NABI MUHAMMAD SAW DI ALAM BARZAH

Sabda Rasulullah saw : “aku melewati Musa (as) dimalam aku di Isra kan di Katsibil Ahmar dan Musa berdiri di kuburnya dan ia shalat” (Shahih Muslim Bab Fadhail), bahkan firman Allah swt : “Janganlah kalian menyangka orang yang terbunuh dijalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup dan diberi rizki oleh Allah” (Al Imran-169), Saya perjelas lagi bahwa berdoa di kuburan pun adalah sunnah Rasulullah saw, beliau saw bersalam dan berdoa di Pekuburan Baqi’, dan berkali – kali beliau saw melakukannya, demikian diriwayatkan dalam Shahihain Bukhari dan Muslim, dan beliau saw bersabda : “Dulu aku pernah melarang kalian menziarahi kuburan, maka sekarang ziarahlah”. (Shahih Muslim hadits No.977 dan 1977)

Dan Rasulullah saw memerintahkan kita untuk mengucapkan salam untuk ahli kubur dengan ucapan “Assalaamu alaikum Ahliddiyaar minalmu’minin walmuslimin, wa Innaa Insya Allah Lalaahiquun, As’alullah lana wa lakumul’aafiah..” (Salam sejahtera atas kalian wahai penduduk penduduk dari Mukminin dan Muslimin, Semoga kasih sayang Allah atas yang terdahulu dan yang akan datang, dan Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian, Aku memohon kepada Allah untukku dan kalian Afiah ) (Shahih Muslim hadits No 974, 975, 976). Hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw bersalam pada Ahli Kubur dan mengajak mereka berbincang-bincang dengan ucapan “Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian”.

Rasul saw berbicara kepada yang mati sebagaimana selepas perang Badr, Rasul saw mengunjungi mayat – mayat orang kafir, lalu Rasulullah saw berkata : “wahai Abu Jahal bin
Hisyam, wahai Umayyah bin Khalf, wahai ‘Utbah bin Rabi’, wahai syaibah bin rabi’ah, bukankah kalian telah dapatkan apa yang dijanjikan Allah pada kalian…?!, sungguh aku telah menemukan janji Tuhanku benar..!”, maka berkatalah Umar bin Khattab ra : “wahai rasulullah.., kau berbicara pada bangkai, dan bagaimana mereka mendengar ucapanmu?”, Rasul saw menjawab : “Demi (Allah) Yang diriku dalam genggamannya, engkau tak lebih mendengar dari mereka (engkau dan mereka sama – sama mendengarku), akan tetapi mereka tak mampu menjawab” (Shahih Muslim hadits No.6498).

Makna ayat : “Sungguh Engkau tak akan didengar oleh yang telah mati”. Berkata Imam Qurtubi dalam tafsirnya makna ayat ini bahwa yang dimaksud orang yang telah mati adalah orang kafir yang telah mati hatinya dengan kekufuran, dan Imam Qurtubi menukil hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa Rasul saw berbicara dengan orang mati dari kafir Quraisy yang terbunuh di perang Badr. (Tafsir Qurtubi Juz 13 hal 232).

Berkata Imam Attabari rahimahullah dalam tafsirnya bahwa makna ayat itu : bahwa engkau wahai Muhammad tak akan bisa memberikan kefahaman kepada orang yang telah
dikunci Allah untuk tak memahami (Tafsir Imam Attabari Juz 20 hal 12, Juz 21 hal 55) Berkata Imam Ibn katsir rahimahullah dalam tafsirnya : “walaupun ada perbedaan pendapat tentang makna ucapan Rasul saw pada mayat – mayat orang kafir pada peristiwa Badr, namun yang paling shahih diantara pendapat para ulama adalah riwayat Abdullah bin Umar ra dari riwayat riwayat shahih yang masyhur dengan berbagai riwayat, diantaranya riwayat yang paling masyhur adalah riwayat Ibn Abdilbarr yang menshahihkan riwayat ini dari Ibn Abbas ra dengan riwayat Marfu’ bahwa :

“Tiadalah seseorang berziarah ke makam saudara uslimnya didunia, terkecuali Allah datangkan ruhnya hingga menjawab salamnya”, dan hal ini dikuatkan dengan dalil shahih (riwayat shahihain) bahwa “Rasul saw memerintahkan mengucapkan salam pada ahlilkubur, dan salam hanyalah diucapkan pada yang hidup, dan salam hanya diucapkan pada yang hidup dan berakal dan mendengar, maka kalau bukan karena riwayat ini maka mereka (ahlil kubur) adalah sama dengan batu dan benda mati lainnya. Dan para salaf bersatu dalam satu pendapat tanpa ikhtilaf akan hal ini, dan telah muncul riwayat yang mutawatir (riwayat yang sangat banyak) dari mereka, bahwa Mayyit bergembira dengan kedatangan orang yang hidup ke kuburnya”. Selesai ucapan Imam Ibn Katsir (Tafsir Imam Ibn Katsir Juz 3 hal 439).

