernah bersabda:
“Jihad yang paling utama adalah memerangi hawa nafsu karena Allah.”
EMPAT PENYEBAB GELAP DAN TERANGNYA HATI
‘Abdullah bin Mas’ud R.A pernah berkata:
“Empat hal yang termasuk penyebab gelapnya hati, yaitu:
1. perut yang terlalu kenyang;
2. berteman dengan orang-orang zhalim
3. melupakan dosa yang pernah dilakukan; dan
4. panjang angan-angan.
Empat hal yang termasuk penyebab terangnya hati, yaitu:
1. perut lapar karena tindakan hati-hati
2. berteman dengan orang-orang shalih
3. mengingat dosa yang pernah dilakukan; dan
5. tidak panjang angan-angan.”
Panjang angan-agan adalah memikirkan dan menanti-nanti yang sulit untuk diraih. Berkaitan dengan panjang angan-angan ini, Rasulullah S.A.W pernah bersabda:
“Sesungguhnya sesuatu yang sangat aku khawatirkan atas kalian ada dua, yaitu: mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Mengikuti hawa nafsu berarti menjauhi kebenaran, sedangkan panjang angan-angan mencerminkan cinta dunia.” (HR. Ibnu Abid Dun-ya)
Perut lapar termasuk faktor penerang hati, sebab hal itu dapat mendorong seseorang untuk bersikap waspada dan hati-hati. Mengingat dosa yang pernah dilakukan juga termasuk faktor penerang hati. Mengingat dosa yang pernah dilakukan juga termasuk faktor penerangan hati, sebab hal itu dapat menimbulkan penyesalan atas dosa tersebut.
Abu Thayyib berkata: “Barang siapa yang bergaul dengan delapan golongan, maka Allah akan menambah delapan hal kepadanya, yaitu:
1. Barang siapa bergaul dengan orang kaya, maka Allah akan menambah rasa cintanya kepada keduniaan.
2. Barang siapa bergaul dengan orang fakir, maka Allah akan menambah rasa syukur da ridha terhadap rizki dari Allah.
3. Barang siapa bergaul dengan penguasa/pejabat, maka ia akan bertambah keras hatinya dan takabbur.
4. Barang siapa suka bergaul dengan wanita, maka akan bertambah kebodohan dan syahwatnya.
5. Barang siapa suka bergaul dengan anak-anak, maka ia akan senang bermain.
6. Barang siapa bergaul dengan orang fasik, maka akan bertambah kecenderungannya untuk melakukan kemaksiatan dan menunda-nunda tobat.
7. Barang siapa bergaul dengan orang-orang shalih, maka akan bertambah rasa cintanya dalam menaati Allah.
8. Barang siapa bergaul dengan ulama, maka ia akan bertambah ilmu dan amalnya.”
NASIHAT DAN RAMBU-RAMBU INTERAKSI DENGAN ALLOH JUGA BERMASYARAKAT
SEMOGA KITA SEMUA DI BERI KEKUATAN OLEH ALLOH SWT. UNTUK MENGAMALKANYA. AMIN…
Dalam kehidupan bermasyarakat kita sering mengalami apa yang diibaratkan orang,“Bagai makan buah simalakama”. Tatkala terlalu membuka diri, kita bisa dianggap tidak etis, main selonong aja, kurang sopan dan lainnya. Namun tatkala kita menutup diri, kita bisa dianggap sombong, tidak butuh sama tetangga, eksklusif atau dicap egois. Bermasyarakat memang tidak mudah, butuh kesabaran dan ketabahan hati. Oleh karena itu Allah menyediakan pahala ekstra bagi siapa saja yang lulus menghadapi cobaan-cobaan dalam bermasyarakat.
Sakit hati bisa jadi merupakan menu keseharian sebagai konseksuensi hidup berkeluarga, bertetangga, bersahabat, dan bermasyarakat. Namun apalah arti sakit hati itu bila dibandingkan dengan surga yang serba nikmat bila kita mampu melewati.
Berikut adalah nasehat-nasehat Habib Hamid bin Umar Hamid mengenai sikap-sikap yang perlu diambil dalam kehidupan bersosial sehari-hari.
“Pandai-pandailah menempatkan diri dalam pergaulan sosial. Jangan menutup diri, akan tetapi jangan pula banyak berinteraksi dengan sembarangan orang. Hindarilah majelis-majelis yang kurang berarti, yang kosong dari pembicaraan tentang ilmu pengetahuan atau pembahasan kitab-kitab bermanfaat. Tatkala kalian merasa harus menghadirinya, umpama untuk keperluan keluarga, hajatan tetangga, atau yang lainnya, maka hadirlah seperlunya, lalu jagalah diri kalian dari perbuatan yang melanggar norma-norma syari’ah di dalamnya. Berprasangka baiklah kepada setiap orang yang berada di sekitar kalian, jangan melecehkan mereka, jangan pula membicarakan aib-aib mereka seusai berpisah dengan kalian. Sering-seringlah Minta kepada Allah SWT agar senantiasa dikaruniai lingkungan pergaulan yang baik dan dipalingkan dari yang buruk.
Ada satu bacaan yang Insya Allah pahalanya bisa menjadi pelebur dosa-dosa yang terjadi dalam kumpulan-kumpulan yang tidak baik, dan bisa pula menuntun kalian berjalan menuju kumpulan yang baik. Bacaan itu adalah, :
سُبْحَانَكَ الَّلهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ اَنْ لاَ ِالَهَ اِلاَّ أَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ اِلَيْكَ
“Maha suci Engkau ya Allah, dan dengan pujian-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain-Mu. Aku memohon ampun kepada-Mu serta bertobat kepada-Mu.”
Bacalah bacaan diatas seusai bubar dari suatu majelis atau perkumpulan!
ZIARAH DAN TAWASSUL
Jangan pernah ada bosan-bosannya menziarahi orang-orang yang saleh. Sisihkan sebagian waktu luang kalian mengikuti acara-acara yang bernilai ibadah seperti majelis zikir, pengajian ilmu, tahlil atau pembacaan maulid Nabi SAW. Terutamanya, apabila pada acara itu turut hadir pula seorang ulama yang dikenal kesalehannya. Sebab ulama seperti inilah yang bisa menjadi wasilah makhluk untuk memperoleh rahmat dari Al-Khalik.
Besaran rahmat diperoleh menurut kadar keyakinan orang yang mengharapkannya.
Prasangka baik adalah gerbang Allah SWT yang terbuka lebar bagi siapa saja untuk masuk dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Segala kebaikan senantiasa diperoleh seseorang yang hatinya selalu berprasangka baik kepada siapa saja.
Karakteristik khas orang yang beriman adalah suka menerima uzur orang lain, sedangkan orang munafik lebih cenderung suka mengorek-orek kesalahan orang lain.
Raihlah manfaat orang-orang yang dikenal kesalehan dan keistiqamaannya dan bertawasullah dengannya, bahkan dengan setiap orang muslim sambil berprasangka baik bahwa mereka semua adalah baik dan andai sekarang tidak baik barangkali kelak ia akan menjadi orang yang baik.
“Barang siapa meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah, maka ia masuk surga. Sekalipun ia pernah berzina atau mencuri.”
Jelas Nabi Saw. Beliau menuturkan demikian tiga kali sebagai isyarat bahwa prasangka baik haruslah lebih dikedepankan, dan perbuatan dosa besar bukanlah tolok ukur bahwa si pelaku akan berakhir tragis lalu masuk neraka.
Hadits yang menyebutkan bahwa Allah SWT memberikan dispensasi kepada bala tentara Badr hingga Ia memberikan jaminan dengan instruksi-Nya, “Perbuatlah semau kalian!” adalah isyarat akan agungnya nilai husnud dzan (pikiran positif) bahwa mereka semua sudah pasti syahid dan termasuk orang-orang istimewa di sisi-Nya. Dan tersirat pula makna roja’ (harapan besar) bahwa amalan-amalan baik bisa mengantarkan pelakunya memperoleh akhir yang manis.
Berlemah lembutlah kepada istrimu, anak-anakmu, kerabatmu dan semua orang yang ada disekitarmu. Jangan pernah menyebarkan aib mereka, yang rahasia maupun yang sudah diketahui secara umum, agar hatimu senantiasa terbebas dari prasangka.
