KEISTIMEWAAN HARI JUM’AT (Edisi 03 Januari 2014)
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abi Hurairoh Ra. Bahwa Rosululloh Saw. Bersabda :
رَوَى مُسْلِمٌ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْه وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمْعَةِ فِيْهِ خُلِقَ ادمُ وَفِيْهِ أُدْخَلَ الْجَنَّةَ وَفِيْهِ أُخْرَجَ مِنْهَا وَلَا تَقُوْمُ السَّاعَةَ إِلَّا فِيء يَوْمِ الْجُمْعَةِ
“Sebaik baiknya hari adalah hari jum’at, pada hari itu Nabi Adam As. Di ciptakan dan di masukan ke dalam surga serta pada hari itu pula dia di keluarkan dari surga dan tidak akan terjadi kiamat kecuali pada hari jum’at”.bahwa :
Imam Abu Dawud juga meriwayatkan haits yang sama dengan hadits di atas, dan dia menambahkan dalam haditsnya sebagaimana berikut :
وَلِأَبِيْ دَاوُدَ نَحْوَهُ وَزَادَ فِيْهِ تِيْبَ عَلَيْهِ وَفِيْهِ مَاتَ وَمَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا وَهِيَ مُصِيْخَةٌ يَوْمَ الْجُمْعَةِ مِنْ حِيْنَ تُصْبِحُ حَتَّى تَتْلُعَ الشَّمْسَ شَفَقًا مِنَ السَّاعَةِ َلِأَبِيْ دَاوُدَ نَحْوَهُ وَزَادَ فِيْهِ تِيْبَ عَلَيْهِ وَفِيْهِ مَاتَ وَمَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا وَهِيَ مُصِيْخَةٌ يَوْمَ الْجُمْعَةِ مِنْ حِيْنَ تُصْبِحُ حَتَّى تَتْلُعَ الشَّمْسَ شَفَقًا مِنَ السَّاعَةِ إِلَّا الجِنُّ وَالْإِنْسُ
“Pada hari jum’at pula Nabi Adam As bertaubat dan meninggal dunia, tidak ada binatang yang melata di atas bumi ini kecuali pada setiap hari jum’at sejak pagi hingga terbit matahari pada hari berikutnya ia terus bersuara, karena mereka merasa takut akan terjadinya hari kiamat. Hanya jin dan manusia yang lalai denganya”.
Imam Ibnu Majah dan Al Baihaqi meriwayatkan hadits dari Abi lababah bin Abdulloh al Mundzir, Dia berkata bahwa Rosululloh Saw. Bersabda :
أَخْرضجَ ابْنُ مَاجَةَ وَالْبَيْهَقِي فِي الشُّعَبِ عَنْ أَبِى لَبَابَةَ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْمُنْذِرِ قَالَ قَالَ رَسُول اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ يَوْمَ الْجُمْعَةِ سَيِّدُ الْأَيَّام وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللهِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ الْأَضْحَى وَيَوْمَ الفِطْرِ فِيْهِ خَمْسُ خِلَالٍ خَلَقَ اللهُ فِيْهِ ادمُ وَأَهْبَطَ اللهُ فِيْهِ ادمَ إلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تَوَفَّى اللهُ ادمَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لضا يَسْأَلُ اللهَ الْعَبْدُ فِيْهَا شَيْأ أَعْطَاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ حَرَامًا وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ مَا مِنْ مَلِكٍ مُقَرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيَاحٍ وَلَا جِبَالٍ وَلَا بَحْرٍ إِلَّا وَهُنَّ يُشْفِقْنَ مِنْ يَوْمِ الْجُمْعَةِ
“Sesungguhnya hari jum’at adalah hari yang termulia dan teragung di sisi Alloh, ia lebih agung dari pada hari raya ‘Idul Adha dan ‘Idul Fitri. Di dalamnya ada lima hal yang sangat agung, Yaitu di ciptakanya Adam As, di turunkanya ke bumi dan meninggal dunia. Di dalamnya pula di dapatkan sebuah waktu di mana tidak ada seorang hamba yang meminta kepadaNYA kecuali Alloh Swt. Akan mengabulkanya, selama dia tidak meminta sesuatu yang di larang. Dan di dalamnya pula terjadi kiamat. Tidak ada malaikat, langit, bumi, angin gunung dan lautan kecuali mereka khawatir terhadap hari jum’at”.