HUKUM MAJELIS DZIKIR DAN DZIKIR BERSAMA

HUKUM MAJELIS DZIKIR DAN DZIKIR BERSAMA

MAJELIS DZIKIR DAN DZIKIR

Allah berfirman :
”Dan sabarkanlah dirimu untuk tetap bersama orang – orang yang berdzikir dan berdoa kepada Tuhan mereka di pagi hari dan sore hari, semata – mata hanya menginginkan Ridho Allah dan jangan kau palingkan wajahmu dari mereka karena menghendaki keduniawian dan jangan taati orang – orang yang kami buat mereka lupa dari mengingat kami…” (QS. Al Kahfi : 28)
Berkata ImamAttabari : “Tenangkan dirimu wahai Muhammad bersama sahabat – sahabatmu yang duduk berdzikir dan berdoa kepada Allah di pagi hari dan sore hari, mereka dengan bertasbih, tahmid, tahlil, doa – doa dan amal amal shalih dengan shalat wajib dan lainnya, yang mereka itu hanya menginginkan ridho Allah swt bukan menginginkan keduniawian” (Tafsir Imam Attabari Juz 15 hal 234)

Tentunya ucapan diatas menyangkal pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud ayat itu adalah orang yang shalat, karena mustahil pula Allah mengatakan pada Nabi saw untuk sabar duduk dengan orang yang shalat berjamaah, karena shalat adalah fardhu, namun perintah “duduk bersabar” disini tentunya adalah dalam hal – hal yang mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang.

Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun sedang Nabi saw sedang di salah satu rumahnya, maka beliau saw keluar dan menemukan sebuah kelompok yang sedang berdzikir kepada Allah swt dari kaum dhuafa, maka beliau saw duduk bersama berkata seraya berkata : “Alhamdulillah, yang telah menjadikan pada ummatku yang aku diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama mereka”, Riwayat Imam Tabrani dan periwayatnya Shahih (Majmu’ Zawaid Juz 7 hal 21)

Sabda Rasulullah saw : “akan tahu nanti dihari kiamat siapakah ahlulkaram (orang orang mulia)”, maka para sahabat bertanya : siapakah mereka wahai Rasulullah?, Rasul saw menjawab : ”majelis – majelis dzikir di masjid – masjid” (Shahih Ibn Hibban hadits No.816)

Sabda Rasulullah saw : “sungguh Allah memiliki malaikat yang beredar di muka bumi mengikuti dan menghadiri majelis – majelis dzikir, bila mereka menemukannya maka mereka berkumpul dan berdesakan hingga memenuhi antara hadirin hingga langit dunia, bila majelis selesai maka para malaikat itu berpencar dan kembali ke langit, dan Allah bertanya pada mereka dan Allah Maha Tahu : “darimana kalian?”

Mereka menjawab : kami datang dari hamba – hambaMu, mereka berdoa padamu, bertasbih pada-Mu, bertahlil pada-Mu, bertahmid pada-Mu, bertakbir pada-Mu, dan meminta kepada-Mu,

Maka Allah bertanya : “Apa yang mereka minta?”,
Malaikat berkata : mereka meminta sorga,
Allah berkata : apakah mereka telah melihat sorga-Ku?,
Malaikat menjawab : tidak,
Allah berkata : “Bagaimana bila mereka melihatnya”.
Malaikat berkata : mereka meminta perlindungan-Mu,
Allah berkata : “mereka meminta perlindungan dari apa?”,
Malaikat berkata : “dari api neraka”,
Allah berkata : “apakah mereka telah melihat neraka-Ku?”,
Malaikat menjawab: tidak,
Allah berkata : Bagaimana kalau mereka melihat neraka-Ku.
Malaikat berkata : mereka beristighfar pada-Mu,
Allah berkata : “sudah Ku- ampuni mereka, sudah Ku-beri permintaan mereka, dan sudah Ku-lindungi mereka dari apa – apa yang mereka minta perlindungan darinya,
Malaikat berkata : “wahai Allah, diantara mereka ada si fulan hamba pendosa, ia hanya lewat lalu ikut duduk bersama mereka,
Allah berkata : baginya pengampunan-Ku, dan mereka (ahlul dzikir) adalah kaum yang tidak dihinakan siapa – siapa yang duduk bersama mereka” (Shahih Muslim hadits No.2689),

Perhatikan ucapan Allah yang diakhir hadits qudsiy diatas : dan mereka (orang – orang yang berdzikir berjamaah) adalah “kaum yang tidak dihinakan siapa – siapa yang  duduk bersama mereka”, lalu hadits semakna pada Shahih Bukhari hadits No.6045. Sabda Rasul saw : ”barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku maka ia bukan dari golonganku” (Shahih Muslim hadits No.1401, Shahih Bukhari hadits No.4776). Walillahittaufiq

Leave your comment here: