PERBEDAAN DERAJAT BAGI ORANG YANG BERPUASA

                 Pada bulan romadlon nanti kita semua yang sudah memenuhi syarat akan di wajibkan untuk berpuasa selama 1 bulan penuh. Hal ini di dasarkan atas perintah Alloh swt di dalam al Qur’an. Banyak hal yang tentu akan kita alami dalam ppelaksanaan ibadah yang penuh berkah ini.

Terutama adalah nafsu di dalam jiwa kita yang paling berat perawatanya, sehingga karena nafsu ini, akan bisa di ketahui oleh diri masing masing kualitas puasa yang di jalaninya. Memang ibadah ini yang mengetahui secara langsung baik dan tidaknya adalah hanya Alloh saja dan tentu diri kita sendiri.

Dalam ranah syari’at islam yang menjadi ukuran baik dan buruknya ibadah puasa adalah hak kita yang menjalaniya. Tetapi kita bisa untuk menilai tentang kualitas ibadah dengan mengontrol keadaan kita sendiri, berbeda dengan para ulama yang membagi ke dalam 3 tingkatan dalam ibadah ini.

Bahwa Puasa itu ada tiga tingkatan

1. Puasanya Orang Awam

2. Puasanya Orang Khos

3. Puasanya Orang Khosnya Orang Khos

Adapun puasanya orang awam adalah menahan perut dan farj dari melakukan keinginan syahwat.

Adapun puasanya orang khos ialah puasanya orang-orang sholih, yaitu menahan anggota tubuh dari perbuatan dosa yang hanya sempurna dengan cara melakukan lima perkara:
PASA
Pertama, memejamkan mata dari setiap hal yang hina secara syari’at.

Kedua, menjaga lisan dari ghibah, berbohong, adu-domba, dan sumpah dusta.

Ketiga, menahan telinga dari mendengarkan hal yang dibenci syari’at.

Keempat, menahan seluruh anggota tubuh dari hal-hal yang dibenci syari’at, dan menahan perut dari hal-hal yang masih samar ketika berbuka, karena tidak ada artinya puasa dari makanan yang halal kemudian berbuka dengan makanan yang haram. Hal itu sama dengan orang yang membangun sebuah istana namun menghancurkan kota

Kelima, hendaknya tidak memperbanyak makan ketika berbuka sekira perutnya menjadi sesak karenanya

Adapun puasanya orang khosnya orang khos adalah puasanya hati dari kemauan-kemauan yang rendah dan fikiran-fikiran duniawi serta menahan hati dari selain Allah secara keseluruhan,

lantas apabila seorang yang puasa (dalam fase ini) berfikir tentang hal selain Allah maka batallah puasanya. Puasa ini tingkatanya para Nabi dan al-Shiddiqin,

karena orientasi tingkatan ini adalah menghadap Allah secara keseluruhan dan memalingkan diri dari selain-Nya.

درة الناصحين في الوعظ والإرشاد ص 12 :

يقال الصوم ثلاث درجات؛ صوم العوام وصوم الخواص وصوم خواص الخواص. أما صوم العوام فكف البطن والفرج عن قضاء الشهوة. أما صوم الخواص فهو صوم الصالحين، وهو كف الجوارح عن الآثام فلا يتم ذلك إلا بمداومة خمسة أشياء ؛ الأول غض البصر عن كل ما يذم شرعا. والثاني حفظ اللسان عن الغيبة والكذب والنميمة واليمين الغموس ـــ والثالث كف الأذن عن إستماع كل مكروه. والرابع كف جميع الأعضاء عن المكاره وكف البطن عن الشبهات في وقت الإفطار، إذ لا معنى للصوم عن الطعام الحلال ثم الإفطار على الحرام، فمثله كمن بنى قصرا وهدم مصرا ـــ والخامس أن لا يستكثر من الحلال وقت الإفطار بحيث يملاء بطنه ـــ وأما صوم خواص الخواص فصوم القلب عن الهمم الدنية والأفكار الدنيوية وكفه عما سوى الله بالكلية، فإذا تفكر هذا الصائم فيما سوى الله يحصل الفطر من صومه وهو رتبة الأنبياء والصديقين، فإن تحقيق هذا المقام الإقبال إلى الله تعالى بالكلية والإنصراف عن غيره. إهــ