Riwayat lainnya Rasul saw bertanya – tanya tentang seorang wanita yang biasa berkhidmat di masjid, berkata para sahabat bahwa ia telah wafat, maka Rasul saw bertanya : “mengapa kalian tak mengabarkan padaku?, tunjukkan padaku kuburnya” seraya datang ke kuburnya dan menyolatkannya, lalu beliau saw bersabda : “Pemakaman ini penuh dengan kegelapan (siksaan), lalu Allah menerangi pekuburan ini dengan shalatku pada mereka” (Shahih Muslim hadits No.956)

Abdullah bin Umar ra bila datang dari perjalanan dan tiba di Madinah maka ia segera masuk masjid dan mendatangi Kubur Nabi saw seraya berucap : Assalamualaika Yaa Rasulallah, Assalamualaika Yaa Ababakar, Assalamualaika Ya Abataah (wahai ayahku)”. Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits No.10051 Berkata Abdullah bin Dinar ra : Kulihat Abdullah bin Umar ra berdiri di kubur Nabi saw dan bersalam pada Nabi saw lalu berdoa, lalu bersalam pada Abubakar dan Umar ra” (Sunan Imam Baihaqiy Alkubra hadits No.10052)

Sabda Rasulullah saw : Barangsiapa yang pergi haji, lalu menziarahi kuburku setelah aku wafat, maka sama saja dengan mengunjungiku saat aku hidup (Sunan Imam Baihaqiy Alkubra hadits No.10054). Dan masih banyak lagi kejelasan, dan memang tak pernah ada yang mengingkari ziarah kubur sejak Zaman Rasul saw hingga kini selama 14 abad (1.400 ratus tahun lebih semua muslimin berziarah kubur, berdoa, bertawassul, bersalam dll tanpa ada yang mengharamkannya apalagi mengatakan musyrik kepada yang berziarah, hanya kini saja muncul dari kejahilan dan kerendahan pemahaman atas syariah, munculnya pengingkaran atas hal – hal mulia ini yang hanya akan menipu orang awam, karena hujjah – hujjah mereka batil dan lemah.

Dan mengenai berdoa di kuburan sungguh hal ini adalah perbuatan sahabat radhiyallahu’anhu sebagaimana riwayat diatas bahwa Ibn Umar ra berdoa dimakam Rasul saw, dan memang seluruh permukaan bumi adalah milik Allah swt, boleh berdoa kepada Allah dimanapun, bahkan di toilet sekalipun boleh berdoa, lalu dimanakah dalilnya yang mengharamkan doa di kuburan?, sungguh yang mengharamkan doa dikuburan adalah orang yang dangkal pemahamannya, karena doa boleh saja diseluruh muka bumi ini tanpa kecuali. Berkata Hujjatul Islam Al Imam Ibn Hajar :

Bahwa para syuhada hidup sebagaimana Nash Alqur’an, dan para Nabi lebih afdhal dari para Syuhada, sebagaimana buktinya adalah hadits yg dikeluarkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairah ra : “Dan bershalawatlah kalian kepadaku, sungguh shalawat kalian disampaikan padaku dimanapun kalian berada”, dan sanadnya shahih, dan berkata Abu Syeikh dalam kitab Attsawab dengan sanad Jayyid dengan lafadh : “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku dikuburku, aku mendengarnya, dan barangsiapa yang bershalawat padaku dimanapun, maka disampaikan padaku”, dan juga riwayat Abu Dawud dan Nasa’i yang dishahihkan oleh Ibn Khuzaimah dari Aus bin Aus dalam keutamaan hari Jumat :

“Maka perbanyaklah shalawat padaku dihari itu karena shalawat kalian ditunjukkan padaku, mereka berkata : Wahai Rasulullah, bagaimana diperlihatkan shalawat padamu jika engkau telah musnah?, maka Rasul saw bersabda : “Allah mengharamkan permukaan Bumi untuk memakan Jasad para Nabi”, selesai ucapan Imam Ibn Hajar. (Fathul Baari bi Syarah Shahihul Bukhari hadits no.3185 Bab Ahaditsul Anbiya).
Dijelaskan oleh Imam Ibn Katsir dalam Tafsirnya :

اًبا َّوَت للا اوُد َج َوَل لو ُس َّرلا ُم ُهَل َرَفْغَت ْسا َو للا او ُرَفْغَت ْساَف كو ُءا َج ْم ُه َسُفْنَأ او ُمَل َظ ْذِإ ْم ُهْنَأ ْوَل َو { :هلوقو

ىلص لوسرلا ىلإ اوتأي نأ نايصعلاو أطخلا مهنم عقو اذإ نيبنذملاو ةاصعلا ىلاعت دشري } امً يحِ رَ

