PENGERTIAN ROBITHOH SERTA ALAM MALAKUT DAN JABARUT

180_B.TIF

    Robithoh adalah mengaitkan perjalanan ruhani dengan Mursyid atau Syeikh yang membimbing anda. Robithoh biasanya menjadi tradisi para Sufi ketika awal penempuhan perjalanan menuju kepada Allah, bisa melalui Tawassul ketika berdoa, atau hadiah surat Al-Fatihah kepada mereka. Namun cara ber-Robithoh pun juga ada aturannya sesuai dengan petunjuk Syeikhnya. Dalam robithoh seorang murid hendaknya tidak membayang-bayangkan wajah atau foto sang Syeikh atau sang Mursyid. Orientasinya hanya kepada Wajah Allah saja. Sebagaimana dalam Al-Qur’an disebutkan, “kemana pun engkau menghadap, disanalah Wajah Allah.” Bukan wajah makhluk Allah, atau wajah guru atau Mursyid.

    Dalam Robithoh disebutkan mengenai at-Tashawwur bi-Shurotis Syeikh, yang artinya membayangkan gambar atau sosok guru, dimaksud sesungguhnya bukannya seseorang membayangkan wajah syeikh. Namun, ketika anda suluk dan berdzikir atau bertawajuh, tiba-tiba melintas – tanpa anda kehendaki— wajah guru, itulah yang disebut Tashawur bishuratis Syeikh. Bukan berusaha menghadirkan sosok Mursyid atau Syeikh.

    Alam Malakut adalah tahap atau derajat ruhaniyah yang digambarkan sebagai alam atau wilayah kebajikan hakiki atau sejatinya rasa jiwa. Disanalah dunia Ruh hanya merindukan dan menghendaki Allah semata (tanzih), dan disanalah Alam Malakut itu menjadi taman jiwa yang hakiki, dengan keindahan Asma’ dan sifatNya Allah yang terpantul dalam hamparan Ruh kekasih Allah.

    Sedangkan Alam Jabarut adalah Alam Ilahi yang menjadi hamparan Ma’rifatullah, dimana seluruh elemen satu dalam banyak dan banyak dalam satu, menjelma dalam penyucian tasbih kepada Allah semata. Dunia Rahasia Ilahi, itulah Alam Jabarut. Nah, di atas Alam Jabarut masih ada lagi Alam Lahut, Alam Hahut dan Bahut serta Ahut. (Maha Ghuyubul Ghuyub) . Wallahu A’lam.

    Kita tidak diperintah untuk memasuki alam-alam itu. Dan jangan berambisi untuk memasukinya. Karena yang memasukkan ke alam-alam itu Allah jua. Bukan kehendak kita.