WANITA CANTIK YANG TUMBUH DI LINGKUNGAN YANG BURUK

“Wanita Cantik yang Tumbuh dalam Tempat yang Buruk”.

عن  أبي سعيد الخدري ، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « إياكم وخضراء  الدمن » ، فقيل : يا رسول الله ، وما خضراء الدمن ؟ قال : « المرأة الحسناء  في المنبت السوء »

حديث إياكم وخضراء الدمن فقيل وما خضراء الدمن قال المرأة الحسناء في  المنبت السوء رواه الدارقطني في الأفراد والرامهرمزي في الأمثال من حديث  أبي سعيد الخدري قال الدارقطني تفرد به الواقدي وهو ضعيف

Dari Abu Sa’id  al Khudry radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, “Jauhi oleh kalian khadhraa`ad diman.” Mereka berkata, “Apakah  khadhraa`ad diman wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Wanita cantik  yang tumbuh dalam lingkungan buruk.”

 

Takhrij Dan Maksud Hadits

Al-‘Ajluni dalam Kasyful Khafaa`, hal. 855 berkata, hadis iyyakum wa  khadhraa`ad dman diriwayatkan oleh Ad Daaraquthny dalam “al Afraad”, Ar  Raamahurmuzy dan Al ‘Askary dalam “Al-Amtsaal”, Ibnu ‘Adiy dalam “Al  Kaamil”, Al Qudhaa’iy dalam “Musnad Asy Syihaab”, Al Khaathib dalam  “Iidhaah al Malbas”, Ad Dailamy, dari jalur al Waaqidy dari Abu Sa’iid  al Khudry secara marfu’.

Ibnu ‘Adiy berkata, “Al  Waaqidy menyendiri dengannya, Abu Ubaid menyebutkannya dalam “al  Ghariib” dan Ad Daaraquthny berkata, “Tidak sah dari satu wajh (jalur)  pun.”

Ibnul Mulaqqin berkata dalam “al Badru al  Muniir”, “Diriwayatkan oleh al Waaqidy dari riwayat Abu Sa’iid al  Khudry, dan ia termasuk yang diriwayatkannya secara menyendiri. Telah  diketahui kedhaifannya. Al Albany mengatakan tentang hadis ini dalam “al  Silsilah al Dha’iifah”, “Dhaif jiddan” lemah sekali. Jadi Kesimpulannya, Hadis tersebut dhaif. Wallahu a’lam.

 

Syarah Hadits

Maksud dari wanita cantik berada dalam tempat buruk adalah wanita cantik yang hidup dalam lingkungan keluarga yang buruk.

Al-Bairuuty berkata dalam “Asnaa al Mathaalib”, Maknanya adalah,  “Hati-hatilah dengan wanita cantik yang tempat tumbuhnya buruk, seperti  pohon khadharaa yang akarnya dipenuhi dengan kotoran.”

Ad-Dimyathy berkata dalam “I’aanatu Ath Thaalibin”, hadis ini menyerupakan  wanita yang berasal dari keluarga yang buruk seperti sebuah tanaman  yang tinggi, yang tumbuh di tempat kotoran hewan.”

Syaikh  Mushtofa al Adawy mengkritisi hadis ini juga dari sisi maknanya, bahwa  wanita yang berasal dari keluarga yang buruk tidak mesti ia pun buruk.  Karena juga ternyata banyak wanita yang baik walau pun keluarganya  buruk.

Intinya, tidak ada larangan menikah dengan  wanita yang berasal dari keluarga yang buruk karena hadis ini lemah, dan  yang menjadi standar pemilihan wanita tetap agama si wanita tersebut,  bukan keluarganya. Wallahu a’lam.