BID’AH BID’AH SEPUTAR AL QUR’AN MENURUT TUKANG BID’AH

Bid’ah-bid’ah Seputar Al Qur’an menurut TUKANG BID’AH

MTQ

Berikut ini kami ketengahkan beberapa bid’ah menurut TUKANG BID’AH yang sering dilakukan sebagian kaum muslimin kaitannya dengan Al Qur’an.

1. Menggunakan lagu-lagu yang menyerupai ahlul kitab seperti lagu orang nashara atau lagu orang fasik. Seperti dangdut, keroncong, rock, dan sebagainya. Terlebih lagi bacaan Al Qur’an yang diiringi dengan musik-musik.

2. Selalu berusaha mengakhiri bacaan Al Qur’an dengan “Shadaqallahul ‘adzim”.

3. Menyebut kata-kata Allah Allah, ya Syaikh, dan sebagainya di kala mendengar seorang qari’ melantunkan bacaan Al Qur’an terutama dalam musabaqah tilawatil Qur’an (MTQ).

4. Mencium mushaf ketika hendak membaca atau mengakhiri bacaan Al Qur’an.

5. Menutup telinga ketika membaca Al Qur’an.

6. Membaca Al Qur’an ketika ada kematian.

7. Membaca Al Qur’an di atas kubur para wali. Dan yang lebih jelek lagi di atas kubur orang kafir.

8. Membunyikan tape atau radio sebelum shalat Jum’at.

9. Membaca Al Qur’an dengan duet (2 orang) atau triet (3 orang) dengan cara bergantian satu dengan lainnya.

10. Selalu membuka pertemuan-pertemuan dengan bacaan Al Qur’an.

11. Membaca Al Qur’an di waktu maulud Nabi, Isra’ Mi’raj, hari ulang tahun dan lainnya.

12. Membaca dengan sangat cepat sehingga hilang sebagian huruf atau harakat atau tidak membedakan antara bacaan panjang dan pendek.

13. Membaca dengan cara bergantian seperti orang yang membaca “alhamdu”, orang kedua membaca “lillahi”, orang ketiga membaca “rabbil ‘alamin” dan seterusnya. Sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Syiah dan Sufiyah.

14. Membaca Al Qur’an dengan pengeras suara sebelum shalat shubuh dengan alasan untuk membangunkan orang tidur. Hal ini jelas mengganggu orang yang sedang shalat malam atau orang sakit.

15. Membaca Al Qur’an sambil menghisap rokok, karena malaikat akan terganggu bau rokok tersebut sebagaimana terganggunya sebagian manusia.

16. Membaca Al Qur’an dengan qira’ah syaadzah (ganjil/aneh) yang menyelisihi qira’ah mutawatirah (yang sudah dikenal).

17. Membaca Al Qur’an di kala sedang menjadi imam dengan dua qira’ah atau lebih yang membuat makmum merasa kebingungan.

18. Mengkhususkan bacaan surat-surat tertentu, seperti hari Jum’at membaca Yasin, malam maulud Nabi dengan surat Al Muzammil, atau Alam Nasyrah dalam shalat isya’ dan shubuh.

19. Membaca surat As Sajdah pada Jum’at pagi pada shalat shubuh dengan membagi menjadi dua rakaat.

20. Membaca Al Qur’an ketika ada kelahiran bayi termasuk adzan dan iqamah.

21. Membaca doa sebelum dan sesudah selesai membaca Al Qur’an. Seperti “Allahummar hamni bil Qur’an wa ja’alhuli imaman wa nuran wa hudan wa rahmatan… dan seterusnya.”

22. Mengirim bacaan Al Fatihah pada orang yang sudah meninggal dunia.

23. Mengakhiri bacaan Al Qur’an dengan sujud.

24. Mengiringi bacaan Al Qur’an ketika mengantar jenazah.

25. Tepuk tangan ketika selesai seorang qari’/qari’ah membaca Al Qur’an. Terlebih lagi di kala MTQ.

26. Menggoyang-goyangkan kepala atau badan ketika sedang membaca Al Qur’an.

27. Meniru bacaan Al Qur’an dengan nada syair-syair.

28. Membaca Al Qur’an yang dilakukan di atas menara masjid.

29. Membaca tambahan doa ketika sedang disebut nama Nabi. Seperti: Shuhufi Ibrahima wa Musa. Dengan menambah ‘alaihima salam.

30. Selalu membaca surat Al Ikhlas pada rakaat kedua malam Jum’at pada waktu shalat maghrib.

31. Selalu berusaha membaca tiga ayat terakhir dari surat Al Jumu’ah pada shalat Jum’at.

32. Membaca Al Qur’an dengan bersama-sama dengan satu suara kecuali dalam proses belajar mengajar.

33. Membaca surat tertentu ketika masuk dalam tempat tertentu, seperti ketika mau masuk Masjidil Haram, Masjidil Aqsha dan lainnya.

34. Selalu membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at sebelum datangnya imam.

35. Mengakhiri bacaan Al Qur’an dengan surat Al Fatihah.

36. Membaca surat Yasin ketika memandikan mayit.

37. Membaca Al Qur’an dengan cara membalik dari belakang. Seperti firman Allah: Qulhuwallahu ahad. Menjadi had a hunloaw hu kul, seperti orang yang mencari kekebalan.

38. Membaca Al Qur’an seorang laki-laki dengan suara perempuan atau sebaliknya.

39. Membaca Al Qur’an di pintu masjid, atau di jalan-jalan dengan tujuan untuk meminta-minta pada orang yang lewat.

40. Selalu membaca surat Al Ikhlas di rakaat kedua pada shalat tarawih sebagaimana orang-orang sufiyah.

41. Mengalungkan mushaf kecil untuk kekebalan atau menolak madharat.

42. Memakan sebagian tulisan Al Qur’an.

43. Meletakkan mushaf di wc sebagaimana yang dilakukan oleh tukang-tukang sihir.

44. Menulis ayat Al Qur’an di dinding masjid, kendaraan bermotor, di sepanjang jalan dan sebagainya.

Ya…harus bagaimana lagi…karena mereka semua sudah menganggap semua itu adalah bid’ah yang harus di tiadakan. Kita harus sabar dan mendo’akan mereka agar mendapat hidayah dari Alloh swt, mereka melakukan itu semua di karenakan mereka pengetahuanya di batasi oleh keyakinan salah mereka sendiri, seharusnya seorang muslim itu banyak belajar dan terus belajar, sehingga tidak menjadi katak di dalam tempurung.