Manakala dirimu menyaksikan atau mendengar perilaku mereka yang kurang baik namun dalam batasan yang masih ditolerir syari’ah, baiknya abaikan saja dan lupakanlah semua itu. Bersikaplah seolah-olah dirimu tak pernah menyaksikan atau mendengarnya.
Awas, jangan sekali-sekali berusaha mengorek edaran gosip atau kabar burung. Sebab gosip dan kabar-kabar yang tak bisa dipertanggung jawabkan adalah benih-benih fitnah.
Di masa sekarang ini, seorang mukmin baru bisa memperoleh kedamaian hidup dan keselamatan akidah apabila ia tak pernah ambil pusing dengan omongan-omongan dan tingkah pola orang-orang sekitarnya serta selalu tabah menerima gangguan mereka.
Orang-orang baik, perbuatan-perbuatan baik dan ucapan-ucapan yang baik amatlah sulit dijumpai saat ini. Sedangkan perbuatan munkar telah mendapatkan momentumnya.
Rasulullah SAW pernah merumuskan bahwa keselamatan terdiri dari sepuluh bagian, sembilan bagiannya didapatkan dengan sikap membisu (diam tak banyak omong), dan satunya dengan menjauhi orang-orang. Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah SAW bersabda, “Sosok terbaik diantara kalian pada masa dua ratus tahun lagi adalah orang yang keadaanya tenang, tidak berharta dan tidak beranak.”
Hadits tersebut adalah isyarat bahwa kebahagiaan hidup dan keselamatan agama akan lebih mudah didapat tatkala tak banyak beban tanggung jawab.
Sikap yang patut dipegang teguh oleh seseorang yang kesehariannya berkumpul bersama keluarga atau bermasyarakat adalah murah hati dan sabar dalam menahan sakit hati dan kegelisahan akibat ulah mereka.
Berlemah lembutlah, Jangan pernah membalas perbuatan jahat mereka dengan kekerasan. Sebab sikap lemah lembut adalah baik dalam segala hal. Orang yang berlaku lemah lembut akan mendapatkan limpahan anugerah istimewa dari Allah SWT yang tak bisa didapatkan oleh orang yang berlaku kasar. Wallahul Musta’an ‘alal umuri kulliha.”
Sungguh menyejukkan nasehat-nasehat al-Imam Hamid bin Umar di atas. Tinggal bagaimana kita menerima dan menerapkannya.
RAMBU-RAMBU
Ada sebuah rambu-rambu agar pergaulan menjadi indah yang dirumuskan oleh Imam al-Qusyairi. Dalam risalahnya beliau berkata,:
“1. Hubungan dengan Allah SWT harus didasari dengan adab yang baik, rasa takut serta kesadaran bahwa setiap saatnya berada di bawah pengawasan-Nya.
2. Hubungan dengan Rasulullah SAW harus didasari dengan keikhlasan untuk patuh kepada ajaran-ajarannya dan berusaha melestarikan ilmu-ilmunya.
3. Hubungan dengan wali Allah harus didasari dengan kesediaan untuk hormat dan berkhidmat kepadanya.
4. Hubungan dengan sesama muslim harus didasari dengan niat dan usaha untuk selalu membahagiakannya dengan cara yang sesuai rel syari’ah.
5. Hubungan dengan orang-orang awam yang minus ilmu pengetahuan harus didasari dengan ketulusan untuk senantiasa mendoakan dan mengasihi mereka.”
WALLOHU A’LAM
SUAMI ADALAH MILIK IBU MERTUA
Pagi-pagi sekali, Sarah mengetuk pintu rumah ibunya. Ia menggendong anaknya dan membawa satu tas besar di tangan kanannya.
Dari matanya yang sembab dan merah, ibunya sudah tahu kalau Sarah
pasti habis bertengkar lagi dengan suaminya.
Meski heran, karena biasanya Sarah hanya sebatas menelpon sambil menangis jika bertengkar dengan suaminya. Ayah Sarah yang juga keheranan, segera menghampiri Sarah dan menanyakan masalahnya.
Sarah mulai menceritakan awal pertengkarannya dengan suaminya tadi malam.
Sarah kecewa karena suaminya telah membohongi Sarah selama ini.
Sarah menemukan buku rekening suaminya terjatuh didalam mobil.
Sarah baru tahu, kalau suaminya selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang sama.
Sementara Sarah tahu, uang yang Sarah terima pun sejumlah uang yang sama.
Berarti sudah 1 tahun lebih, suaminya membagi uangnya, setengah untuk Sarah, setengah untuk yang lain. Jangan-jangan ada wanita lain??
Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget atau pun marah.
*”Sarah…,*
*» Yang pertama, langkahmu datang ke rumah ayah sudah dilaknat Allah dan para MalaikatNya’,*
*karena meninggalkan rumah tanpa seizin suamimu”*
Kalimat ayah sontak membuat Sarah
kebingungan.
Sarah mengira ia akan mendapat dukungan dari ayahnya.
*» “Yang kedua,* *mengenai uang suamimu, kamu tidak berhak mengetahuinya.*
*Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu ke tanganmu.*
*Itu pun untuk kebutuhan rumah tangga.*
Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu, meskipun itu untuk sedekah, itu tak boleh”.
Lanjut ayahnya.
“Sarah.., suamimu menelpon ayah dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang diberikan setiap bulan untuk seorang wanita.
Suamimu tidak menceritakannya padamu, karena kamu tidak suka wanita itu sejak lama.
Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah menikah dengan suamimu, maka hanya kamulah wanita yang
memilikinya”.
“Suamimu meminta maaf kepada ayah karena ia hanya berusaha menghindari pertengkaran denganmu.
Ayah mengerti karena ayah pun sudah mengenal watakmu” mata ayah mulai berkaca-kaca.
*”Sarah…,*
*kamu harus tahu, setelah kamu menikah maka yang wajib kamu taati adalah suamimu.*
*Jika suamimu ridho pdmu,*
*maka Allah pun Ridho.*
*Sedangkan suamimu, ia wajib taat kepada ibunya.*
Begitulah Allah mengatur laki-laki untuk taat kepada ibunya.
Jangan sampai kamu menjadi
penghalang bakti suamimu kepada ibundanya”.
*”Suamimu, dan harta suamimu adalah milik ibu nya”.*
Ayah mengatakan itu dengan tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya.
Seorang ibu melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan.
• Kemudian ia membesarkannya hingga dewasa hingga anak laki-lakinya menikah, ia melepasnya begitu saja.
• Kemudian anak laki-laki itu akan sibuk dengan kehidupan barunya.
• Bekerja untuk keluarga barunya.
• Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan anak-anaknya.
• Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu untuk sesekali berjumpa dengan ibunya. sebulan sekali, atau bahkan hanya1 tahun sekali.
“Kamu yang sejak awal menikah tidak suka dengan ibu mertuamu.
Kenapa?
Karena rumahnya kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada
suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana.
Anak-anakmu pun tidak akan betah disana.
Sarah.., mendengar ini ayah sakit sekali”.
“Lalu, jika kamu saja merasa tidak nyaman tidur di sana.
Bagaimana dengan ibu mertuamu yang dibiarkan saja untuk tinggal disana?”
*”Uang itu diberikan untuk ibunya.* Suamimu ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan.
Dari uang itu ibu suamimu hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin dibagikan ke anak-anak yatim dan orang-orang tidak mampu di kampungnya. Bahkan masih cukup untuk menggaji seorang guru ngaji di kampung itu” lanjut ayah.
Sarah membatin dalam hatinya, uang yang diberikan suaminya sering dikeluhkannya kurang. Karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar jemput anak sekolah.
Sarah juga sangat menjaga
penampilannya untuk merawat wajah dan tubuhnya di spa.
Berjalan-jalan setiap minggu di mall. Juga berkumpul sesekali dengan teman-temannya di restoran.
Sarah menyesali sikapnya yang tak ingin dekat-dekat dengan mertuanya yang hanya seorang tukang gorengan.
Tukang gorengan yang berhasil :
• Menjadikan suaminya seorang sarjana,
• mendapatkan pekerjaan yang di idam-idamkan banyak orang.
• Berhasil mandiri, hingga Sarah bisa menempati rumah yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan setiap hari.
“Ayaaah, maafkan Sarah”, tangis sarah meledak.
Ibunda Sarah yang sejak tadi duduk di samping Sarah segera memeluk Sarah.