مهيلع للا بات كلذ اولعف اذإ مهنإف ،مهل رفغتسي نأ هولأسيو ،هدنع للا اورفغتسيف ملسو هيلع للا

ا ًمي ِح َر اًبا َّوَت للا اوُد َج َوَل { :لاق اذهلو ،مهل رفغو مهمحرو }

نع ةروهشملا ةياكحلا ”لماشلا“ هباتك يف غابصلا نب رصن وبأ خيشلا :مهنم ةعامج ركذ دقو

اي كيلع ملسلا :لاقف يبارعأ ءاجف ،ملسو هيلع للا ىلص يبنلا ربق دنع اسلاج تنك :لاق ،يبتْعُ لا

ُم ُهَل َرَفْغَت ْسا َو للا او ُرَفْغَت ْساَف كو ُءا َج ْم ُه َسُفْنَأ او ُمَل َظ ْذِإ ْم ُهَّنَأ ْوَل َو { :لوقي للا تعمس ،للا لوسر

اي :لوقي أشنأ مث يبر ىلإ كب اعفشتسم يبنذل ارفغتسم كتئج دقو } ا ًمي ِح َر اًبا َّوَت للا اوُد َج َوَل ُلو ُس َّرلا

ُمكلأاو ُعاقلا ّنهبيط ْنم باطف … ه ُمظعأ )1( عاقلاب تَنفُد نم َريخ

ينتبلغف يبارعلأا فرصنا مث … مُ ركلاو دُ وجلا هيفو فُ افعلا هيف … هنُكاس تنأ رٍ بقل ءُ ادفلا يسفْ نَ

دق للا نأ هرشبف يّ بارعلأا قْ حلا ،ىبتْعُ اي :لاقف مونلا يف ملسو هيلع للا ىلص يبنلا تيأرف ،ينيع

هل رفغ

Dan firman Nya swt : “Dan sungguh ketika mereka telah mendholimi diri mereka sendiri (berbuat dosa) lalu mereka berdatangan padamu (wahai Muhammad saw), lalu mereka beristighfar pada Allah swt, lalu Rasul saw beristighfar untuk mereka, maka mereka akan dapatkan Allah swt menerima tobat mereka dan Maha Berkasih Sayang (QS Annisa 64), bahwa Allah swt mengajarkan para pendosa dan yg berbuat maksiat jika terjadi dosa dan kesalahan pada mereka, agar mengunjungi Rasul saw, dan beristighfar pada Allah swt dihadapan Rasul saw, dan meminta pada Rasul saw agar memohonkan pengampunan bagi mereka, dan sungguh jika mereka berbuat itu maka Allah swt memberikan Taubat pada mereka dan menyayangi mereka, dan mengampuni mereka, untuk hal inilah firman-Nya : “maka mereka akan dapatkan Allah swt menerima tobat mereka dan Maha Berkasih Sayang”.

Dan telah teriwayatkan jamaah diantara mereka Syeikh Abu Nashr bin Asshibagh pada kitabnya Assyaamil, mengenai riwayat yang masyhur dari Imam Al Utby, maka ia berkata : suatu waktu aku sedang duduk dihadapan Kubur Nabi saw, maka datanglah seorang Dusun dan berkata : Assalamualaika Yaa Rasulullah, aku menegtahui firman Allah swt : ..(seraya membaca ayat diatas).., maka kini aku datang padamu, memohon pengampunan dosa, dan memohon bantuan syafaatmu kepada Tuhanku”. Lalu ia berpantun : Wahai Yang sebaik baik dimakamkan pada belahan bumi mulia, maka termuliakanlkah sebab kemuliaannya wilayah sekitar, Diriku adalah penjamin keselamatan Kubur yang engkau menempatinya, karena terpendam padanya Maaf Allah swt dan kedermawanan dan Keluhuran”. Lalu orang dusun itu keluar, maka aku (Imam Al Utby) mengantuk, lalu aku bermimpi Rasul saw dalam tidurku dan berkata : Wahai Utbiy, kejar orang dusun itu, katakan kabar gembira untuknya bahwa ia telah diampuni Allah swt. Selesai ucapan imam Ibn Katsir. (Tafsir Imam Ibn Katsir Juz 2 hal 347/348, Annisa 64).

Demikian pula hikayat ini diriwayatkan oleh Hujjatul Islam Al Imam Nawawi pada kitabnya Al Majmuk juz 8 hal 217, dan pada kitab Al Iidhah hal 498. Bacaan yang dianjurkan saat berziarah ke makam beliau saw tentunya memperbanyak doa, sebagaimana para sahabatpun demikian, dan tentunya bersalam kepada Rasul saw, Khalifah Abubakar Asshiddiq ra dan Khalifah Umar bin Khattab ra yang sama – sama dimakamkan di tempat tersebut secara berdekatan.

Wallahu a’lam