SUDAHKAH JIWA KITA MERDEKA DARI PENJAJAHAN NAFSU

Manusia di ciptakan oleh swt terdiri dari dua unsur, yaitu Jasadiyyah dan Ruhaniyyah. Bagi kita bangsa Indonesia, secara jasadiyyah sudah merdeka 72 tahun yang lalu.

        Yang menjadi pertanyaan adalah, sudahkah jiwa kita juga merdeka?

         Kalau dulu bangsa Indonesia di jajah oleh dua penjajah yaitu jepang dan belanda, kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklamirkan kemerdekaan yang menjadi tanda berakhirnya penjajahan tersebut atau merdeka. Adapun manusia juga di jajah oleh dua penjajah, yaitu Syaitan dan Nafsu. Tetapi ketahuilah bahwa penjajahan syaitan itu lemah, sebagaimana Alloh swt berfirman :

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

         “Sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah”.(QS. An Nisa 76).

         Beberapa langkah untuk melumpuhkan penjajahan syaitan, antara lain :

  1. Selalu berdzikir mengingat Alloh swt, sebagaimana banyak di terangkan oleh Alloh dalam Al Qur’an dan oleh Nabi Muhammad saw dalam hadits haditsnya.
  2. Keikhlasan dalam berbagai aspek, sebagaimana di nyatakan oleh syaitan sendiri yang di terangkan oleh Alloh dalam Surat Al Hijr ayat 40 :

إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

         “Kecuali(yang tidak bisa di goda) hamba hambaMu yang mereka itu yang berbuat ikhlas”.

           Sedangkan penjajahan Nafsu, lebih berat daripada penjajahan syaitan, hal ini sebagaimana di terangkan oleh Nabi Muhammad saw :

أَعْدَى عَدُوِّكَ نَفْسُكَ الَّتِى بَيْنَ جَنْبَيْكَ

“Musuhmu yang berat adalah nafsumu yang ada di badanmu”.(HR. Turmudzi).

Dan dalam mengomentari hadits ini, Ulama mengatakan :

ألنَّفْسُ أَخْبَثُ مِنْ سَبْعِيْنَ الشَّيْطَانِ

“Nafsu itu lebih jahat dari 70 syaitan“.

Kemudian, untuk melumpuhkan penjajahan nafsu, maka kita harus mengtahui nafsu itu sendiri, Imam As Showi sebagai pakar ahli tafsir Al Qur’an menjelaskan :

           Bahwa setiap manusia mempunyai satu nafsu, dan nafsu yang ada dalam diri manusia itu mempunyai tiga sifat :

  1. Nafsu amaroh bis su’.

           Yaitu nafsu yang selalu mengajak kepada perbuatan yang tidak baik. Alloh swt berfirman :

إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ

         “Sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak kepada kejelekan “(QS. Yusuf 53).

         Dalam menghadapi nafsu ini, kita harus berjuang memeranginya, yaitu dengan selalu melawannya. Karena dengan memeranginya maka nafsu amaroh bis su’ ini berubah sifat menjadi :

  1. Nafsul lawwamah

         Yaitu nafsu yang selalu mengkritik kita apabila kita tidak berbuat baik. Alloh swt berfirman dalam surat al Qiyamah ayat 2 :

وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ الَّوَّامَةِ

         “Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri”.

         Menghadapi nafsu seperti ini, kita harus memperjuangkan kritikanya untuk kita ikuti, dan jika kritikan nafsul lawwamah ini kita ikuti, maka nafsu ini akan berubah sifat menjadi :

  1. Nafsul Muthmainnah

         Yaitu nafsu yang tenang. Alloh swt berfirman di dalam surat al Fajr ayat 27 sampai 30 :

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي

         “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi di ridloinya, msuklah ke dalam golongan hamba hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu”.

Selamat belajar dan semoga bisa meraih kemerdekaan di dalam jiwa kita. Amin….