*”Sarah…*
*• kembalilah ke rumah suamimu.*
*Ia orang baik nak…*
*• Bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya.*
*• Bantu suamimu menggapai surganya,* *dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga”.*
Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah.
Sarah hanya menjawabnya dengan anggukan, ia menahan tangisnya.
Bathinnya sakit, menyesali sikapnya.
Sarahpun pulang menghadap suaminya dan sambil menangis memohon maaf kpd suaminya atas prasangka yg salah selama ini.
Di lain hari, sarahpun mengikiti suaminya bersilaturahmi kpd ibu kandung suaminya alias mertua dirinya.
Suaminya meneteskan air mata menatap istrinya yg di tangan istrinya tertenteng 4 liter minyak goreng untuk mertuanya.
Tetesan air mata suami bukan masalah jumlah liternya
tapi karena perubahan istrinya yg senang dan nampak ihlas hendak datang kpd orang tuanya alias mertua istrinya.
Seterusnya Sarah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya.
Sesekali waktu, Sarah bukan mengajak suaminya ke Mall tapi minta anjangsana ke rumah mertuanya dan juga orang tuanya.
Subhanallah….
SABAR DAN SYUKUR DI DUNIA YANG ADALAH UJIAN DAN MUSIBAH
Pada suatu ketika, ada seorang pemuda yang datang menemui orang suci dan berkata, “Guru, saya adalah orang yang cepat marah, tolong doakan agar saya dapat lebih sabar.”
Sambil tersenyum, sang guru mengajak anak muda ini untuk berdoa, dan dalam doanya, orang suci itu bertutur, “Tuhan, berikanlah anak muda ini mulai besok pagi masalah yang sulit, dan juga pada siang hari hal-hal yang lebih sulit lagi, dan pada malam hari juga….”
Si anak muda dengan cepat menarik lengan orang suci tersebut dan berkata, “Guru, bukan itu yang saya minta….”
Namun, sang guru terus berdoa kepada Tuhan untuk memberikan hal-hal yang sulit bagi anak muda itu. Setelah selesai dia berkata,
“Untuk menjadi sabar, Anda harus diuji oleh hal-hal yang sulit. Tanpa itu semua, niscaya Anda tidak akan menjadi seorang yang sabar.” Intinya, dibutuhkan daya tahan yang tinggi untuk dapat lulus menjadi seorang juara.
Pada umumnya kita semua bisa lebih sabar, disaat kita di uji Allah dengan hal yang menyenagkan, tapi saat kita di uji Allah dengan ujian yang tidak menyenangkan, seperti ujian kesulitan, ujian kehilangan dan atau musibah maka kebanyakan dari kita, akan merasa begitu sulit menerimanya dan sulit untuk bisa sabar.
Ujian kesulitan, ujian kehilangan, kekurangan, musibah, penyakit, kemiskinan, adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini.
Perhatikan firman Allah SWT berikut ini “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakn: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 2)
Ketahuilah, sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. Harta yang kita miliki, karir yang bagus, rumah dan mobil mewah yang kita miliki, anak dan keluarga, itu semua adalah ujian dari Allah dan titipan Allah. Apakah kita bersyukur atau menjadi kufur?
Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah lah pemilik yang sebenar-benarnya atas segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia ini. Dengan menyadari bahwa semua yang kita miliki sebenarnya adalah milik Allah dan titipan Allah, maka begitu Allah mengambilnya dari kita, insya Allah kita akan lebih mudah merelakannya. Karena kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik Allah dan titipan Allah. Dan yang namanya titipan, suatu saat nanti memang pasti akan kembali pada pemiliknya, kapanpun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau mau mengambilnya dari kita, maka kita harus dengan rela memberikannya.
Jadi, jangan menjadi stres, terpukul dan merasa kehilangan yang sangat berat, apabila kemarin kita masih punya mobil, sekarang sudah tidak lagi, jangan stres dan bersedih hati apalagi sampai meratapi nasib, apabila bulan kemarin usaha kita masih sukses, sedangkan sekarang kita mengalami kegalalan yang besar.
Karena sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah
SWT . Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini: “ Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya .” (HR Bukhari dan Muslim).
Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya. Seperti sabda Rasulullah
SAW , “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [146]).
Rasulullah SAW bersabda : “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadan telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi).
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).
MENGAMATI GERAK JAM SEBAGAI PENUNJUK WAKTU
Dilihat atau tidak ia tetap berdetak.
Dipandang atau tidak ia tetap berputar.
Dihargai atau tidak ia tetap ‘bekerja’.
Tak peduli gelap atau terang, dia tau suatu saat akan ada yang membutuhkan dirinya, akan ada yang menghargainya.
Dalam diam dia setia. Dalam
tekun, detaknya berkata, “Karena aku punya kualitas, komitment, dan
tanggung jawab.
Berikutnya ……..
Saat melihat jam dinding kita hanya memperhatikan jarum jam paling tebal yang menunjuk ke arah angka Jam, baru kemudian kita perhatikan jarum yang lebih kecil yang menunjuk ke angkan menit, tapi yang kasihan jarum yang paling kecil yang menunjuk ke angka detik
Yang sama sekali tidak pernah kita perhatikan, seolah dia tidak penting sama sekali, walau dia coba mencari perhatian dengan bergerak pontang panting juga bersuara paling berisik ” tik tik tik ” terus menerus tanpa putus, tapi tetap saja sia-sia tidak membuat semua orang terpengaruh untuk memperhatikannya, padahal jelas bila jarum yang paling kecil (detik) itu berhenti pastilah jarum jam yang lebih besar akan ikut berhenti juga, tapi kenapa manusia tidak pernah mau perhatikan jarum kecil ini.
Apakah karena kecilnya, atau justru karena polahnya yang terlalu over acting.
Ini gambaran realitas di kehidupan manusia, seperti apakah karakter kita, seperti jarum kecil yang banyak tingkah dan berisik tapi di remehkan lingkungan sekitar, atau seperti jarum besar yang menunjukkan angka Jam yang menjadi pusat perhatian walupun dia pendiam dan calm.
Atau jarum “sedang” yang menunjuk ke menit, yang “sedang” saja dalam bergerak juga tidak terlalu berisik tapi tetap di respon oleh lingkungan sekitar dengan baik.
Silahkan perhatikan jam dinding anda lalu buat resolusi karakter kepribadian seperti apa yang anda pilih di hari depan.
Semoga Allah meridhai. Amin
BERSYUKUR DAN MERENUNGI MATA SEBAGAI NIKMAT ALLOH SWT.
Alam ciptaan Allah sungguh amat mempesona. Keindahannya tak bisa kita pungkiri lagi. Ketika kita melihat taman-taman yang indah dan tanah-tanah yang lapang. Ketika kita melihat kesegaran rumput hijau di pagi yang cerah. Tatkala kita melihat berbagai wajah-wajah dengan aneka ragam bahasa dan warna kulit….. Belum lagi aneka bunga, tanaman, hewan, dan makhluk lainnya yang mempesona mata. Pernahkah terpikir oleh kita ―saat terbangun di pagi hari dan menyaksikan ribuan nikmat itu― apa makna di balik semua keindahan ciptaan Allah SWT ini?
Saya yakin banyak diantara kita yang menjadi lebih suntuk ketika hari berganti menjadi petang. Matahari kian tenggelam di ufuk Barat. Suasana menjadi gelap, taman-taman yang tadinya indah kini tak tampak lagi. Warna alam yang menggairahkan seakan menjadi pudar. Sekali lagi coba Anda renungkan nikmat penglihatan yang Tuhan berikan kepada anda. Setiap panca indera yang dianugerahkan kepada kita menempati porsi kebahagiaan yang tertentu pula. Mata, hidung, telinga, lidah dan kulit semuanya memiliki prosentase kenikmatan yang berbeda. Saya juga yakin Anda sependapat bahwa diantara kelima panca indera itu, mata merupakan salah satu yang paling besar peranannya.
Tanpa penglihatan, bukan hanya kenikmatan penglihatan saja yang hilang, tapi kenikmatan panca indera yang lain juga akan berkurang. Ketika anda tidak bisa melihat makanan yang dihidangkan maka anda tidak akan bisa merasakan kenikmatan makanan itu dengan benar. Anda pun tak akan menikmati sejuk udara pagi dengan santai tanpa menyaksikannya secara langsung. Musik pun tak akan terdengar merdu di telinga Anda. Oleh sebab itulah kita harus pandai-pandai menyelami hakikat dari indera yang amat berharga ini.
