KEISTIMEWAAN HARI JUM’AT (Edisi 27 Dese
Meninggal pada hari dan malam jum’at
Imam Abu Ya’la meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik Ra. Bahwa Rosululloh Saw. Bersabda :
مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ وُقِيَ عَذَابَ الْقَبْرِ
“Barang siapa meninggal dunia pada hari jum’at, maka akan terlindungi dari siksa kubur”.
Imam Al Baihaqi meriwayatkan sebuah hadits dari Ikrimah bin Kholid al Makhzumi Ra. Bahwa Rosululloh Saw. Bersabda :
مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ خَتَمَ اللهُ لَهُ بِخَاتَمِ الْإِيْمَانِ وَوُقِيَ عَذَابَ الْقَبْرِ
“Barang siapa meninggal dunia pada hari atau malam jum’at, maka dia akan memperoleh tanda sebagai seorang yang beriman dan di lindungi dari siksa kubur”.
Lindungan dari fitnah kubur
Imam at Tirmidzi, al Baihaqi, Ibnu Abid Dunya dan lain lain meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Umar bahwa Rosululloh Saw. Bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَوْ يَوْمَ الْجُمْعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
“Tidaklah seorang mu’min meninggal dunia pada hari atau malam jum’at, kecuali dia akan terlindungi dari fitnah kubur”.
Penghentian siksaan kepada para penghuni alam barzah
Imam syafi’i Ra. Dalam Roudlir Riyahin mengatakan :
بَلَغَنَا أَنَّ الْمَوْتَى لَمْ يُعَذَّبُوْا لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ تَشْرِيْفًا لِهَذَا الْوَقْتِ قَالَ وَيَحْتَمِلُ ذَالِكَ بِعُصَاةِ الْمُسْلِمِيْنَ دُوْنَ الْكَافِرِ
“Kami mendengar bahwa dalam setiap hari jum’at siksaan terhadap orang orang yang sudah mati di hentikan karena untuk memuliakan kepada hari itu”. Lalu beliau berkata :”Hal itu hanya untuk kaum muslimin yang bermaksiat, bukan orang orang kafir”.
Berkumpulnya para arwah
Ibnu Abid Dunya dan al Baihaqi dalam syu’abul iman meriwayatkan sebuah cerita dari seorang pria dari keluarga ‘Ashim al Jahdari, dia berkata :
“Bahwa pada suatu saat dia bermimpi bertemu dengan ‘Ashim al Jahdari dan dia berkata kepadanya : “Aku sekarang berada dalam sebuah taman dari taman taman surga, setiap malam jum’at dan pagi hari jum’at aku bersama beberapa kawan kawanku pergi ke tempat Abi bakar bin Abdillah al Maroni, di sana kami memperoleh berita tentang kalian”, lalu aku berkata kepadanya,”Apakah kamu mengetaui ziarah kami?”, maka dia menjawab, “Ya, kami mengetahuinya pada malam jum’at dan hari jum’at selama sehari penuh hingga hari sabtu ketika terbit matahari”. Aku berkata :”Mengapa hanya pada hari jum’at saja, bukan pada hari hari lainya?”. Maka dia menjawab, “Ya, karena kemuliaan dan keagungan hari jum’at”.