Al-Qur’an Meninggikan Derajat Satu Kaum dan Merendahkan Derajat Kaum yang Lain.
Barangsiapa beriman kepada Al-Qur’an dan mengamalkannya, niscaya Allah Subhaanahu wata’ala akan mengangkat derajatnya dan memuliakannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang tidak mengamalkan Al-Qur’an, niscaya Allah Subhaanahu wata’ala menghinakannya.
“Dari Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu, Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Subhaanahu wata’ala mengangkat derajat beberapa kaum dengan Al-Qur’an ini dan merendahkann yang lain dengannya pula.” (H.R. Muslim)
Hal itu sesuai dengan kandungan firman Allah Subhaanahu wata’ala dalam Al-Qur’an, yaitu:
“Dengan permisalan itu, banyak orang yang disesatkan Allah dan (dengan permisalan itu pula) banyak orang yang diberi petunjuk oleh-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah: 26)
Firman Allah Subhaanahu wata’ala yang lain:
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidak menambah bagi orang-orang yang zhalim selain kerugian.” (Q.S. Al-Isra’: 82)
Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Akan muncul qari’-qari’ munafik dari kalangan umat ini.” Dalam kitab Al-Ihya disebutkan tentangk keterangan sebagian ulama, ada seseorang yang ketika ia memulai membaca Surat Al-Qur’an, maka malaikat mulai memohonkan rahmat untuknya dan mereka akan terus berdoa untuknya, sampai ia selesai membaca Al-Qur’an. Sebaliknya, ada pula seseorang yang ketika ia memulai membaca Al-Qur’an, namun malaikat mulai melaknatnya sampai ia selesai membaca. Menurut sebagian ulama, terkadang seseorang membaca Al-Qur’an, tetapi tanpa disadari ia telah memohon laknat untuk dirinya sendiri terus-menerus, misalnya ia membaca Al-Qur’an yang berbunyi:
“Ingatlah laknat Allah terhadap orang-orang yang zhalim.” (Q.S. Hud: 18)
Karena ia sendiri berbuat zhalim, laknat Allah Subhaanahu wata’ala pun menimpanya. Atau ayat lain yang berbunyi:
“Maka kami jadikan laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang berdusta.” (Q.S. Ali Imran: 61)
Karena ia sendiri berdusta, ia pun terkena laknat tersebut.
Sayyidina Amir bin Watsilah Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘anhu telah mengangkat Sayyidina Nafi’ bin Abdul Harits Radhiyallahu ‘anhu menjadi gubernur di Makkah Mukarramah. Suatu ketika, Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘anhu bertanya kepadanya, “Siapakah yang engkau angkat sebagai wakilmu di Mekkah?” Ia menjawab, “Ibnu Abza.” Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘anhu bertanya, “Siapakah Ibnu Abza itu?” Jawabnya, “Ia seorang hamba sahaya kami yang telah kami merdekakan.” Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘anhu bertanya lagi, “Mengapa engkau mengangkat seorang hamba sahaya sebagai wakil?” Jawabnya, “Ia adalah hamba sahaya kami yang ‘alim membaca Al-Qur’an, ‘alim dalam faraid, dan ahli dalam memutuskan hukum.” Mendengar hal itu, Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘anhu langsung berkata, “Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Melalui Al-Qur’an pula Allah Subhaanahu wata’ala merendahkan derajat banyak orang (yakni orang yang tidak memperdulikan Al-Qur’an).’”