Betapa besar mata telah menghibur anda hingga saat ini! Perhatikan saat-saat anda berlibur ke pantai menyaksikan hamparan pasir putih dengan pantainya yang berkilau diterpa sinar matahari. Sementara di ujung yang lain sebuah tanjung terhampar dengan indahnya. Cobalah merenungi suasana ketika anda bepergian ke puncak gunung sembari menyaksikan keindahan kota dibawah sana. Ketika kita bersantai dirumah, berapa banyak jam yang kita habiskan menikmati acara televisi hari demi hari? Sungguh hingga saat ini kita telah banyak melupakan syukur atas nikmat penglihatan yang Allah berikan.
Dalam surat As-Sajdah ayat 9 Allah berfirman: ”Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia memberikan kamu pendengaran, penglihatan, dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”
Jauh sebelum kita diciptakan, Allah sudah mengetahui bahwa kita akan mendustakan kenikmatan ini dengan tidak mensyukurinya. Di ayat yang lain disebutkan : ”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.” (An-Nahl : 78)
Pendengaran dan penglihatan merupakan dua jendela yang menghubungkan manusia dengan alam luar. Telinga meningkatkan intelektualitas, konsentrasi dan pemahaman seseorang sedangkan mata menyuguhkan tampilan alam. Dengan mata ini pula kita bisa belajar dan menulis serta melakukan pekerjaan sehari-hari dengan sempurna. Dengan dua nikmat agung ini kita dicetak menjadi manusia yang cerdas, intelek dan tanggap terhadap lingkungan. Al-Qur’an menyebutkan dua indera ini lebih banyak daripada indera dan organ tubuh lainnya.
Secara anatomis mata kita berada pada tempat yang amat terlindung. Rongga tersebut menampung 30cc volume. Tulang-tulang yang melingkar di sekeliling mata diciptakan dengan sempurna sehingga mata aman dari trauma. Disamping atas, dibagian bawah dan tengah dari tiap mata terdapat suatu rongga dari tulang yang disebut sinus. Sinus ini berfungsi sebagai Shock Absorber (peredam kejut) sehingga sewaktu-waktu tulang tersebut mengalami trauma, maka tekanannya akan diserap oleh sinus dan mengurangi tekanan yang masuk ke dalam mata. Sang Pencipta meletakkan organ istimewa ini pada tempat yang aman dan melengkapinya dengan berbagai sarana penjagaan.
Di sisi depan, mata dilindungi oleh kelopak yang memiliki reflek menutup dengan amat cepat, sehingga sepersekian detik saja sudah bisa menutup ketika ada sesuatu yang akan masuk. Dilengkapi dengan bulu, menjadikan mata aman terhadap partikel padat maupun cair. Di sudut bagian samping atas dari rongga mata terdapat kelenjar penghasil air mata yaitu kelenjar lakrimalis. Kelenjar ini senantiasa memproduksi air mata (tear film) yang akan membasahi permukaan mata dan mencuci mata dari debu-debu dan partikel kotoran yang senantiasa masuk. Cairan ini sangat istimewa fungsinya. Selain membunuh kuman-kuman yang masuk, cairan ini juga mengatur tekanan dalam bola mata dan memberikan nutrisi kepada bagian mata terluar yaitu Kornea.
Berkurangnya cairan mata dalam waktu tertentu akan menyebabkan suatu gejala kekeringan mata yang disebut Xeroftalmia. Penyakit ini akan menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani dengan segera. Bersyukurlah anda yang memiliki mata yang sehat dan memiliki air mata yang sehat juga setiap saat, karena jika tidak, maka anda akan menggunakan tetes air mata buatan sepanjang hidup ! Berfirman Allah dalam surat Al-An’aam 46 yang artinya : ” Katakanlah: ’Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah uhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?’ Perhatikanlah, bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga).”
Kornea sehat yang anda miliki juga sangat mahal harganya. Cangkok kornea di Amerika bagi orang-orang dengan parut kornea (makula) memakan biaya hingga US$ 8700 atau sekitar 80 juta rupiah untuk satu mata. Prosedurnya pun harus mengantri lama, karena donor kornea yang biasanya didapat dari negara Asia Barat seperti India dan Srilanka makin jarang didapat akhir-akhir ini. Operasi cangkok kornea termasuk operasi besar dengan komplikasi yang besar dan kemungkinan keberhasilan yang relatif kecil. Oleh karena itu panjatan beribu-ribu syukur layak Anda lantunkan kepada-Nya yang telah menganugerahi anda dengan kesempurnaan hingga saat ini.
Siapakah yang mampu menciptakan penglihatan yang menakjubkan ini selain Allah? Penglihatan dan mata adalah karunia besar dari Sang Pencipta kepada hamba-Nya, bukti konkrit keajaiban penciptaan manusia yang menyaksikan Keagungan-Nya. Apakah sama antara orang yang buta dengan orang yang melihat, cahaya dan kegelapan? Mahasuci Allah yang telah mencipta segala sesuatu, pada Tangan-Nya lah kerajaan bumi dan langit, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Proses melihat kita dimulai dari jatuhnya cahaya pada obyek yang kita lihat. Cahaya sendiri dipancarkan oleh matahari yang berjarak 93 juta kilometer dari bumi. Sinar ini akan mencapai bumi dalam waktu 8 menit. Pantulan cahaya dari obyek kemudian akan masuk mata melalui lensa mata. Lensa ini berfungsi menyatukan sudut-sudut yang dibentuk sinar-sinar tersebut. Setelah bersatu, sinar ini akan melewati pupil dan menembus bagian dalam bola mata yang transparan dan akan berakhir di retina. Retina adalah syaraf mata yang akan meneruskan rangsangan penglihatan ke otak.
Ketika kita sedang menyaksikan suatu obyek, maka obyek itu akan terlihat sebagai benda tunggal. Padahal, kedua bola mata sama-sama menerima rangsang cahaya dalam retina. Hal ini karena kedua retina akan berkongruensi atau bekerja sama dalam menyatukan titik cahaya. Keduanya akan memperpanjang diri sebagai saraf otak dan saling menyilang didasar otak untuk kemudian dilanjutkan ke bagian samping dan belakang otak (area 17 Brocca) untuk kemudian diinterpretasikan mulai bentuk, warna, jarak dan dimensinya. Sungguh keindahan ciptaan Allah SWT ini tak terjangkau oleh pikiran dan ilmu kita yang terbatas.
Alangkah malangnya bagi kita yang dengan penglihatan yang sehat lalu mempergunakannya untuk melihat barang-barang yang haram dan maksiat. Alangkah tidak beruntungnya mereka yang mempergunakan organ yang bersih untuk melihat sesuatu yang kotor. Dengan berbuat demikian sama artinya kita tidak mengindahkan nikmat Allah ini. Naudzubillahi min dzalik. Sebaliknya, beruntunglah diantara kita yang mempergunakannya di jalan yang benar, memakainya untuk membaca Al-Qur’an, membaca kitab-kitab ilmu dan dengan itikad baik meningkatkan ibadah. Kita harus selalu ingat bahwa selain menyuguhkan keindahan dan kenikmatan, mata juga berpotensi besar untuk membawa kita kepada penyimpangan akhlak dan dosa.
Janganlah kita menyesalinya kelak ketika sudah di alam akhirat, ketika Allah seakan-akan heran melihat hal itu lalu berfirman, “Alangkah nyaringnya telinga mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka di kala mereka menghadap Kami. Padahal mereka di dunia seakan-akan tuli tidak dapat mendengarkan petunjuk yang di bawa Nabi dan seakan-akan buta tidak dapat melihat kebenaran dan mukjizat yang diberikan kepada Rasul-rasul. Tidak melihat kekuasaan Allah yang tampak dengan nyata pada alam semesta”. Dan dikala itu mata yang menyuguhkan maksiat dulu akan menjadi saksi atas semua perbuatan yang telah kita lakukan, lalu kita baru terperanjat dan berangan-angan untuk kembali ke dunia dan menggunakannya dijalan yang baik. Allah kemudian mengancam dalam surat Al-Haqqah 30-33, “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar”. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari adzab Allah SWT.
