SHOLAT SYUKUR DAN SUJUD SYUKUR ATAS KARUNIA ALLOH SWT.

 sujud syukur          Sebagai seorang muslim kita sangat dianjurkan agar selalu memanjatkan rasa syukur kepada Alloh swt. Terutama ketika kita memperoleh nikmat dari-Nya atau diselamatkan dari suatu musibah. Adapun cara menyampaikan rasa syukur kepada-Nya, Rosululloh saw dan Ahlul baitnya (ra) telah mencontohkan kepada kita, antara lain melalui sholat, sujud dan doa.

Tentang mensyukuri nikmat Alloh swt menegaskan di dalam firman-Nya:

“Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahnya. Tetapi, jika kamu mengingkarinya sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7).

Sholat Syukur
Sholat syukur dilakukan dua roka’at, dengan niat menyampaikan rasa syukur kepada Alloh swt. Caranya:
· Rokaat pertama: membaca surat al Fatihah dan surat Al-Ikhlash.
· Rokaat kedua: membaca surat al Fatihah dan surat Al-Kafirun.
· Dalam ruku’ dan sujud pada rokaat pertama, sesudah membaca tasbih, adalah membaca:

اَلْحَمْدُ للهِ شُكْرًا شُكْرًا وَحَمْدًا حَمْدًا
Alhamdulilâhi syukron syukron, wa hamdan hamdan

Segala puji bagi Allah, terima kasih, terima kasih, dan segala pujian kusampaikan kepada-Nya.

· Dalam ruku’ dan sujud pada rokaat kedua, sesudah membaca tasbih, membaca:

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي اسْـتَجَابَ دُعَآئِي وَاَعْطَانِي مَسْأَلَتِي
Alhamdulillâhil ladzistajâba du’âî wa a’thonî mas’alatî.

Segala puji bagi Alloh yang telah mengijabah do’aku dan memberi permohonanku.


Sujud Syukur

Sujud syukur sangat dianjurkan dilakukan setiap sesudah wirid sholat sholat wajib. Dan setiap kita mendapat nikmat dari Alloh swt atau terhindar dari suatu musibah.

Bacaan dalam sujud syukur adalah :

سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ رَبِّي حَقَّا حَقَّا، سَجَدْتُ لَكَ يَارَبِّ تَعَبُّدًا وَرِقًّا. اَللَّهُمَّ اِنَّ عَمَلِي ضَعِيْفٌ فَضَاعِفْ لِي.

اَللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تُبْعَثُ عِبَادُكَ وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
Subhânakallohumma Anta Robbî haqqon haqqo, sajadtu laka yâ Rabbî ta-’abbudan wa riqqo. Allâhumma inna ‘amalî dho’îfun fadho’i lî. Allohumma qinî ‘adzâbaka yawma tub’atsu ‘ibâduka wa tub ‘alayya innaka Antat tawwâbur Rohîm.

Maha Suci Engkau. Ya Allah, Engkaulah Tuhaku yang sebenarnya, aku sujud kepada-Mu ya Rabbi sebagai pengabdian dan penghambaan. Ya Allah, sungguh amalku lemah, maka lipat gandakan pahalanya bagiku. Ya Allah, selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari hamba-hamba-Mu dibangkitkan, terimalah taubatku, sesunguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang.

Atau membaca Syukron Syukron (100 kali) :


شُكْرًا شُكْرًا

Syukron syukron

Terima kasih, terima kasih ya Allah

Do’a Syukur

Doa syukur yang dicontohkan di dalam Al-Qur’an :

رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَ عَلَى وَالِدَيَّ وَ أَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَ أَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ.
Robbî awzi’nî an asykuro ni’matakal latî an’amta ‘alayya wa ‘alâ wâlidayya, wa an a’mala shâlihan tardhâhu, wa adkhilnî birahmatika fî ‘ibâdikash shâlihîn.

“Duhai Tuhanku, karuniakan padaku ilham agar aku selalu mensyukuri nikmat-Mu yang Kau anugerahkan padaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku selalu beramal sholeh yang Kau ridhoi. Dengan rohmat-Mu masuk ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang sholeh.” ( An-Naml/27: 19).

Secara lebih khusus do’a berikut ini oleh orang-orang yang telah mencapai usia 40 tahun :
Alloh swt berfirman :

“…sehingga ketika ia telah dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun, ia berdoa :

رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَ عَلَى وَالِدَيَّ وَ أَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَ أَصلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِى إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَ إِنِى مِنَ الْمُسْلِمِينَ.

Robbî awzi’nî an asykura ni’matakal latî ‘alayya wa ‘alâ wâlidayya, wa an a’mala sholihan tardhohu, wa ashlihlî fî dzurriyyatî, innî tubtu ilayka wa innî minal muslimîn.

“Duhai Tuhanku, karuniakan padaku ilham agar aku selalu mensyukuri nikmat-Mu yang Kau anugrahkan padaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku selalu beramal shaleh yang Kau ridhai. Karuniakan padaku kebaikan dalam keturunanku, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Al-Ahqaf/46: 15).

Referensi :

Mafatihul Jinan