NGAJI HIKAM : LAPANG DAN SEMPITNYA KEADAAN KITA
“Allah melapangkan keadaanmu agar engkau tidak selalu dalam kesempitan, dan Allah menyempitkan keadaanmu agar engkau tidak terlarut dalam kelapangan, serta Dia melepaskanmu dari keduanya agar engkau terbebas dari sesuatu selain-Nya.”
Syekh Fadhlala ra. memberikan ulasannya sbb:
Diri selalu ingin lapang dan senang. Sementara itu pengalaman-pengalaman lapang dan sempit terus berlangsung. Salik yang taat mengalami pengharapan dalam keadaan lapang dan kecemasan dalam keadaan sempit, serta mencari makna hakiki di balik cara-cara ini. Orang yang mengalami ma’rifat (pencerahan batin) melihat Allah SWT sebagai sebab dari semua situasi dan kondisi. Dia-lah Pengumpul dan Pemilik segala sesuatu. Orang-orang yang tercerahkan tidak memperdulikan kondisi lapang atau sempit, karena kondisi ini selalu berubah-ubah, sedangkan batin mereka tidak.
Sedang Ustadz Salim Bahreisy ra. mensyarah sbb:
Allah merubah-ubah kondisi kita dari sedih/sempit dan gembira/lapang, dari sehat ke sakit, dari kaya ke miskin, dari terang ke gelap, supaya kita mengerti bahwa kita tidak bebas dari Hukum Ketentuan-Nya, agar kita selalu berdiri di atas landasan Laa haula wa laa quwwata ill billahi (tiada daya untuk mengelakkan sesuatu, dan tiada kekuatan untuk melaksanakan sesuatu, kecuali dengan pertolongan Allah Ta’ala)
Firman Allah:
“Agar kamu tidak (terlalu) bersedih terhadap apa yang terlepas dari tanganmu, dan tidak (terlalu) gembira atas apa yang diberikan kepadamu..”
Nah Sahabat…
Sekian sejarah keteladanan hidup dari para hamba Allah yang telah ma’rifat memberikan pelajaran kepada kita, bahwa siapa yang meyakini dan mentawakalkan urusannya kepada Allah, niscaya Dia Ta’ala akan menjamin kehidupan kita.