Untuk itu marilah kita pergunakan mata kita di jalan Allah, di jalan yang akan menuntun kita kepada sorga-Nya. Insya Allah dengan mempergunakannya secara baik, kita tercatat sebagai hambaNya yang bersyukur dan bertaubat. Harus selalu kita ingat bahwa setiap kenikmatan yang disuguhkan oleh mata saat ini akan menyisakan setiap pertanyaan kelak di alam baka…..
TUMBUHAN YANG SELALU BERTASBIH MENSUCIKAN ALLOH SWT.
Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of plant Molecular Biologist, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.
Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini dan berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhahiyah) dengan sebuah alat yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik.
Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang professor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-uni
versitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena itu bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa…
Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan diantara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India . Setelah 5 hari mengadakan mengadakan penelitian dan pengkajian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1400 tahun yang lalu”.
Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.
Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah:
“….Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun” (QS. Al-Isra’: 44)
Tidaklah suara denyutan itu melainkan lafadz jalalah (nama Allah Azza wa Jalla) sebagaimana tampak dalam layer (Oscilloscope). Maka keheningan dan keheranan luarbiasa menghiasi aula dimana para ilmuwan muslim tersebut berbicara.
SubhanalLaah, Maha Suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini!! Segala sesuatu bertasbih menggunakan nama Allah Jalla wa ‘Ala. Akhirnya orang yang bertanggungjawab terhadap penelitian ini, yaitu Prof. William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang dibawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia menghadiahkan alQur’an dan terjemahnya kepada sang professor.
Selang beberapa hari setelah itu, professor William mengadakan ceramah di universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah didalam alQur’an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”
Sang professor ini telah mengumumkan Islam-nya dihadapan para hadirin yang sedang terperangah.
Allahu Akbar !! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah agama Islam.
MENERIMA DAN RIDLO DENGAN KEADAAN DIRI
Pada suatu hari Tomat bangun dan menyadari ada yang berubah dalam tubuhnya. Dia pun melihat bahwa ternyata dia sudah berbuah. Ada buah-buah kecil yang tumbuh di ujung ranting-rantingnya. Pohon Tomat dengan bangganya menemui Pohon Mangga dan memamerkan buahnya.
Pohon Mangga yang memang belum waktunya berbuah pun iri dengan buah yang tumbuh di Pohon Tomat. Pohon Mangga sedih karena dia tidak memiliki buah. Kesedihan yang akhirnya membuat dia mengurung diri.
Hari berganti hari, Pohon Tomat akhirnya berbuah dengan lebatnya. Pohon Mangga yang melihat di kejauhan tetap dalam kesedihannya. Dia hanya meratap nasibnya yang tidak memiliki buah. Dia masih berharap bisa cepat memiliki buah supaya bisa pamer dengan Pohon Tomat.
Akhirnya Pohon Tomat memiliki buah yang ranum dan siap dipetik. Akhirnya buah di Pohon Tomat dipetik oleh manusia tanpa meninggalkan satu buah pun. Pohon Tomat dengan bangga merasa senang bahwa dirinya telah memberikan manfaat bagi manusia.
Pohon Mangga yang masih mengurung diri di kamar tiba-tiba mendengar berita yang menyedihkan. Pohon Tomat yang adalah sahabat karibnya telah mati. Pohon Mangga yang penasaran akhirnya bertanya kepada Pohon Beringin Tua.
“Pohon Tomat memang cepat menghasilkan buah. Namun, usianya hanya sampai dia berbuah. Setelah dipanen buah-buahnya, maka Pohon Tomat akan mati. Usianya tidak lebih dari 5 bulan.” Kata Pohon Beringin Tua menjawab pertanyaan Pohon Mangga.
“Lalu mengapa aku belum berbuah juga?? Tanya Pohon Mangga penasaran.
“Kamu itu memang lama baru bisa berbuah. Pada usia 4 atau 5 tahunlah dirimu baru berbuah. Usiamu juga bisa bertahan lama sampai puluhan tahun.” Terang Pohon Beringin Tua. “Kamu harus bisa menerima dirimu apa adanya.
Pohon Mangga tetap adalah Pohon Mangga, begitu juga dengan Pohon Tomat tetap adalah Pohon Tomat. Temanmu Pohon Tomat juga pernah iri melihat tubuhmu yang tinggi dan besar, setelah dijelaskan dia tetap tidak mau menerima. Sekarang tergantung dirimu apakah mau menerima atau tidak keadaan dirimu.” Kata Pohon Beringin Tua menambahkam.
“Berapa Pohon, yang bertanya akan hal ini?” Tanya Pohon Mangga seraya berbisik.
“Semua Pohon.” Kata Pohon Beringin Tua.
Pohon Mangga akhirnya pulang dengan pemahaman baru dalam hidupnya. Dia tidak lagi iri dengan keadaan pohon-pohon lain yang punya kelebihan dibandingkan dirinya. Karena setiap pohon ternyata punya kekurangan masing-masing juga. Tetapi yang lebih penting, Pohon Mangga disadarkan bahwa setiap pohon diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya.
KISAH ABU LAHAB BERGEMBIRA DAN MEMERDEKAAN BUDAK KARENA LAHIRNYA NABI SAW.
Ketika Rasulullah lahir dari rahim ibunda tercintanya, Siti Aminah, Tsuwaibah datang kepada Abu Lahab seraya memberikan kabar tentang kelahiran Muhammad, keponakannya yang berupa bayi laki-laki sehat tanpa kekurangan suatu apa pun.
Tatkala mendengar kabar kelahiran keponakan lelakinya ini, Abu lahab bersuka cita. Ia melompat-lompat riang gembira seraya meneriakkan kata-kata pujian atas kelahiran keponakannya tersebut sepanjang jalan. Inilah bentuk kegembiraan Abu Lahab, sang paman yang kelak menjadi salah satu musuh bebuyutannya dalam berdakwah.
Namun rupanya tidak cukup sampai di situ saja luapan kegembiraannya kemudian dia membebaskan budak Tsuwaibah
وَقَالَ شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ عُرْوَةُ ثُوَيْبَةُ أَعْتَقَهَا أَبُو لَهَبٍ
Syu’aib berkata; Dari Az Zuhri, bahwa telah berkata Urwah; Yang membebaskan Tsuwaibah adalah Abu Lahab. (HR Bukhari 4953)
حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ بِنْتَ أَبِي سُفْيَانَ أَخْبَرَتْهَا أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ انْكِحْ أُخْتِي بِنْتَ أَبِي سُفْيَانَ فَقَالَ أَوَتُحِبِّينَ ذَلِكِ فَقُلْتُ نَعَمْ لَسْتُ لَكَ بِمُخْلِيَةٍ وَأَحَبُّ مَنْ شَارَكَنِي فِي خَيْرٍ أُخْتِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ ذَلِكِ لَا يَحِلُّ لِي قُلْتُ فَإِنَّا نُحَدَّثُ أَنَّكَ تُرِيدُ أَنْ تَنْكِحَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ بِنْتَ أُمِّ سَلَمَةَ قُلْتُ نَعَمْ فَقَالَ لَوْ أَنَّهَا لَمْ تَكُنْ رَبِيبَتِي فِي حَجْرِي مَا حَلَّتْ لِي إِنَّهَا لَابْنَةُ أَخِي مِنْ الرَّضَاعَةِ أَرْضَعَتْنِي وَأَبَا سَلَمَةَ ثُوَيْبَةُ فَلَا تَعْرِضْنَ عَلَيَّ بَنَاتِكُنَّ وَلَا أَخَوَاتِكُنَّ قَالَ عُرْوَةُ وثُوَيْبَةُ مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ
Telah menceritakan kepada kami Al Hakam bin Nafi’ Telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhri ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku Urwah bin Az Zubair bahwa Zainab binta Abu Salamah Telah mengabarkan kepadanya bahwa Ummu Habibah binti Abu Sufyan Telah mengabarkan kepadanya bahwa ia pernah berkata, Wahai Rasulullah nikahilah saudaraku binti Abu Sufyan. Maka beliau balik bertanya: Apakah suka akan hal itu? aku menjawab, Ya. Namun aku tidak mau ditinggal oleh Anda. Hanya saja aku suka bila saudariku ikut serta denganku dalam kebaikan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda: Sesungguhnya hal itu tidaklah halal bagiku. Aku berkata, Telah beredar berita, bahwa Anda ingin menikahi binti Abu Salamah. Beliau bertanya: Anak wanita Ummu Salamah? aku menjawab, Ya. Maka beliau pun bersabda: Meskipun ia bukan anak tiriku, ia tidaklah halal bagiku. Sesungguhnya ia adalah anak saudaraku sesusuan. Tsuwaibah telah menyusuiku dan juga Abu Salamah. Karena itu, janganlah kalian menawarkan anak-anak dan saudari-saudari kalian padaku. Urwah berkata; Tsuwaibah adalah bekas budak Abu Lahab. Waktu itu, Abu Lahab membebaskannya, lalu Tsuwaibah pun menyusui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan ketika Abu Lahab meninggal, ia pun diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang memprihatinkan. Sang kerabat berkata padanya, Apa yang telah kamu dapatkan? Abu Lahab berkata.Setelah kalian, aku belum pernah mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan Tsuwaibah. (HR Bukhari 4711)
Hikmah dari kisah di atas adalah bahwa kegembiraan Abu Lahab menyambut kelahiran Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan membebaskan budak Tsuwaibah mendapatkan kebijaksanaan dari Allah Azza wa Jalla, padahal segala amal kebaikan orang kafir selama di dunia tidak bermanfaat di akhirat kelak.
Firman Allah ta’ala yang artinya
“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”. (QS Ibrahim [14]:18 )
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya” (QS An Nuur [24]:39 )
Kegembiraan Abu Lahab menyambut kelahiran Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai amal kebaikan yang tetap diperhitungkan walaupun Abu Lahab adalah seorang yang kafir.
Apalagi umat muslim yang mengikuti Salaf yang sholeh melalui apa yang telah disampaikan oleh Imam Mazhab yang empat yang melihat sendiri penerapan, perbuatan serta contoh nyata dari Salaf yang Sholeh dan juga gembira memperingati Maulid Nabi tentu mereka akan mendapatkan barokah yang sangat besar.
Berikut para Hafidh (mereka yang menghafal dan memahami 100.000 hadits ) berpendapat tentang peringatan Maulid Nabi.
Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah berkata “tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga, tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat Islam di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pada malamnya dengan berbagai macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan berlimpah terhadap mereka keberkahan yang sangat besar”
Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) : “Merupakan Bid’ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul shallallahu alaihi wasallam dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul shallallahu alaihi wasallam dan membangkitkan rasa cinta pada beliau shallallahu alaihi wasallam, dan bersyukur kepada Allah ta’ala dengan kelahiran Nabi shallallahu alaihi wasallam”
Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : “ketahuilah salah satu bid’ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi shallallahu alaihi wasallam”
Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah, dengan karangan maulidnya yang terkenal “al aruus” juga beliau berkata tentang pembacaan maulid, “Sesungguhnya membawa keselamatan tahun itu, dan berita gembira dengan tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yang membacanya serta merayakannya”.
Imam Al Hafidh Al Qasthalaniy rahimahullah dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah juz 1 hal 148 cetakan al maktab al islami berkata: “Maka Allah akan menurukan rahmat Nya kepada orang yang menjadikan hari kelahiran Nabi saw sebagai hari besar”.
MEMAHAMI ANTARA OPTIMIS DAN PESIMIS
■ Pengertian Optimis
a) optimisme dalam perspektif islam
Optimis dalam Islam, khususnya dalam Ilmu Tasauf yang mempelajari tentang diri manusia, lebih dikenal dengan istilah raja’.
Raja’ (harapan) merupakan suatu maqam bagi orang yang berjalan menuju Allah dan hal (sifat mental) bagi orang yang menuntut dan ingin mencapai ketinggian budi.
b) Optimis menurut para Ahli
ü Ibnu Qudamah al-Muqadasi
Optimis adalah sesuatu yang terlintas di dalam hati yang merupakan harapan pada masa yang akan datang. Rasa lapang dada karena menantikan yang diharapkan dimana hal yang diharapkan itu memang mungkin terjadi.
ü Imam Qusyairi
Optimis adalah terpikat hati kepada sesuatu yang diharapkan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
ü Imam al-Ghazali
Hakikat Optimis adalah kelapangan hati dalam menantikan hal yang diharapkan pada masa yang akan datang dalam hal yang
mungkin terjadi.
ü M.Ali Ghanim Ath-Thawil
Optimis berarti harapan, pandangan yang positif, ketenangan hati, bijaksana dan juga berarti semua aktivitas kebaikan yang mengandung makna optimis.
ü Ubaydillah
Optimisme berarti meyakini adanya kehidupan yang lebih bagus dan keyakinan itu digunakan untuk menjalankan aksi yang lebih bagus guna meraih hasil atau yang lebih bagus.
ü Lorens Bagus
Optimisme dalam pengertian psikologi merupakan sikap pikiran yang condong melihat segala sesuatu dari seginya yang baik (afirmasi) terhadap dunia, keterbukaan pada dunia.
c) Optimis dari segi Bahasa
Dilihat dari segi bahasa optimisme berasal dari bahasa latin yaitu “Optima” yang berarti terbaik Menjadi optimis, dalam arti khas kata, pada akhirnya berarti satu harapkan untuk mendapatkan hasil terbaik dari situasi tertentu. Menurut Inggris Oxford Dictionary mendefinisikan optimisme sebagai memiliki “harapan dan keyakinan tentang masa depan atau hasil yang sukses dari sesuatu; Kecenderungan untuk mengambil pandangan positif atau penuh harapan”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “optimis” adalah orang yg selalu berpengharapan (berpandangan) baik dl menghadapi segala hal.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya optimisme merupakan suatu sikap penuh dengan keyakinan yang tinggi dalam mengahadapi permasalahan kehidupan didunia ini, dan dimasa depan akan meraih kesuksesan yang telah dicita-citakan sebelumnya.
■ Pengertian pesimis
Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis dapat diartikan berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang yang pesimis biasanya selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencoba.
■ Perbedaan sikap Optimis dan sikap Pesimis
v Orang pesimis biasanya cepat ragu dan gusar, sedangkan orang optimis biasanya selalu bersemangat dalam mempertahankan prinsip dan pilihan sikap hidup.
v Orang pesimis senantiasa melihat kesulitan, kesusahan dalam setiap kesempatan, sedangkan seorang optimis langsung melihat kesempatan dalam setiap kesulitan.
v Orang pesimis selalu cepat berkata ‘tidak tahu’, tidak bisa, tidak mungkin. Sedangkan orang optimis senantiasa berkata, “belum, nanti akan saya cari tahu.” Atau belum bisa—nanti saya pelajari dahulu, dan selalu yakin mengenai segala kemungkinan yang akan terjadi dalam tiap perencanaan kerja.
v Orang pesimis merasa selalu berduka, luka dan prahara dirasakan selalu hadir setiap saat, dan mengira bahwa hidup hanya berbalut rasa sakit. Sedangkan orang optimis senantiasa menyadari bahwa segala luka, lelah, dan sakit hanyalah sementara. Tak ada strategi paling mujarab selain ikhlas dalam menetapi kesabaran dan menjaga kesyukuran.
v Orang pesimis menjadi sosok yang kurang percaya diri karena lebih banyak menghitung ‘hal yang tidak menyenangkan’, orang optimis memiliki keyakinan dan rasa percaya diri tinggi sebab merasa ada hal baik di setiap kejadian apa pun.
v Bagi orang pesimis, Ciri lain yang melekat adalah sedikit-sedikit kecewa, sedikit-sedikit merasa langkahnya salah, lebih banyak keluhan dan mudah menyerah. Bagi orang optimis, ciri lain yang melekat adalah ketika ada kecewa atau tertusuk duri dalam melangkah, ia akan bersegera memperbaiki diri, mengobati luka dengan tetap ceria dan bersemangat dalam perjuangannya.
v Si pesimis cenderung mencari untung untuk diri sendiri, mengutamakan kepentingan pribadi. Sedangkan si optimis mengorbankan kepentingan pribadi karena merasa bahagia jika menyenangkan orang lain.
v Si pesimis seolah hidupnya penuh curiga, melihat kehidupan bagaikan warna hitam-putih saja. Si optimis merasa hidupnya penuh berkah, memandang kehidupan berwarna-warni dan selalu indah.
v Si pesimis suka membesar-besarkan masalah kecil, namun enggan mencari penyelesaiannya, sedangkan si optimis berusaha untuk menemukan solusi atas masalah besar meski dengan langkah kecil.
v Si pesimis gemar menunda pekerjaan dan merasa tak termotivasi, sedangkan si optimis tekun dan menyegerakan karya nyata secepatnya.
■ Manfaat sikap Optimis
Hasil riset para ilmuwan menunjukkan bahwa seorang optimis lebih sehat dan panjang umur dibanding orang yang pesimis. Para peneliti memperhatikan bahwa orang optimis lebih sanggup menghadapi stres dan kecil kemungkinannya mengalami depresi.
Berikut ini beberapa manfaat bersikap optimis dan berpikir positif :
Orang optimis beresiko kecil terkena serangan jantung
Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan 17 April 2012 di Jurnal Buletin Psikologi, orang yang optimis memiliki resiko lebih kecil terkena serangan jantung. Perasaan dan semangat positif seperti optimisme merupakan bentuk perasaan yang sangat baik untuk kesehatan jantung. Sebaliknya, perasaan-perasaan negatif seperti pesimisme, kemarahan, kecemasan, depresi, stress, kebencian ternyata sangatlah buruk untuk jantung.
Sebanyak 200 studi yang ditemukan oleh sekolah Harvard bidang kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa perasaan positif seperti optimisme, bersyukur, dan perasaan bahagia yang dimiliki seseorang dapat menurunkan reskio penyakit jantung dan stroke. Namun, hal tersebut masih mengabaikan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan resiko penyakit jantung dan stroke yaitu faktor umur, kondisi sosial ekonomi, kebiasaan merokok, dan berat badan. Meski demikian, pengaruh perasaan positif terhadap kesehatan jantung yang memperlihatkan hubungan yang kuat tentu tidak bisa dikesampingkan.
Diperoleh bahwa orang-orang yang berjiwa optimis ternyata mengalami penurunan resiko timbulnya masalah pada jantung sebesar 50%. Tak hanya itu, peneliti juga menemukan bahwa orang yang mempunyai emosi dan mental positif ternyata sebagian besar juga memiliki gaya hidup yang baik seperti olahraga, makan makanan yang sehat dan tidur yang cukup. Gaya hidup yang baik tersebut selain akan semakin menunjang kesehatan jantung orang-orang optimis, dapat juga menurunkan tekanan darah, kadar lemak darah dalam tubuh, dan menjaga berat badan ideal mereka.
Orang optimis akan lebih bahagia dan lebih sedikit mengalami stress
Orang yang optimis biasanya juga akan merasa lebih bahagia dalam hidup dan memiliki tingkat stress yang rendah. Mereka yang optimis memandang segala sesuatu dari sisi yang lebih positif. Efeknya tingkat kecemasan dan stress pun akan berkurang.
Orang optimis lebih percaya diri dan lebih berani mengambil berbagai peluang. Mereka tidak mudah menyerah dan jarang berputus asa. Andaikan pun belum berhasil, mereka yang optimis melihat hal negatif sebagai tantangan yang harusnya bisa dengan mudah diatasi bukan untuk terus diratapi. Sebaliknya mereka yang pesimis akan lebih besar terjebak dalam pikiran yang membuat depresi, tertekan, dan stress.
Orang optimis akan lebih sehat dan panjang umur
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, orang optimis akan lebih sedikit mengalami stress. Kadar hormon stress yang lebih sedikit dalam tubuh dapat menguatkan sistem imun tubuh dan ini berarti akan membuat tubuh menjadi lebih sehat.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa Harvard University , mereka yang terbiasa optimis pada usia 25 tahun ternyata akan jauh lebih sehat pada usia 45 dan 60 tahun dibandingkan dengan mereka yang tidak (terbiasa pesimis). Studi lainnya tentang pesimis dan optimis memperlihatkan bahwa pesimisme dapat memicu timbulnya berbagai infeksi penyakit, kondisi kesehatan yang buruk, dan kematian lebih cepat.
Penelitian yang dilakukan di Amerika terhadap sekitar 100 ribu wanita juga memperlihatkan bahwa mereka yang optimis ternyata 14% lebih rendah mengalami kematian akibat penyakit berbahaya.
Orang optimis akan lebih sukses dan berprestasi
Sudah menjadi rahasia umum bahwa mereka yang berjiwa optimis biasanya merupakan “juara-juara” dalam berbagai hal, baik di sekolah, karir, maupun di bidang-bidang lainnya. Mereka yang optimis selalu memiliki semangat untuk maju, tidak mudah putus asa, dan semakin terpacu untuk menang tatkala dihadapkan pada situasi yang sulit.
Keyakinan kuat yang dimiliki oleh mereka yang berjiwa optmis bisa memupuk semangat untuk berbuat lebih baik dan percaya diri dalam segala hal. Orang optimis memandang segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih positif. Mereka yang optimis tidak mudah menyerah dan tetap akan terus “melangkah” maju untuk meraih kesuksesannya.
Dalam sebuah team work pun sangatlah dibutuhkan mereka yang berjiwa optimis. Tim yang optimis akan lebih bersinergi satu sama lain dan memperlihatkan hasil (pencapaian) yang lebih baik daripada mereka yang tidak optimis.
Optimisme bersifat menyembuhkan
Tak hanya mencegah atau menurunkan resiko penyakit jantung dan berbagai infeksi penyakit, perasaan optimisme juga bersifat menyembuhkan. Pada sebuah studi kesehatan yang dilakuakan pada pasien-pasien depresi ditemukan bahwa terapi pikiran positif seperti optimisme yang dilakukan selama 12 minggu ternyata lebih berkhasiat dan efektif memperbaiki kondisi pasien daripada obat-obatan.
Studi lainnya yang dilakukan di Pusat Kanker di Australia menemukan bahwa pasien kanker pay*d*ra yang optimis ternyata berpeluang lebih besar untuk sembuh daripada mereka yang pesimis dan putus asa.
Jadi, mulai saat ini buanglah jauh-jauh perasaan negatif dari dalam diri Anda. Biasakan diri Anda untuk akrab dengan perasaan-perasaan positif seperti perasaan optimis, bersyukur, dan perasaan bahagia dalam memandang dan menjalani hidup.
■ Dampak sikap Pesimis
Pesimis adalah sikap manusia yang selalu didominasi oleh pikiran negatif, melihat segala sesuatu dengan fokus pada hal buruk dan jahat. Berikut adalah dampak dari orang yang memiliki sikap pesimis :
Ketika mengalami kepedihan atau musibah, orang cenderung menjadi peka. Pada saat itu pesimisme dapat muncul sebagai akibat pemberontakan yang kuat dalam emosi dan perasaan seseorang. Pesimisme yang memasuki pikiran dengan cara ini meninggalkan pengaruhnya pada proses pemikiran orang.
Orang yang menderita pesimisme jelas mengalami rasa sepi dan curiga ketika berurusan dengan orang lain. Sebagai akibat situasi yang tak memuaskan itu, orang ini menghancurkan kemampuannya untuk berkembang dan maju dan, dengan begitu, menakdirkan dirinya pada kehidupan yang tak diinginkan. Berdasarkan fakta-fakta ini, pesimisme merupakan faktor utama dalam kasus bunuh diri.
Keindahan ciptaan tidak terwujud di mata orang pesimisme. Selain itu, kebahagiaan akan tampil kepadanya dalam busana kebosanan dan nestapa. Orang yang pikirannya menjadi demikian negatif akan kehilangan segala keuntungan dari kemampuannya, karena dengan khayalannya orang pesimis akan menyia-nyiakan hidupnya dan lupa akan manfaat – manfaat besar yang akan dicapainya.
■ Langkah – langkah menumbuhkan sikap Optimis
Menumbuhkan sikap optimisme tidaklah mudah dilakukan, tidak seperti menerima dan menghafal konsep-konsep optimisme. Dalam menumbuhkan sikap ini tentunya memerlukan kiat ataupun langkah yang tidak mudah untuk dilakukan. Namun kalau kita sudah bersikap pesimistis maka sikap optimisme ini tidak akan dapat terealisasikan, bagaimana bisa merealisasikan sikap optimisme dalam kehidupan kalau kita sudah bersikap pesimistis untuk menumbuhkan atau merealisasikan sikap ini.
Berikut langkah – langkah yang dapat meningkatkan rasa optimisme dalam diri, antara lain sebagai berikut :
1. Temukan hal-hal positif dari pengalaman kita di masa lalu.
2. Tata kembali target yang hendak kita capai.
3. Pecah target besar menjadi target-target kecil yang segera dapat dilihat keberhasilannya.
4. Bertawakallah kepada Allah setelah melakukan ikhtiar.
5. Ubah pandangan diri kita terhadap kegagalan.
6. Yakinkan kepada diri kita bahwa Allah SWT akan selalu menolong dan memberi jalan keluar.
■ Langkah – langkah menghilangkan sikap pesimis
Pesimis adalah kondisi pikiran yang melihat dunia ini selalu negatif. Memang tidak harus semuanya terlihat negatif, mungkin untuk aspek kehidupan yang lain seseorang menerima dengan positif, tetapi untuk aspek lainnya dia melihatnya dengan negatif. Artinya mungkin ada seseorang yang pesimis hanya untuk sebagian aspek kehidupan lainnya. Muara dari pesimis adalah sikap putus asa, sebuah sikap yang menganggap tidak ada lagi (habis) harapan positif. Pesimis dengan sikap putus asa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Saat kita membahas pesimis, kita juga sekaligus bicara tentang putus asa. Pesimis menyebabkan kita putus asa, dan penyebab putus asa adalah pesimis. Penyebab Pesimis Bagi orang yang pesimis, mereka pesimis karena “fakta dan logika berbicara” . Mereka akan bersandar pada fakta tentang hel-hal negatif, akibat buruk, dan kekagagal yang ada. Ini akan menjadi alasan bagi mereka, bahwa berpikir negatif itu wajar sebab fakta berbicara. Selain fakta, mereka pun akan mengatakan bahwa secara logika juga memang demikian, bahwa selalu ada hal negatif dan peluang kegagalan dibalik sesuatu.
Contoh fakta yang bisa dijadikan alasan mereka pesimis seperti banyaknya pejabat yang korup. Berbagai penggantian pejabat sudah sering terjadi, tetapi perbaikan belum terlihat. Ini menjadikan banyak orang yang pesimis. Bisa juga, Anda sudah mencoba bisnis, namun gagal lagi, gagal lagi. Anda kemudian mengatakan “fakta” bahwa Anda memang tidak akan berhasil bisnis, atau mengatakan bisnis itu sangat beresiko. Artinya, meski Anda punya fakta dan dalil untuk bersikap pesimis, Anda tetap orang pesimis. Namun, sebenarnya bukan itu penyebab pesimis. Biasanya salah satu penyebab pesimis adalah iman yang lemah bahkan orang yang tidak punya iman.
Dalam Al-qur’an telah dijelaskan larangan untuk tidak berputus asa, seperti yang dikutip dibawah ini :
“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. (QS. Az Zumar: 53)
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir“. (QS. Yusuf:87)
Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat“. (QS Al Hijr:56)
“Janganlah kalian berputus asa dari rizqi Allah selama kepala kalian masih bergerak. Manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak memiliki suatu apapun, lalu Allah Azzawajalla memberinya rizqi“. (HR Ahmad No 15294)
Dalam hadits lain disebutkan: “Janganlah kalian berputus asa dari kebaikan, selama kepala kalian masih bisa bergerak. Manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak memiliki suatu apapun, lalu Allah Azzawajalla memberinya rizqi“. (HR Ahmad No 15295)
■ Bahaya Pesimis
Jika seseorang pesimis terhadap sesuatu, maka dia tidak mungkin lagi berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Tidak ada pencapaian dan kebaikan dari orang yang pesimis. Dia memiliki segudang alasan, logika, dan faktwa bahwa dia tidak perlu berusaha lagi. Jika tidak berusaha, maka dia tidak akan pernah mendapatkan apa-apa. Dia bahkan tidak mau berdakwah karena tidak akan ada gunanya menurut dia. Jadi, memang bahaya baik untuk dunia dan akhirat. Malas, tidak mau berusaha, hanya menghujat sana sini, bahkan tidak sedikit yang bunuh diri saat harapan sudah tidak ada. jadi, jangan biarkan sikap pesimis tumbuh dalam hati Anda.
Adapun langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa pesimis adalah sebagai berikut :
1. Bangun sikap optimis.
2. Hilangkan sikap ragu dalam diri Tentukan tujuan hidup sebenarnya.
3. Kuatkan iman dalam diri.
4. Percaya pada Allah SWT, bahwa Allah akan selalu menolong kita dalam kondisi apapun.
■ Kesimpulan
Dilihat dari segi bahasa optimisme berasal dari bahasa latin yaitu “Optima” yang berarti terbaik Menjadi optimis, dalam arti khas kata, pada akhirnya berarti satu harapkan untuk mendapatkan hasil terbaik dari situasi tertentu. Inggris Oxford Dictionary mendefinisikan optimisme sebagai memiliki “harapan dan keyakinan tentang masa depan atau hasil yang sukses dari sesuatu; Kecenderungan untuk mengambil pandangan positif atau penuh harapan”.
Menumbuhkan sikap optimisme tidak mudah untuk dilakukan tidak seperti menerima dan menghafal konsep-konsep optimisme. Dalam menumbuhkan sikap ini tentunya memerlukan kiat ataupun langkah yang tidak mudah untuk dilakukan.
Adapun beberapa langkah untuk dapat menumbuhkan sikap optimesme dalam diri seorang individu yaitu:
1. Temukan hal-hal positif dari pengalaman kita di masa lalu.
2. Tata kembali target yang hendak kita capai.
3. Pecah target besar menjadi target-target kecil yang segera dapat dilihat keberhasilannya.
4. Bertawakallah kepada Allah setelah melakukan ikhtiar.
5. Ubah pandangan diri kita terhadap kegagalan.
6. Yakinkan kepada diri kita bahwa Allah SWT akan selalu menolong dan memberi jalan keluar.
Adanya konsep optimisme tersebut, haruslah kita semua berbenah diri untuk lebih bersiakap optimisme dalam berusaha sehingga dapat mencapai harapan dan cita-cita sebagai seorang yang bahagia didunia maupun diakhirat. Kita lihat pada saat ini Indonesia masih berada di bawah negara-negara lain dalam berbagai aspek kehidupan, untuk mengejarnya dan menjadikan Bangsa kita sebagai Khoiru Ummah dimuka bumi ini perlulah adanya sikap optimisme dikalangan masyarakat Indonesia tercinta ini.
■ Saran
1. Tumbuhkan sikap optimis dalam diri, karena dengan bersikap optimis kita akan medapat berbagai macam manfaat yang tentunya akan menjadi bekal tuk mencapi pribadi yang bahagia dunia dan akhirat.
2. Buang sikap pesimis dalam diri, karena akan sangat merugikan serta dapat menghancurkan masa depan kita sendiri.
Sumber : Kompasiana
———-
Ada 8 Perbedaan Antara Orang Optimis dengan Orang Pesimis
1. Orang Optimis: kegagalan adalah satu proses pembelajaran akan hasil yang lebih memuaskan.
Orang Pesimis: kegagalan adalah satu bukti kalau itulah identitas dirinya.
2. Orang Optimis: suka keluar dari zona nyaman untuk menghadapi tantangan baru yang akan membuat satu kemajuan dalam dirinya.
Orang Pesimis: zona nyaman sudah cukup. Tantangan hanya untuk orang yang tak berpikir panjang.
3. Orang Optimis: dapat menginspirasi orang yang berada di sekitarnya.
Orang Pesimis: hanya bisa iri dengan pencapaian orang lain.
4. Orang Optimis: menerima kritik yang dikatakan orang lain.
Orang Pesimis: tidak menerima pandangan orang lain tentang dirinya.
5. Orang Optimis: percaya akan sebuah perubahan.
Orang Pesimis: konstan adalah satu-satunya cara agar dunia tetap bergulir sebagaimana mestinya.
6.Orang Optimis: berani bermimpi dengan perencanaan untuk mewujudkannya.
Orang Pesimis: jangan mimpi, jalani saja realita yang ada hari ini.
7. Orang Optimis: masih banyak hal untuk dipelajari.
Orang Pesimis: hanya belajar hal-hal yang mendukung usaha yang konstan.
8. Orang Optimis: bisa melihat hal baik dalam kejadian paling buruk sekalipun.
Orang Pesimis: sudahlah, hal buruk ya akan selamanya buruk, tidak ada aspek lain.